Klaim Produk Mampu Tangkal Corona, Perusahaan Pakaian Olahraga Didenda Rp 53 Miliar

Perusahaan mengklaim jika mereka telah disesatkan pemasoknya sendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Pengadilan
Ilustrasi Pengadilan. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu perusahaan pakaian olahraga di Australia Lorna Jane dikenakan denda sebesar 5 juta Dolar Australia atau setara dengan Rp 53,4 miliar setelah mengklaim jika produknya mampu mencegah dan menghentikan penyebaran Corona Covid-19.

Sebelumnya, Lorna Jane diketahui telah mempromosikan bahwa produk pakaiannya tersebut menggunakan teknologi inovatif yang disebut LJ Shield.

Fungsinya untuk mencegah transfer semua parasit. Kemudian seorang hakim merespon atas klaim tersebut dan mengatakan bahwa perusahaan Lorna Jane itu eksploitatif, menyesatkan, dan berpotensi bahaya.

Pada akhirnya, Lorna Jane pun mengaku dan menerima putusan pengadilan tersebut. Perusahaan menyatakan bahwa mereka telah disesatkan pemasoknya sendiri.

“Supplier yang tepercaya menjual produk yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan,” ujar Bill Clarkson selaku kepala eksekutif Lorna Jane, seperti dikutip dari BBC, Selasa (27/7/2021).

“Mereka membuat kami percaya bahwa teknologi di balik LJ Shield sedang dijual di tempat lain, seperti di Australia, AS, China, dan Taiwan itu adalah anti bakteri dan anti virus. Oleh karena itu, kami yakin akan memberikan manfaat kepada pelanggan kami,” lanjutnya.

Tuntutan tersebut dilaporkan oleh Competition & Consumer Commission Australia (ACCC) setelah Lorna Jane mulai memasarkan pakaian tersebut pada Juli lalu.

Dalam putusan yang diterbitkan pada Jumat, seorang hakim pengadilan mengatakan bahwa Lorna Jane telah menyatakan kepada konsumen bahwa mereka memiliki dasar ilmiah atau teknologi yang masuk akal. Padahal sebenarnya tidak seperti itu.

Kemudian pengadilan pun memberikan denda kepada perusahaan atas dasar pernyataan palsu dan menyesatkan konsumen serta ikut terlibat dalam perilaku yang dapat menyesatkan publik.

Rods Sims, ketua ACCC mengatakan, “Ini adalah perilaku yang mengerikan karena telah membuat klaim serius mengenai kesehatan masyarakat yang tidak ada dasarnya.”

“Seluruh kampanye pemasaran didasarkan pada keinginan konsumen untuk perlindungan yang lebih besar terhadap pandemi global,” tambahnya.

 

 

Saksikan Video Ini

Pernyataan Palsu

ilustrasi foto gedung perusahaan.
ilustrasi foto gedung perusahaan. (iStockphoto)

Sebelum kasus ini diketahui, perusahaan juga mengakui bahwa pendirinya, Lorna Jane Clarkson pun menyetujui untuk promosi pakaian LJ Shield itu.

Bahkan secara pribadi telah membuat beberapa pernyataan palsu dalam siaran pers dan video instagram.

Kemudian hakim pengadilan juga telah mempertimbangkan bahwa kasus ini berasal dari tingkat manajerial yang tinggi di dalam perusahaan dan Clarkson adalah dalang di balik semua ini.

Sekilas mengenai Clarkson, dia lahir di Lancashire tetapi beremigrasi ke Australia bersama keluarganya ketika masih kecil. Kemudian memulai bisnisnya sejak 30 tahun lalu.

Perusahaan retail pakaian yang didirikan Clarkson ini sudah memiliki toko yang tersebar di Australia, Selandia Baru, AS, dan Singapura.

Toko-toko yang tersebar di negara tersebut telah diperintahkan oleh hakim pengadilan untuk menerbitkan pemberitahuan mengenai perbaikan.

Selain itu, juga tidak diperbolehkan untuk membuat klaim anti virus apa pun yang terkait dengan pakaian selama tiga tahun, kecuali memiliki dasar untuk melakukannya.

Padahal pekan lalu, perusahaan itu juga telah didenda 40.000 dolar Australia atau sekitar Rp427 juta oleh regulator obat-obatan Therapeutic Goods Administration atas klaim yang sama.

 Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya