Sri Mulyani Beberkan Nasib Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19 Varian Delta Menyebar

Penyebaran Virus Corona Varian Delta menjadi menghambat bagi momentum pemulihan ekonomi Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2021, 11:45 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2021, 11:45 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Realisasi defisit APBN pada Januari lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp37,7 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, penyebaran Covid-19 Varian Delta menjadi menghambat bagi momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Padahal, pemulihan ekonomi secara bertahap mulai terjadi sejak kuartal I-2021 namun kemudian terhenti.

"Memang seluruh indikator ekonomi hingga kuartal-II menunjukkan suatu akselerasi pemulihan yang cukup meyakinkan namun kemudian kita di jeda oleh Varian Delta ini," katanya, Jakarta, Rabu (4/8).

Varian Delta tersebut mengharuskan pemerintah untuk melakukan penyesuaian melalui pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi. Dengan demikian pemerintah tidak akan menyerah.

"Pembatasan betul nanti juga berpengaruh terhadap momentum pemulihan ekonomi. Namun ini tidak berarti kita menyerah, kita harus terus merevisi dan melakukan penyesuaian sehingga kita tetap yakin pada momentum pemulihan tersebut," katanya.

Lebih lanjut dia menambahkan, pemerintah dan masyarakat masih sangat kuat menghadapi pandemi ini. Salah satu senjata yang diyakini mampu menahan laju pandemi adalah vaksin Covid-19.

"Saya yakin masih sangat kuat dan juga dari sisi dan kemampuan kita untuk menahan dan mengatasi penyebaran covid-19.Vaksin merupakan salah satu bagian yang sangat penting yang harus terus kita lakukan," tandasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sri Mulyani: Jelaskan soal PPKM Level ke Masyarakat Luar Biasa Tak Mudah

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan salah satu tantangan dalam penetapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat. Hal ini karena ada kapasitas pemahaman yang berbeda di masyarakat.

"PPKM dibagi 4 level, dan menjelaskan 4 level ke masyarakat ini sudah sesuatu yang teknikal, luar biasa tidak mudah. Karena masyarakat harus tahu level 4 artinya apa, konsekuensinya apa, dihitungnya bagaimana, sumber datanya dari mana sehingga mereka tahu apa dampaknya," jelas Sri Mulyani dalam Webinar Keterbukaan Informasi Publik pada Selasa (3/8/2021).

Penjelasan serupa juga harus bisa disampaikan dengan baik oleh pemerintah mengenai PPKM level 1,2 dan 3.

"Menjelaskan hal yang sifatnya teknikal ke masyarakat luas, yang tidak selalu memiliki kapasitas untuk memahami fakta dan data secara mudah itu merupakan suatu tantangan," sambungnya.

Oleh sebab itu, ia mengimbau instansi pemerintah agar bisa menyampaikan informasi kepada publik dengan baik. Keterbukaan informasi saja tidak lagi cukup, tapi juga harus bekerja jauh lebih keras untuk menjelaskan, terkadang mengedukasi, memberikan bukti, ilustrasi serta mendemonstrasikan apa yang disebut di dalam informasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya