Komisi VI DPR Dukung PGE Jadi Induk BUMN Panas Bumi

Kunci keberhasilan pengembangan panas bumi adalah kemampuan eksplorasi di hulu karena panas bumi memiliki karakter yang sama dengan minyak dan gas alam.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 19:38 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 19:38 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) selama pandemi Covid-19 berhasil mencatat produksi setara listrik sebesar 4.618 GWh.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) selama pandemi Covid-19 berhasil mencatat produksi setara listrik sebesar 4.618 GWh.

Liputan6.com, Jakarta Komisi VI DPR RI mendukung PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk menjadi perusahaan induk BUMN yang bergerak dalam bidang energi panas bumi.

Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengatakan kunci keberhasilan pengembangan panas bumi adalah kemampuan eksplorasi di hulu karena panas bumi memiliki karakter yang sama dengan minyak dan gas alam.

"Kapabilitas dan karakteristiknya sama seperti yang dilakukan Pertamina sebagai perusahaan induk PGE. Makanya, PGE sangat layak menjadi induk holding BUMN Geothermal, kami sangat mendukung,” kata Faisol Riza seperti melansir Antara di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Dalam analisa Faisol, PGE memiliki catatan kinerja positif dan berpengalaman dalam mengelola panas bumi selama hampir 50 tahun.

Menurut dia, PGE mampu memimpin konsolidasi aset dari BUMN lain yang juga menggarap energi terbarukan, yaitu PT PLN Gas and Geothermal dan PT Indonesia Power.

"PGE sudah berpengalaman hampir 50 tahun dalam pengelolaan panas bumi. Apalagi, saat ini total kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE adalah 1.877 megawatt atau sekitar 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia,” ujar Faisol.

 

Saksikan Video Ini

Jadi Pionir

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Dok Pertamina

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa PGE telah menjadi pionir pengelolaan panas bumi di Indonesia.

Sejak 1974, perseroan pelat merah itu telah melakukan pengusahaan panas bumi mulai dari hulu hingga hilir.

Berbagai kegiatan hulu yang dilakukan PGE antara lain survei geologi, survei geofisika, survei geokimia, serta pengeboran sumur eksplorasi dan pengembangan.

Sedangkan kegiatan hilir mencakup ekploitasi dan pemanfaatan, termasuk pembangunan lapangan uap, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi, serta pembangunan jaringan transmisi.

DPR mengharapkan potensi dan pengalaman panjang itu dapat menjadi bekal PGE dalam memimpin konsolidasi aset BUMN panas bumi secara baik, sehingga bisa meningkatkan kapasitas terpasang listrik panas bumi dari 1,2 gigawatt menjadi 2,5 gigawatt dalam lima tahun ke depan.

“Tujuan proses ini untuk mengembangkan panas bumi di Indonesia. Kami yakin sebagai konsolidator, PGE bisa mengemban misi tersebut,” kata Faisol, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya