Pertamina Bangun Terminal Minyak Mentah di Lawe Lawe

Terminal Lawe-Lawe berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Okt 2021, 20:40 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2021, 20:40 WIB
Pertamina membangun terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pertamina membangun terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina membangun terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara. Tak hanya fokus mengejar pembangunan jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41 km, dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2.000.000 barrel nantinya akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.

Ekspansi dilakukan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balikpapan yang mengembangkan Terminal Lawe-Lawe dilandasi fungsi penting prasarana tersebut bagi RDMP Balikpapan.

Ini juga dedikasi Pertamina dalam menyokong Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan. Setelah sebelumnya melakukan Lifting Alkylation Reactor Equipment pada bulan Agustus 2021.

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, Ifki Sukarya, mengatakan jika Terminal Lawe-Lawe berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

“Dalam proyek RDMP Balikpapan ini kami membangun “Single Point Mooring” (SPM) berkapasitas 320 deadweight tonnage yang berfungsi menerima pasokan minyak mentah dari kapal tanker. Minyak mentah dari SPM akan disimpan di Terminal Lawe-Lawe dan disalurkan ke kilang Pertamina di Balikpapan,” jelas Ifki.

Untuk menunjang proses tersebut, PT KPI Unit Balikpapan on track menggarap pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dari Terminal Lawe-Lawe ke kilang Pertamina Balikpapan.

“Progresnya baik, termasuk untuk jalur pipa 20” onshore dari Penajam Station menuju Kilang Balikpapan yang ditargetkan bisa masuk ke proses penggelaran pipa bulan Oktober 2021”, ungkap Ifki.

Jalur pipa offshore dan onshore sebesar 52” dan 20” dan sepanjang kurang lebih 41 km akan menghubungkan titik-titik penting mulai dari dari SPM, Pantai Tanjung Jumlai, Terminal Lawe-Lawe, Penajam Station dan Kilang Balikpapan.

Semua pipa yang digunakan dalam proyek Lawe Lawe ini sudah buatan dalam negeri baik yang onshore maupun offshore, dan untuk capaian TKDN ditargetkan minimal di angka 30 persen.

Gerak cepat PT KPI Unit Balikpapan juga ditunjang dengan pembangunan dua buah tangki penyimpanan minyak mentah dengan total kapasitas 2.000.000 barrel.

Tangki ini menambah kapasitas tangki yang ada saat ini sebesar 5,6 juta barrel sehingga jumlah total kapasitas menjadi sebesar 7,6 juta barel.

“Tangki-tangki raksasa berkapasitas 2.000.000 barrel ini dirancang cermat dengan perbaikan tanah yang menggunakan metode Stone Column serta Dynamic Compaction untuk meningkatkan kestabilan lahan,” jelas Ifki.

Paralel dengan capaian-capaian tersebut, PT KPI Unit Balikpapan tengah melakukan pembangunan fire water tank dan fasilitas pendukung lain seperti steam and power generation, raw water cooling system, dan fire protection system.

Sejalan dengan mandat Presiden Joko Widodo terkait percepatan pembangunan kilang untuk menyokong kemandirian energi, melalui RDMP Balikpapan Pertamina targetkan penambahan kapasitas produksi sebanyak 38 persen dari 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari.

 

Kelola RDMP Balikpapan

Proyek Pengembangan Kilang (RDMP) Pertamina Balikpapan
Proyek Pengembangan Kilang (RDMP) Pertamina Balikpapan (dok: Pertamina)

Sejak adanya restrukturisasi di tubuh Pertamina, PT KPI yang menjadi induk usaha kilang petrokimia Pertamina kini menjadi pengelola proyek RDMP Balikpapan.

Hingga September 2021, Proyek EPC ISBL OSBL RDMP Balikpapan telah mencapai overall progress 41,55 persen, di atas target revisi 40 persen.

RDMP Balikpapan yang dikelola oleh PT KPI terdiri dari 2 Fase. “Fase 1 yang ditargetkan rampung tahun 2024 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360.000 barrel per hari dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V,” tutur Ifki.

Sedangkan fase 2 yang ditarget rampung pada 2026 bertujuan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah serta memproduksi minyak mentah ekonomis yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan kandungan sulfur 2 persen.

Pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri bagi PT KPI untuk tetap adaptif melanjutkan proyek RDMP Balikpapan secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR).

“Mengingat RDMP Balikpapan merupakan tonggak kemandirian energi, PT KPI terus perkuat koordinasi strategis dengan mitra-mitra proyek. Terlepas dari keterbatasan selama pandemi, kinerja mitra termasuk dalam ekspansi Terminal Lawe-Lawe tetap andal,” jelas Ifki.

Dalam RDMP Balikpapan sendiri, fase konstruksi dan pengembangan PT KPI menunjuk mitra-mitra mumpuni seperti SK Energy Korea, Hyundai Engineering Korea, PT Rekayasa Industri dan PT PP.

“RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek terbesar di Pertamina dengan nilai investasi mencapai USD 6,5 miliar. Spirit PT KPI dalam mengawal proyek ini tak hanya berorientasi pada profit tetapi juga bentuk integritas PT KPI dalam menjamin ketahanan energi di Indonesia,” tutup Ifki Sukarya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya