Saham Nvidia Masih Tertekan Usai Kemunculan DeepSeek AI

Saham Nvidia (NVDA) masih mengalami tekanan signifikan. Saham tersebut sempat alami penurunan lebih dari 10 persen setelah kemunculan DeepSeek AI, perusahaan AI asal Tiongkok yang diklaim mampu menyaingi teknologi Nvidia dengan biaya lebih rendah.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2025, 13:38 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 13:38 WIB
Markas Nvidia  di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Saham Nvidia (NVDA) masih mengalami tekanan signifikan. Saham tersebut sempat alami penurunan lebih dari 10 persen setelah kemunculan DeepSeek AI, perusahaan AI asal Tiongkok yang diklaim mampu menyaingi teknologi Nvidia dengan biaya lebih rendah. 

Data dari Google Finance menunjukkan saham Nvidia mengalami penurunan 3,67 persen dalam sehari terakhir dan 3,82 persen dalam sepean. Saham Nvidia diperdagangkan di level USD 120,07.

Melansir analisis dari Nanovest, Minggu (2/2/2025), mengungkapkan keberadaan DeepSeek AI menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai daya saing Nvidia, khususnya dalam sektor pusat data dan AI, yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan.

Laporan mengungkap DeepSeek AI hanya menghabiskan sekitar USD 6 juta dalam riset dan pengembangannya, jauh lebih kecil dibandingkan anggaran besar yang dikeluarkan Nvidia dan perusahaan AI lainnya. 

Meski angka ini belum diverifikasi secara independen, hal ini cukup untuk menimbulkan spekulasi mengenai potensi disrupsi yang bisa terjadi di industri AI global.

Selain itu, dugaan keterlibatan High Flying, entitas yang didirikan oleh investor Liang Wenfeng, dalam mendukung DeepSeek AI semakin memperkuat asumsi proyek ini mendapat dukungan strategis dari pemerintah Tiongkok. 

Namun, beberapa analis tetap optimis terhadap prospek Nvidia. Meskipun pasar bereaksi negatif terhadap berita ini, mereka menilai bahwa ekosistem AI yang dikembangkan di AS masih jauh lebih luas dan kompleks dibandingkan hanya satu model AI baru. 

 

 

Analis Optimis Prospek Saham Nvidia

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Bahkan, laporan menunjukkan DeepSeek AI sendiri masih bergantung pada sekitar 50.000 unit GPU Nvidia untuk tenaga pemrosesannya, yang dibeli sebelum AS menerapkan embargo ekspor chip ke Tiongkok. Hal ini menunjukkan dominasi Nvidia dalam sektor perangkat keras AI masih kuat.

Untuk mempertahankan posisinya, Nvidia telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk meningkatkan kapasitas produksi chip generasi terbaru mereka, Blackwell, hingga 100%. 

Selain itu, perusahaan berencana meluncurkan GPU Rubin pada pertengahan tahun ini, yang dirancang khusus untuk beban kerja pusat data AI. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meredam kekhawatiran pasar serta memastikan Nvidia tetap kompetitif dalam industri yang berkembang pesat.

 

Pertumbuhan Keuangan Nvidia

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dari perspektif keuangan, Nvidia diperkirakan tetap berada dalam kondisi yang solid meskipun laju pertumbuhan pendapatannya mungkin sedikit melambat. Beberapa analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan Nvidia masih bisa mencapai 75% secara tahunan. 

Selain itu, peningkatan arus kas serta rasio utang yang sehat memberikan perusahaan fleksibilitas dalam mendanai penelitian dan pengembangannya.

Secara keseluruhan, meskipun kemunculan DeepSeek AI telah mengguncang pasar saham dan menimbulkan pertanyaan tentang kompetisi di industri AI, Nvidia tetap berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan ini. 

Dengan strategi ekspansi agresif serta inovasi berkelanjutan, perusahaan ini masih memiliki peluang besar untuk mempertahankan dominasinya di era AI yang semakin kompetitif.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya