Kick Off Presidensi G20 Finance Track, Sri Mulyani Ungkap Dampak Pandemi ke Ekonomi Global

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyambut baik Kick Off Seminar High Level Discussion on the Presidency dengan tema "Recover Together, Recover Stronger".

oleh Tira Santia diperbarui 09 Des 2021, 15:50 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 15:45 WIB
Pertemuan tingkat deputi yang pertama (FCBD) G20, di Bali, Kamis (9/12/2021).
Pertemuan tingkat deputi yang pertama (FCBD) G20, di Bali, Kamis (9/12/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah terpilih menjadi Presidensi G20 di tahun 2022. Pertemuan ini terdiri dari dua  yang terdiri dari dua jalur yaitu sherpa track dan finance track. Sebagai gong awal atas pertemuan finance track, diselenggarakan pertemuan tingkat deputi yang pertama (FCBD), di Bali, Kamis (9/12/2021).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyambut baik Kick Off Seminar High Level Discussion on the Presidency dengan tema "Recover Together, Recover Stronger". Menurutnya G20 ini merupakan forum yang sama penting.

“G20 adalah forum yang sangat penting bagi kita semua. Kita tahu bahwa ini mempengaruhi sebagian besar perdagangan ekonomi global serta investasi,” kata Sri Mulyani.

Ia menegaskan, dalam diskusi ini akan dibahas terkait tantangan ekonomi global ke depan. Lantaran saat ini seluruh dunia mengalami pandemi covid-19. Selain itu, pandemi masih mempengaruhi pemulihan ekonomi global secara keseluruhan.

“Kita menghadapi situasi yang masih sangat menantang, karena kita masih dalam situasi pandemi. Dan ini menjadi faktor lain, yang akan mempengaruhi pemulihan ekonomi global secara keseluruhan,” ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Diskusi Terpenting

Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali
Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali (dok: Ilyas)

Di sisi lain, bendahara negara ini melihat saat ini kita dihadapkan dengan kebijakan yang jauh lebih kompleks di sisi makro. Menurutnya, kini ruang fiskal sudah semakin sempit, sisi moneter juga semakin menantang di beberapa negara. Di mana pemulihan mereka disertai dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi yang kemudian menciptakan dan situasi kritis.

“Beberapa negara harus mulai mengetatkan kebijakan mereka, yang lain masih perlu mendukung dan kehilangan instrument kebijakannya,” ujar Menkeu.

Oleh karena itu, hal-hal yang telah disebutkan Menkeu di atas akan menjadi salah satu diskusi terpenting yang akan dibahas dalam G20 ini.

Tentu dalam forum G20, Menkeu berharap tidak hanya berdiskusi saja melainkan mampu menghasilkan kebijakan yang dapat membangun kepercayaan bagi dunia global. Oleh karena itu, Indonesia mengusung tema “Recovery Together and Recover Stronger”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya