Ekspor Indonesia pada Januari 2022 Turun 14,29 Persen

BPS menjelaskan bahwa penurunan ekspor dikarenakan pola musiman. Menjelang peralihan akhir bulan ke awal bulan di tahun yang berbeda sering terjadi penurunan angka ekspor.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Feb 2022, 11:43 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 11:40 WIB
Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Januari 2022 mencapai USD 19,16 miliar atau turun 14,29 persen dibanding ekspor Desember 2021 yang mencapai USD 22,36 miliar.

“Secara month to month ekspor kita turun dari USD 22,36 miliar menjadi USD 19,16 miliar atau turun sekitar 14,29 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dalam konferensi pers, Selasa (15/2/2022).

Penurunan ini dikarenakan pola musiman, Setianto menegaskan, memang menjelang peralihan akhir bulan ke awal bulan ditahun yang berbeda sering terjadi penurunan angka ekspor.

Penurunan secara bulanan juga terjadi untuk komoditas migas yang turun sebesar 17,59 persen dari USD 1,09 miliar di Desember 2021 menjadi USD 0,90 miliar di Januari 2022.

Hal yang sama untuk nonmigas dengan turun 14,12 persen pada Januari 2022 menjadi USD 18,26 miliar jika dibandingkan dengan Desember 2021 ekspor nonmigas mencapai USD 21,27 miliar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kumulatif Tahunan

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara, secara kumulatif tahunan, ekspor Januari 2022 dimulai dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan Januari di tahun sebelumnya, ini lebih dipengaruhi harga.

“Kita lihat ekspor kita di bulan januari 2022 adalah USD 19,16 miliar. Jadi naik sekitar 25,31 persen dibandingkan Januari 2021,” ujarnya.

Untuk rinciannya, antara migas dan non migas terlihat terjadi peningkatan sebesar 25,31 persen, dan untuk komoditas migas meningkat 1,96 persen dari USD 0,88 miliar menjadi USD 0,90 miliar.

“Kemudian untuk non migas meningkat 26,74 persen dari USD 14,41 di Januari 2021 menjadi USD 18,26 miliar di Januari 2022. Ini gambaran kalau kita bandingkan Year on Year,” ujarnya.

Lebih lanjut, nilai ekspor jika dibandingkan tahun Januari 2020, Januari 2021, dan Januari 2022. Ekspor Januari tahun 2022 lah yang lebih tinggi.

“Yaitu dari USD 13,64 miliar (Januari 2020), menjadi USD 15,29 miliar (Januari 2021), kemudian di Januari tahun 2022 meningkat menjadi USD19,16 miliar. Jadi ada peningkatan di bulan Januari kalau kita bandingkan dengan kinerja Januari tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya