Menkeu AS: Gagal Bayar Bakal Picu Kerusakan yang Tak Dapat Diperbaiki

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengakui utang AS yang gagal dibayar bakal menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Okt 2021, 21:50 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 21:50 WIB
Janet Yellen, pemimpin departemen keuangan AS yang ditunjuk oleh presiden terpilih Joe Biden.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. (Twitter/ @NewYorkFed)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengingatkan jika default atau gagal bayar utang akan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki serta krisis keuangan dan resesi berikutnya di negara ini.

Dikutip dari US News, Jumat (1/10/2021), hal ini diungkapkan Yellen ketika ditanya anggota Komite Jasa Keuangan DPR AS apakah kerusakan yang diakibatkan oleh gagal bayar memenuhi kewajiban utang pemerintah federal akan "tidak dapat diperbaiki", Yellen menjawab: "Ya."

Pernyataan itu merupakan pertanyaan terbaru dari serangkaian peringatan yang dikeluarkan Yellen ketika Kongres AS masih menemui jalan buntu atas masalah pencabutan atau penangguhan batas utang.

Ini terjadi di tengah perselisihan mengenai agenda legislatif mayoritas Demokrat dan pemerintahan Presiden Joe Biden.

Yellen menyebut pemerintah AS akan kehabisan uang tunai sekitar 18 Oktober kecuali Kongres menaikkan batas utang federal, syang aat ini dibatasi pada USD 28,4 triliun.

"Setelah tanggal itu, Departemen Keuangan as akan hanya dalam situasi yang tidak mungkin," ungkap Yellen, saat berbicara di hadapan komite pada Kamis (30/9/2021).

"Kita tidak akan mampu membayar semua tagihan pemerintah," sebutnya.

Pagu utang AS kembali berlaku pada Agustus 2021 setelah penangguhan selama dua tahun, dan Departemen Keuangan negara itu telah menggunakan "langkah-langkah luar biasa" untuk mendanai pemerintah sejak itu.

Yellen awal pekan ini mengatakan kepada anggota parlemen langkah-langkah itu akan habis sekitar pertengahan Oktober - lebih awal dari yang diperkirakan sebagian besar analis, setelah itu pemerintah tidak akan memiliki cukup dana untuk memenuhi semua kewajibannya, mulai dari pembayaran Jaminan Sosial hingga pokok dan bunga jatuh tempo pada tagihan Departemen Keuangan, catatan dan obligasi.

Kegagalan untuk memenuhi kewajiban tersebut akan menandai gagal pembayaran utang AS untuk pertama kalinya, yang Yellen telah berulang kali sebut bakal menjadi "bencana."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Janet Yellen Peringatkan Risiko Krisis Keuangan

Capitol Hill, DPR Amerika Serikat - AP
Capitol Hill, DPR Amerika Serikat - AP

"Kami kemungkinan akan berakhir dengan krisis keuangan, tentu saja resesi," kata Yellen kepada komite DPR AS.

"Ini juga akan memiliki konsekuensi jangka panjang dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi bagi setiap orang yang meminjam," jelasnya.

Hal itu dikarenakan peringkat kredit AS pasti akan dipangkas, dan kreditur internasional yang telah lama memiliki utang di Departemen Keuangan atas dasar yang didukung oleh "kepercayaan dan kredit penuh" dari pemerintah AS tidak akan lagi memandang surat-surat berharga itu sebagai bebas risiko.

"Itu akan membuatnya lebih mahal bagi pemerintah federal - dan semua orang - untuk meminjam," terang Yellen.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell juga mengatakan kemampuan bank sentral AS untuk menahan dampak dari peristiwa semacam itu terbatas.

"Tidak ada yang berasumsi bahwa kami benar-benar dapat berbuat banyak," kata Powell kepada anggota parlemen AS pada Kamis (30/9).

"Tidak seorang pun boleh berasumsi bahwa Federal Reserve atau siapa pun dapat melindungi rakyat Amerika dari konsekuensinya," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya