Faisal Basri Ingatkan Risiko PPKM ke Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021

Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 yang sebesar 7,07 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Agu 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 18:00 WIB
Faisal Basri Sarankan Hapus Premium
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (21/12/2014). (Liputan6.com/herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 yang sebesar 7,07 persen. Menurut dia, itu bisa terjadi karena adanya pelonggaran kebijakan PPKM pada Juni lalu.

Tapi, Faisal menyatakan, pemerintah harus mau membayar pelonggaran PPKM itu dengan merebaknya angka positif Covid-19 di akhir Juni 2021, yang pada akhirnya membuat pemerintah kembali memperketat pembatasan dengan kebijakan PPKM darurat.

"Jadi ingat, pertumbuhan (ekonomi) relatif baik, saya setuju, karena kita melonggarkan corona ini sehingga corona merajalela kembali. Dan harus kita bayar dengan pertumbuhan triwulan ketiga yang turun lagi," tegasnya dalam sesi bincang virtual bersama BKPM, Jumat (6/8/2021).

Selain itu, Faisal Basri mengatakan, pelonggaran PPKM juga turut mempercepat proses pemulihan ekonomi daerah. Pulau Jawa jadi yang tercepat dengan 14,6 persen, diikuti Sulawesi 11,3 persen, Kalimantan 10,6 persen, Bali-Nusa Tenggara 10 persen, Sumatera 8,3 persen, dan Maluku-Papua 6,4 persen.

"Kenapa Jawanya bisa bangkit, karena pemerintah melonggarkan PPKM, akhirnya kita jebol. Makanya harus kita bayar di triwulan ketiga," seru Faisal Basri.

Namun, Faisal mengapresiasi pemerintah yang mau sadar jika aspek kesehatan ternyata lebih penting dari sekadar ekonomi. Dia bersyukur program vaksinasi sekarang bisa digencarkan, meskipun itu sebenarnya agak terlambat.

"Too little too late sekarang ini. Akhirnya ekonomi tidak akan bangkit kalau pandeminya tidak bisa terus dikendalikan," ujar Faisal Basri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sederet Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal II-2021

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 membaik dari kuartal II 2020 lalu yang tumbuh minus 5,32 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen, pemulihan tersebut didukung oleh beberapa faktor. Salah satunya momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

“Realisasi pertumbuhan pada triwulan II-2021 seperti yang diumumkan oleh BPS adalah 7,07 persen Year on Year. Ini rebound dan recovery yang cukup meyakinkan. Selain base efek tahun lalu dimana kita tumbuh negatif 5,3 persen, ada faktor-faktor lain yang menunjang arah pemulihan dan kuatnya ekonomi pada kuartal II,” kata Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers KSSK Hasil Rapat Berkala III Tahun 2021, Jumat (6/8/2021).

Faktor-faktor tersebut diantaranya momentum Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung daya beli masyarakat melalui program bantuan sosial, diskon tarif listrik, insentif ongkos kirim belanja online menjelang hari lebaran, dan relatif terkendalinya inflasi yang berperan besar mendorong konsumsi masyarakat.

Disamping itu, pertumbuhan yang positif di kuartal II-2021 ini juga ditopang oleh realisasi belanja negara yang tumbuh tinggi diangka 9,38 persen Year on Year pada semester I-2021.

“Hal ini melanjutkan perbaikan yang sudah mulai terjadi pada triwulan I-2021, perkembangan tersebut menunjukkan bahwa arah strategi pemulihan ekonomi sudah berjalan baik dan ini juga ditopang oleh realisasi belanja negara yang tumbuh relatif tinggi 9,38 persen YoY pada semester 1-2021,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya