Industri Hijau Jadi Jalan Menuju Karbon Netral di 2060

Pemerintah telah menetapkan target Net Zero Emission atau karbon netral pada 2060 mendatang

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Feb 2022, 20:23 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 20:23 WIB
Hadapi Global Warming, Mesin Penghisap Emisi Karbon Kini Dibangun
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah menetapkan target Net Zero Emission atau karbon netral pada 2060 mendatang. Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyampaikan green industry cluster jadi salah satu upaya yang perlu ditempuh.

Selain target karbon netral. Indonesia juga mengejar bauran emisi gas rumah kaca berbasis National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen di 2030 mendatang.

“Untuk mewujudkan target nasional tersebut, peran BUMN sangat signifikan khususnya pada tujuh BUMN emitter terbesar yang diantaranya adalah PLN, Pertamina, dan Pupuk Indonesia. Dalam penyediaan listrik, bauran EBT telah ditargetkan dalam RUPTL sebesar 23 persen pada 2025,” ujar Pahala dalam keterangannya, Rabu (23/2/2022).

Pahala menambahkan, Kegiatan inisiatif Green Industry Cluster ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu Strategic Delivery Unit (SDU) Kementerian BUMN pada 2022.

"Untuk menyukseskan hal ini, diperlukan kolaborasi yang baik antara BUMN yang terlibat maupun dengan Kementerian/Lembaga terkait," kata Pahala.

MoU Green Industry Cluster, lanjut Pahala, bakal menjadi dasar sinergi BUMN dalam menciptakan framework pengembangan yang lengkap dan terstruktur atas kegiatan dekarbonisasi sektor industri baik melalui utilisasi sumber-sumber energi terbarukan maupun mitigasi atas emisi pemanfaatan energi fosil melalui teknologi CCS/CCUS.

"Dengan berkolaborasi lintas Kementerian/Lembaga dalam kegiatan ini, diharapkan adanya peran aktif PLN, Pupuk Indonesia dan Pertamina proses transisi energi antara lain dalam penataan dan penciptaan regulasi yang dapat mendorong pemanfaatan energi bersih secara lebih optimal,” tandas Pahala.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Teken Perjanjian Kerja Sama

Hutan Bakau di Pesisir Marunda Memprihatinkan
Kondisi hutan bakau di pesisir kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Tutupan hutan tersebut berakibat bertambahnya emisi karbon dioksida hingga 4,69 kilo ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) meneken Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembangunan industri hijau di Indonesia. Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury berharap industri hijau atau green industry ini bisa segera direalisasikan.

Diketahui, ketiga perusahaan pelat merah besar itu menandatangani perjanjian kerja bersama untuk membangun industri hijau pembuatan amonia dan hidrogen. Wamen Pahala menyebut diantaranya bisa dilakukan di kawasan-kawasan industri milik Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya produsen amonia dan hidrogen.

Ia menyebut tiga BUMN dengan torehan penjualan besar di tahun lalu ini bisa menjadi langkah awal untuk memulai green industri cluster. Tentu, tujuannya untuk mencapai green economy yang ramah lingkungan.

“Tiga BUMN ini, penjualannya di tahun lalu mencapai Rp 1.200 triliun, ini merupakan the best of the best, jadi kita harap apa yang di tandatangani hari in bisa segera direlaisasikan,” katanya dalam penandatangan MoU Green Industry, Rabu (23/2/2022).

Ia menyebut, konsep mengenai green industry ini sebelumnya telah menjadi perbincangan. Dengan adanya penandatangana kesepakatan kerja sama ini bisa jadi momentum menjalankan konsep yang sudah dibangun.

“Dan memang kita sudah diskusikan dengan bu Nicke, pak Darmo, dan pak Bakir jadi tinggal tentunya kita berharap ini jadi satu momentum untuk sama-sama melihat reliasai green industry cluster ini,” katanya.

“tadi disampaikan juga kita di Indonesia harus lihat peluang pengembangan green economy ini jadi satu kesempatan buat kita dimana negara lain tak punya resources yang dimiliki Indonesia,” imbuh Pahala.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya