Usai Jatuhkan Sanksi Rusia, Kabinet Biden akan Cari Tahu Dampaknya ke Perusahaan Besar AS

Diketahui bahwa sejumlah perusahaan dari berbagai negara Barat telah menangguhkan bisnis dan operasional mereka di Rusia menyusul serangkaian sanksi ekonomi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Mar 2022, 16:52 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2022, 16:52 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden dikabarkan akan bertemu dengan para pejabat dari perusahaan ternama Amerika Serikat tentang dampak invasi Rusia di Ukraina dan sanksi berikutnya.

Diketahui bahwa sejumlah perusahaan dari berbagai negara Barat telah menangguhkan bisnis dan operasional mereka di Rusia menyusul serangkaian sanksi ekonomi atas invasi di Ukraina.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (21/3/2022) seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Menteri Keuangan Janet Yellen, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan pejabat tinggi AS lainnya akan menggelar sesi diskusi off-record dengan perusahaan di beberapa industri.

Mereka termasuk perusahaan di sektor energi, penyulingan, jasa keuangan dan manufaktur, kata pejabat itu.

Perusahaan energi seperti Exxon Mobil Corp dan ConocoPhillips, penyulingan Marathon Petroleum Corp, JPMorgan Chase & Co. dan Bank of America Corp, serta perusahaan pertanian dan manufaktur AS akan menjadi salah satu perusahaan yang menghadiri diskusi tersebut. 

Kabar tentang pertemuan itu muncul ketika Gedung Putih secara terbuka meminta pemasok energi untuk meningkatkan produksi setelah lonjakan harga di AS, sambil mengkritik para eksekutif yang mengatakan mereka memprioritaskan pengembalian investor daripada output tambahan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Joe Biden Kritik Perusahaan Gas yang Pertahankan Harga Tinggi

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Pekan lalu, Biden juga mengkritik perusahaan gas karena mempertahankan harga tinggi bahkan ketika harga minyak melonjak baru-baru ini.

"Perusahaan minyak dan gas seharusnya tidak memberikan keuntungan mereka dengan mengorbankan pekerja keras Amerika, ujar Biden pada saat itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya