Sederet Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal II-2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen

oleh Tira Santia diperbarui 06 Agu 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 11:30 WIB
FOTO: PSBB Jakarta Diprediksi Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi
Suasana pemukiman padat penduduk di kawasan Danau Sunter Barat, Jakarta, Kamis (17/9/2020). Pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta diprediksi memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen, pemulihan tersebut didukung oleh beberapa faktor. Salah satunya momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

“Realisasi pertumbuhan pada triwulan II-2021 seperti yang diumumkan oleh BPS adalah 7,07 persen Year on Year. Ini rebound dan recovery yang cukup meyakinkan. Selain base efek tahun lalu dimana kita tumbuh negatif 5,3 persen, ada faktor-faktor lain yang menunjang arah pemulihan dan kuatnya ekonomi pada kuartal II,” kata Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers KSSK Hasil Rapat Berkala III Tahun 2021, Jumat (6/8/2021).

Faktor-faktor tersebut diantaranya momentum Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung daya beli masyarakat melalui program bantuan sosial, diskon tarif listrik, insentif ongkos kirim belanja online menjelang hari lebaran, dan relatif terkendalinya inflasi yang berperan besar mendorong konsumsi masyarakat.

Disamping itu, pertumbuhan yang positif di kuartal II-2021 ini juga ditopang oleh realisasi belanja negara yang tumbuh tinggi diangka 9,38 persen Year on Year pada semester I-2021.

“Hal ini melanjutkan perbaikan yang sudah mulai terjadi pada triwulan I-2021, perkembangan tersebut menunjukkan bahwa arah strategi pemulihan ekonomi sudah berjalan baik dan ini juga ditopang oleh realisasi belanja negara yang tumbuh relatif tinggi 9,38 persen YoY pada semester 1-2021,” ujarnya.

Dia menjelaskan realisasi belanja negara yang tumbuh tinggi ini terdiri dari komponen belanja modal yang melonjak sangat tinggi yakni 90 persen pertumbuhannya pada semester I-2021, sama halnya dengan belanja barang juga melonjak tinggi diangka 79 persen.

“Sementara belanja program sosial terus memberikan dorongan dan bantuan kepada masyarakat terutama yang paling rentan. Hal ini memberikan dorongan yang signifikan pada komponen PDB terutama dari sisi pengeluaran,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Konsumsi Pemerintah

FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selanjutnya, konsumsi Pemerintah pada triwulan II-2021 tumbuh tinggi 8,06 persen, sementara konsumsi masyarakat dalam hal ini menjelaskan 55 persen dari total PDB nasional tumbuh 5,93 persen.

Lalu untuk komponen investasi juga mencatatkan prestasi yaitu 7,54 persen, hal ini terutama ditopang oleh investasi di sektor bangunan yang sejalan dengan realisasi belanja modal Pemerintah yang relatif tinggi 90 persen pada triwulan II.

Kinerja ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan atau lonjakan yangs angat tajam yaitu masing-masing tumbuh 31,78 persen dan impor 31,22 persen, keduanya sudah positif pada kuartal pertama.

"Jadi ini momen recovery yang cepat. Ini sejalan dengan kinerja ekonomi global, mengakibatkan meningkatnya harga-harga komoditas,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya