Liputan6.com, Jakarta Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) buka suara terkait penyebab melejitnya realisasi investasi di Kuartal I-2022. Tercatat, investasi sepanjang kuartal I-2022 mencapai Rp 282,4 triliun, tumbuh 28,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Imam Soejoedi menyampaikan, capaian positif realisasi investasi di kuartal awal tahun ini tak lepas dari kepiawaian Presiden Jokowi dalam menarik minat investor asing. Hal ini dituangkan melalui sejumlah kebijakan yang akomodatif dan inovatif untuk menggenjot realisasi investasi di Tanah Air.
Baca Juga
"Realisasi investasi ini karena adanya kebijakan pak Jokowi yang konstruktif, inovatif, yang tahu bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan investasi," ujarnya dalam webinar bertajuk Potret Realisasi Investasi Triwulan I-2022, Kamis (28/4).
Advertisement
Berkat kombinasi kebijakan tersebut, lanjut Imam, investasi di Indonesia makin inklusif. Hal ini ditandai mulai meratanya sebaran investasi baik di Pulau Jawa maupun Luar Jawa.
Bahkan, selama tiga tahun terakhir realisasi investasi di luar Pulau Jawa berhasil mengungguli Jawa. Dia mencatat, realisasi investasi di luar Pulau Jawa mampu tumbuh lebih dari 50 persen dalam tiga tahun terakhir.
"Jadi, investasi tidak hanya fokus ke Jawa atau Jawa sentris. Tapi, investasi yang bisa mendorong pertumbuhan dari Sabang sampai Merauke," tutupnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Realisasi Investasi Kuartal I 2022 Naik, Capai Rp282,4 Triliun
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mencatat, realisasi investasi di kuartal I-2022 mencapai Rp 282,4 triliun dari target yang ditetapkan sepanjang tahun Rp 1.200 triliun. Capaian ini naik 16,9 persen (qtq) dan 28,5 persen (yoy).
Di mana total penanaman modal dari luar negeri (PMA) sebesar Rp 147,2 triliun atau 52,1 persen. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 135,2 triliun atau 47,9 persen.
"Ini tolong dicatat buat modal dari asing dan luar negeri sudah mulai nyaman dan yakin terhadap stabilitas regulasi dan kebijakan negara dalam mendorong masuknya investasi ke Indonesia," kata Bahlil dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (27/4).
Berdasarkan wilayah tujuan, investasi yang masuk luar jawa mengalami peningkatan hingga 30 persen (yoy), yakni sebesar Rp 148,7 triliun. Sedangkan untuk di pulau jawa sebesar Rp 133,7 triliun, naik 26,9 persen (yoy).
"Jadi ini sama-sama tumbuh, ini yang kita inginkan," kata dia.
Advertisement
Realisasi Investasi Sektor Industri Pengolahan Rp 103,5 Triliun di Kuartal I 2022
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, realisasi investasi sektor industri pengolahan Rp 103,5 triliun di kuartal I 2022. Angka ini 36,7 persen terhadap total nilai investasi pada triwulan I 2022 yang tembus Rp 282,4 triliun.
“Investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17 persen secara year on year. Artinya, di tengah gejolak ekonomi global dan dampak pandemi Covid-19, kepercayaan diri para investor, khususnya dari sektor industri masih sangat tinggi,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (28/4/2022).
Agus Gumiwang menjelaskan, pihaknya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia. “Hal ini guna memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing global,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Agus, Pemerintah Indonesia bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. “Kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” tuturnya.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, pada triwulan I-2022, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp 25,6 triliun atau berkontribusi 18,9 persen terhadap total capaian PMDN yang menembus Rp 135,2 triliun.
Sektor manufaktur yang mengucurkan dananya paling besar pada periode tersebut, yakni industri makanan dengan nilai Rp9,7 triliun melalui 2.181 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebesar Rp4,6 triliun (846 proyek), serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp2,6 triliun (432 proyek).
Sementara itu, pada Januari-Maret 2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar USD5,4 miliar atau menyumbang 52,9 persen dari total capaian PMA yang berada di angka USD10,3 miliar. “Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap realisasi PMA pada triwulan I-2022,” ungkap Agus.
Penyumbang Dominan
Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar USD 2,5 miliar dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi USD 854 juta (650 proyek), industri makanan USD 686 juta (951 proyek), serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain US D542 juta (468 proyek).
“Kalau secara total PMDN dan PMA, realisasi investasi terbesarnya dikontribusikan oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 39,7 triliun,” sebut Agus.
Capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya.
Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi pada triwulan I-2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I-2022 tersebut telah mencapai 23,5 persen dari target yang diamanahkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.200 triliun pada tahun ini.
Advertisement