Cegah Radikalisme, KAI dan BNPT Gelar Dialog di 8 Stasiun

KAI bersama BNPT menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di 8 stasiun

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2021, 20:45 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 20:45 WIB
KAI bersama BNPT menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di 8 stasiun
KAI bersama BNPT menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di 8 stasiun (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di 8 stasiun menggunakan Kereta Api Inspeksi sejak Rabu (8/12) s.d Jumat (10/12).

Kegiatan dialog kebangsaan dilakukan di Stasiun Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Ketapang, Surabaya Gubeng, dan Semarang Tawang.

Pada setiap stasiun yang dikunjungi, jajaran Komisaris KAI, Direksi KAI, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, dan tokoh lainnya memberikan edukasi kepada para pegawai KAI dalam rangka menangkal narasi intoleran, anti pancasila, dan anti NKRI.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme ini.

Ia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.

“Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apapun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (8/12/2021).

Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021.

Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari core values KAI yaitu AKHLAK untuk terus melakukan Kolaborasi, dengan membangun kerja sama yang sinergis dengan seluruh stakeholders.

“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pegawai KAI diharapkan memiliki daya cegah dan daya tangkal agar dapat memproteksi diri serta lingkungan sekitar dari propaganda terorisme,” kata Didiek.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peresmian Warung NKRI

FOTO: PT KAI Tambah Perjalanan Kereta Api Jarak jauh
Penambahan Perjalanan KA Jarak jauh: Kereta jarak jauh tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (10/7/2020). PT KAI telah mengoperasikan lima perjalanan kereta jarak jauh untuk tujuan Bandung, Cirebon, dan Surabaya mulai Jumat 10 Juli 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada acara tersebut, juga dilakukan peresmian Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) di Stasiun Solo Balapan, Malang, dan Surabaya Gubeng.

KAI dan BNPT bekerja sama dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berusaha di stasiun. Warung NKRI ini didirikan untuk mengangkat narasi anti ideologi terorisme dengan menyatukan eks napi terorisme dengan penyintas. Konsep warung ditujukan agar mitra binaan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun. Upaya ini juga sebagai dukungan KAI untuk melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs) PBB poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para mitra binaan membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan.

Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN. Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.

“Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi pancasila,” kata Boy Rafli Amar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya