Liputan6.com, Jakarta - Sejak Juli 2021 pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat dan kemudian berlanjut dengan PPKM level. Pada periode awal, penerapan PPKM cukup signifikan membatasi mobilitas masyarakat, yang akhirnya berdampak pada turunnya kunjungan masyarakat ke tempat belanja dan restoran.
Namun, Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono, mengatakan seiring dengan relaksasi atau pelonggaran PPKM, kini angka kunjungan ke tempat belanja juga mengalami kenaikan.
Baca Juga
Hal itu terlihat dari data Google Maps di akhir bulan Agustus 2021, tanggal 22-28 Agustus 2021 angka kunjungan ke tempat perbelanjaan pada 9 kota besar sudah kembali ke situasi awal Juli, yaitu 63 persen pada jam sibuk.
Advertisement
“Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan situasi pada 1-11 Agustus di mana angka kunjungan ke tempat belanja berada di tingkat 60 persen dari normal di jam sibuk,” kata Teguh, Senin (30/8/2021).
Dia menjelaskan, kenaikan angka kunjungan di tempat belanja di dominasi oleh kenaikan kunjungan di shopping mall, terutama shopping-mall di daerah Jabotabek. Data dikumpulkan dari 6.748 tempat belanja yang tersebar di 9 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, Bandung dan Denpasar.
Selanjutnya, pada periode 22-28 Agustus 2021, angka kunjungan ke restoran di 8 kota besar juga mengalami kenaikan drastis. Kunjungan ke restoran pada periode ini melonjak ke tingkat 62 persen dari sebelumnya anjlok dan berada di tingkat 39 persen pada 1-11 Agustus 2021.
Data ini berasal dari 7.828 restoran yang tersebar di 8 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, dan Denpasar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keseimbangan
“Seluruh data menunjukkan sinyal pemulihan di tengah penurunan kasus COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi dapat dicapai,” ujarnya.
Kendati begitu, tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir amat diperlukan.
“Selain itu, vaksinasi dan distribusi vaksin yang lebih baik, terutama untuk daerah luar Jawa diperkirakan akan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Advertisement