Harga Emas Anjlok, Imbas Pengurangan Stimulus The Fed Dipercepat

Harga emas jatuh ke level terendah hari ini menyusul keputusan dari Federal Reserve

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Des 2021, 07:31 WIB
Diterbitkan 16 Des 2021, 07:31 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas jatuh ke level terendah hari ini menyusul keputusan dari Federal Reserve, yang mengatakan akan mengurangi stimulus era pandemi lebih cepat dari yang diharapkan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/12/2021), harga emas berjangka AS turun 0,5 persen.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat akhir dari pembelian obligasinya dan memberi sinyal untuk beralih ke kenaikan suku bunga tahun depan sebagai penjagaan terhadap lonjakan inflasi.

Akan menarik untuk melihat apakah Ketua The Fed Jerome Powell memicu atau mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga, kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas batangan tanpa bunga.

"Ke depan, emas akan turun selama 12-24 bulan ke depan, dengan harga kemungkinan akan pulih dan stabil setelah siklus kenaikan Fed dimulai dengan sungguh-sungguh," kata pemimpin strategi UBS Joni Teves dalam sebuah catatan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Perak dan Platinum

Logam mulia perak batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (Foto: Antam)
Logam mulia perak batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (Foto: Antam)

Perak akan mengikuti emas yang lebih rendah tahun depan, tambah Teves. Perak turun 1,2 persen menjadi USD 21,66 per ounce, platinum turun 1,8 persen menjadi USD 903,11, dan paladium turun 5 persen menjadi USD 1.540,19.

Di antara autocatalysts, platinum siap untuk keuntungan pada tahun 2022 karena kondisi pasokan-permintaan mengetat, sementara paladium bisa mendapatkan dorongan dari pemulihan dalam produksi mobil global, UBS menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya