Mitratel Raup Laba Rp 459 Miliar di Kuartal I 2022, Naik 34 Persen

Mitratel membukukan laba bersih sebesar Rp 459 miliar pada kuartal I 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2022, 22:03 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2022, 21:35 WIB
Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Liputan6.com, Jakarta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel membukukan laba bersih sebesar Rp 459 miliar pada kuartal I 2022.

Demikian disampaikan oleh Hendra Purnama, Corporate Secretary dan Direktur Investasi Mitratel dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (10/5/2022).

Laba bersih Mitratel melesat sekitar 34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp. 343 miliar. Dengan demikian, marjin laba bersih juga meningkat, dari 22,3 persen  pada Q1 triwulan (kuartal) I 2021 menjadi 24,6 persen pada Q1 triwulan I/2022,” ungkap Hendra.

Menurut Hendra, pertumbuhan laba Perusahaan ditopang oleh meningkatnya pendapatan konsolidasi Mitratel sebanyak 21,5 persen yoy menjadi sebesar Rp 1,870 triliun per Maret 2022. Dengan demikian, pendapatan Mitratel tumbuh sebesar 21,5 persen, dari Rp1,540 triliun pada posisi Maret 2021.

Lebih rincinya, demikian Hendra sampaikan, pendapatan konsolidasi Mitratel pada periode itu ini berasal dari segmen Tower Owned sebesar Rp1,464 triliun, naik sebesar Rp282 miliar atau sekitar 24,4 persen yoy, dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,182 triliun.

“Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan sewa menara dan juga peningkatan kolokasi yang berkelanjutan, termasuk dari asset hasil akuisisi menara Telkomsel dan Telkom pada Agustus 2021 lalu,” katanya. 

Selain itu, pendapatan Mitratel dari segmen Tower-Related Business juga melambung sebesar 34,1 persen atau naik sebanyak Rp59 miliar, dari Rp 170 miliar menjadi Rp 229 miliar.

Peningkatan di segmen ini akibat kejelian Perusahaan dalam memilih peluang-peluang yang lebih menguntungkan. Karena Mitratel terus menangkap peluang terkait menara dengan marjin yang lebih tinggi.  

Sedangkan pendapatan Perseroan di segmen Reseller turun 6 persen menjadi Rp176 miliar, dari sebelumnya Rp188 miliar. Ini dipicu oleh akuisisi tower reseller 798 menara dari Telkom pada Agustus 2021 yang memindahkan pendapatan reseller yang ada dari menara terkait ke pendapatan menara yang dimiliki.

Peningkatan kinerja Mitratel tergambar pada laba operasi yang meningkat sekitar 33 persen menjadi Rp814 miliar per Maret 2022, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp612 miliar.

Selanjutnya, EBITDA Mitratel juga bertumbuh sebesar Rp322 miliar atau 28,8 persen yoy , dari Rp 1,120 triliun per Maret 2021 menjadi Rp1,442 triliun per Maret 2022. Ini diikuti oleh marjin EBITDA Perseroan sebesar 77,1 persen yang meningkat 4.4 basis poin dibandingkan tahun lalu menjadi 77,1 persen, dari sebelumnya 72,7 persen.

“Perkembangan atas EBITDA Mitratel tercermin pada peningkatan profitabilitas dengan efisiensi biaya pada kegiatan usaha,” katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Total Aset

Tower telekomunikasi
Tower telekomunikasi

Dari sisi neraca, masih secara konsolidasi, hingga akhir Maret 2022, total aset Mitratel dicatatat mencapai Rp 57,481 triliun, turun 0,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp 57,728 triliun.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran lebih awal utang jangka panjang sebesar Rp 3,5 miliar yang berdampak pada penurunan kas yang tersedia.

Demikian pula total liabilitas Perseroan pada akhir Maret 2022 turun 2,9 persen menjadi Rp23,374 triliun menurun sebanyak 2,9 persen, terutama karena pembayaran lebih awal utang jangka panjang yang lebih awal memanfaatkan kekuatan kas perseroan yang sangat baik guna memberikan nilai lebih bari para pemegang saham.

Sedangkan ekuitas Mitratel dibukukan bertumbuh sebanyak 1,4 persen menjadi Rp34,107 triliun terutama disebabkan oleh tambahan laba ditahan dari laba bersih selama kuartal I 2022.

Hendra juga mengatakan, peningkatan kinerja Mitratel selama kuartal I 2022, tidak terlepas dari portofolio Perseroan. Per Maret 2022, misalnya, Mitratel memiliki dan mengoperasikan 28.577 menara di Indonesia. Ini didorong oleh pembangunan 371 menara baru selama kuartal I 2022.

Total portofolio Mitratel ini terdiri dari 12.034 menara di Jawa dan pulau terpadat di Indonesia. Perseroan juga memiliki portofolio menara terbesar di antara operator menara lain di luar Jawa, dengan 16.543 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara.

“Kami percaya portofolio ini membuat memberikan keunggulan bagi Perseroan seiring dengan rencana ekspansi operator telekomunikasi kami berada di posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan dari operator nirkabel yang yang juga dicanangkan mengeluarkan belanja modal yang signifikan untuk untuk memperluas jangkauan jaringan mereka, terutama di ke luar Jawa,” ungkap Hendra.

 

Portofolio

Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)
Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)

Menurut Hendra, portofolio nasional Mitratel adalah hasil dari keunggulan kompetitif yang unik dan tidak dapat ditiru sebagai hasil dari hubungan jangka panjang dengan penyewa utama Perseroan Telkomsel, operator seluler terbesar di Indonesia dan anak perusahaan BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).  

Telkomsel memiliki cakupan terluas di antara operator seluler di Indonesia, dan Mitratel menjadi penerima manfaat utama dari peluncuran jaringannya yang telah tercermin ke dalam pesanan B2S yang signifikan bagi Perseroan.

“Secara khusus, kami mendapat manfaat dari kepemimpinan pasar Telkomsel khususnya di luar-Jawa, yang menghasilkan cakupan portofolio menara luar-Jawa yang luas,” katanya.

Pada tahun 2022 Mitratel juga akan terus mengkonsolidasikan penambahan menara dari dalam ekosistem Telkom Group. “Kami berencana untuk meningkatkan jumlah kepemilikan menara dengan mengakuisisi akuisisi 2.500 - 3.000 menara pada 2022,” katanya. 

Hendra menambahkan, untuk mempertahankan kepemimpinan di pasar menara Indonesia, Mitratel akan terus fokus pada kegiatan pemasaran dan manajemen proyek. Hal ini penting untuk meningkatkan kolokasi dan pendapatan, serta meningkatkan marjin pada portofolio situs yang ada.

Salah satu hal penting yang menjadi perhatian Perseroan adalah terus meningkatkan keakuratan dan kecukupan informasi terkait menara untuk memudahkan dan mempercepat pelanggan dalam menentukan lokasi yang diinginkan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan Perseroan untuk bersaing dan menghasilkan pendapatan.

Menurut Hendra, Mitratel menjalankan strategi pemasaran melalui Penetrasi, Akuisisi, dan Retensi. Penetrasi merupakan strategi Perseroan untuk meningkatkan penjualan ke pasar potensial secara agresif dengan mengoptimalkan nilai aset menara kepada tambahan tenant baru di pasar sewa menara baik MNO (Mobile Network Operator) maupun non-MNO, meningkatkan kualitas penjualan dengan menggunakan marketing analytic, dan sinergi & kolaborasi dengan mitra strategis.

Akuisisi merupakan strategi Perseroan untuk menciptakan peluang dalam meningkatkan pangsa pasar dengan mendapatkan tenant baru dari pelanggan lama TowerCos lainnya.

Adapun Retensi adalah strategi Perseroan untuk mempercepat kemampuan penjualan untuk mempertahankan pasar dengan memberikan kebutuhan pelanggan melalui penjualan konsultatif dan meningkatkan pengalaman pelanggan untuk membangun loyalitas pelanggan yang ada dan meningkatkan nilai seumur hidup pelanggan.

 

Evolusi

Mitratel ke depan akan berevolusi ke infrastruktur telekomunikasi terintegrasi dengan portofolio bisnis baru. “Di sini, Mitratel menekankan inovasi produk dan layanan kepada operator telekomunikasi seperti fiberisasi menara, solusi edge-infra, dan power-to-tower untuk memastikan bahwa Perseroan tetap berdaya saing tinggi,” ungkap Hendra.

Dalam proses fiberisasi menara, Mitratel dan provider Fiber Optik telah menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk pembangunan dan penyewaan jaringan serat optik sepanjang 6.000 kilometer secara nasional guna memperluas cakupan layanan serat optik.

Selain itu, Mitratel juga mengembangkan kerjasama pengembangan jaringan serat optik dengan PT Telkom Akses meliputi proses desain, implementasi, hingga pengoperasian dan pemeliharaan jaringan serat optik. Sampai dengan kuartal I 2022 ini Perseroan telah menerima 2,117 km serat optik dari operator seluler di Indonesia.

Untuk memperkuat lini bisnis dan meningkatkan profitabilitas, Mitratel menjajaki kurva bisnis ke-2 dengan memperluas kemampuan Perseroan di area ekosistem menara dengan inisiatif baru seperti edge-infra solution dan layanan power-to-tower. “Semua layanan Mitratel dibangun untuk mendukung percepatan pengembangan layanan pelanggan kami dan mendukung upaya operasional pelanggan kami untuk mencapai proses bisnis yang hemat biaya,” tutup Hendra.

[INFOGRAFIS] Mengenal 4G LTE di Indonesia
Mengenal 4G LTE di Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya