Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengupayakan percepatan pembangunan Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim).
Bendungan dengan kapasitas tampung 17,40 juta m3 ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres Nomor 56 Tahun 2018 untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.
Baca Juga
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.
Advertisement
"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Bendungan Bagong dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan membendung Sungai Bagong yang memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 km2 untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bagong dan Pogalan seluas 1.021 ha.
Waduk yang berada di Desa Sumurup dan Sengon ini didesain dengan tinggi puncak 82 meter, panjang 620 meter, dan lebar 12 meter dengan luas genangan 73,45 ha.
Kabupaten Trenggalek sendiri memiliki luas wilayah 126.140 ha dengan areal persawahan seluas 12.160 ha, tanah kering 39.514 ha, dan perkebunan 2.536 ha. Kabupaten yang terdiri dari 14 kecamatan ini memilimi komoditas unggulan seperti tanaman pangan padi dan palawija yang membutuhkan sumber air irigasi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Suplai Air Baku
Selain itu, Kabupaten Trenggalek yang berbatasan dengan pesisir pantai selatan Pulau Jawa terus berkembang melalui kegiatan industri dan pariwisata yang diperkirakan membutuhkan suplai air baku. Bendungan Bagong memiliki potensi manfaat air baku sebesar 153 liter per detik serta mereduksi banjir sebesar 18 persen dari inflow.
Pembangunan Bendungan Bagong sesuai kontrak telah dimulai sejak Desember 2018 dengan target pengisian awal (impounding) di 2023. Saat ini BBWS Brantas bersama Pemerintah Daerah Trenggalek terus mengupayakan percepatan pembebasan lahan untuk mendukung kelancaran pembangunan fisik dengan kebutuhan lahan seluas 214,12 ha.
Konstruksi bendungan dilaksanakan dalam dua paket pekerjaan senilai Rp 1,66 triliun, yakni Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT. Abipraya-PT SACNA (KSO) dengan progres fisik per 1 Juli 2021 sebesar 0,2 persen, dan Paket II dilaksanakan kontraktor PT PP-PT Jatiwangi (KSO) progresnya 2,06 persen.
"Kehadiran Bendungan Bagong akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Jawa Timur dengan keseluruhan delapan bendungan yang dibangun sejak 2014," jelas Menteri Basuki.
Kedelapan bendungan tersebut yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Bajulmati di Situbondo, Bendungan Tugu di Trenggalek, Bendungan Nipah di Madura, Bendungan Semantok di Nganjuk, dan Bendungan Bagong di Trenggalek.
Advertisement