Liputan6.com, Jakarta Masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan program Kartu Prakerja, masih bisa mencobanya do tahun depan. Pemerintah memastikan Kartu Prakerja berlanjut di 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, pada 6 bulan pertama program ini akan dilanjutkan seperti biasanya full secara daring. Namun pada 6 bulan berikutnya akan mulai diujicoba dengan format luring.
Baca Juga
"Dalam enam bulan programnya masih sama, enam bulan berikutnya diharapkan kita sudah bisa membuat program yang luring, bukan hanya daring dan kembali kepada program awal," kata Menko Airlangga dalam Webinar Prospek Ekonomi Makro dan Sektor Keuangan 2022, Jakarta, Senin (22/11/2021).
Advertisement
Lebih lanjut dia menjelaskan, program Kartu Prakerja akan kembali pada format awal. Bukan hanya untuk media salur semi bantuan sosial. Melainkan mendorong peningkatan kapasitas peserta agar sesuai dengan kebutuhan digitaliasai di masa depan.
"Bukan hanya semi bansos tetapi mendorong re-sklilling agar sesuai kebutuhan digitalisasi ke depan," kata dia.
Selain itu, selama pandemi Covid-19, pelaksanaan program Kartu Prakerja telah membuka pasar bisnis baru yakni layanan pendidikan berbasis teknologi atau sering disebut edutech. Hingga kini tercatat ada 1.700 program khusus digital dengan platform.
"Kartu Prakerja juga baru membuat market baru, yaitu market edutech," katanya.
Dalam waktu yang bersamaan, program ini mempercepat inklusi keuanga masyarakat. Sebab tidak sedikit peserta program Kartu Prakerja baru pertama kali memiliki rekening bank dalam bentuk dompet digital atau e-wallet.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak Diapresiasi
Tak heran, Airlangga mengaku program Kartu Prakerja banyak diapresiasi masyarakat dalam dan luar negeri. Bahkan Bank Dunia menyebut program pemerintah ini sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang tengah dilanda pandemi Covid-19.
"Kartu Prakerja juga dinilai World Bank sebagai program pemerintah yang memberikan akses modal kepada masyarakat, meningkatkan daya beli, dan berikan pelatihan yang sesuai situasi masyarakat saat ini," kata dia.
Dia menambahkan selama 2 tahun berjalannya program ini, sudah diikuti 11,4 juta masyarakat. Sementara jumlah pendaftar program tembus angka 75 juta orang dari 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement