Liputan6.com, Jakarta Indonesia berhasil mencatat realisasi ekspor tertinggi sepanjang sejarah pada 2021. Tahun lalu, nilai ekspor mencapai lebih dari USD 200 miliar, atau mencapai USD 231,5 miliar.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, catatan tersebut sangat menjanjikan bagi Indonesia ke depannya. Capaian tersebut tidak bisa dilepaskan dari faktor investasi yang masuk ke Tanah Air.
Baca Juga
"Sebagaimana dikatakan Menteri Investasi (Bahlil Lahadalia), ini adalah tahun yang akan menunjukan bagaimana karena adanya investasi kita melampaui atau sudah berhasil mewujudkan transformasi Indonesia jadi negara yang baru," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).
Advertisement
Pemasukan investasi tersebut jadi modal bagi pelaku usaha Indonesia untuk mengolah bahan mentah (raw material) sebagai barang jadi ketimbang mengekspornya langsung.
Berdasarkan catatan tahun lalu, Lutfi mengatakan, empat dari lima produk ekspor Indonesia merupakan barang non-migas, yakni besi dan baja, produk elektrik, elektronik, hingga produk otomotif dan penunjangnya.
"Jadi, 2021 adalah tahun dimana kita mengevaluasi dari negara yang mengekspor bahan baku mentah dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi," kata Mendag Lutfi.
Hasilnya, volume ekspor pada tahun lalu juga menunjang angka surplus neraca perdagangan produk non-migas sebesar USD 48,60 miliar.
"Itu juga merupakan surplus ekspor non-migas terbesar sepanjang sejarah Indonesia," tandas Mendag Lutfi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku senang atas kinerja ekspor di sepanjang tahun 2021 lalu. Jokowi menyebut, realisasi ekspor tahun lalu menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
"Ekspor kita meningkat sangat tinggi di tahun 2021, tumbuh 41,9 persen dengan nilai USD 232 miliar. Tertinggi sepanjang sejarah, dimana salah satunya didorong oleh industrialisasi, hilirisasi, besi dan baja," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2/2022)
Selain ekspor, kinerja impor Indonesia juga Begitu mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 38,6 persen. Jokowi menilai, pertumbuhan tersebut mengindikasikan adanya perbaikan aktivitas ekonomi domestik.
"Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali pada tingkat yang optimis sebesar 118,3 pada Desember 2021. Sehingga, mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dimasa sebelum pandemi, sebagaimana ditunjukkan oleh indeks belanja yang disusun oleh mandiri sekuritas, " imbuhnya.
Jokowi menambahkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mampu mengalahkan PMI Asia di periode Januari 2022. Tercatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 53,7.
"Kita bersyukur saat ini beberapa indikator ekonomi menunjukkan tren yang semakin baik. PMI index manufaktur per Januari 2022 berada di level 53,7 pada zona ekspansi. Dan lebih tinggi dari PMI Asia di level 52,7," ucapnya.
Advertisement