Liputan6.com, Jakarta Meskipun hartanya melimpah, miliarder Afrika pemilik perusahaan barang mewah terbesar ketiga di dunia Johann Rupert terkenal begitu tertutup. Dirinya memilih hidup untuk jauh dari mata publik.
Johann Rupert mungkin sudah dikenal terutama di wilayah Afrika Selatan. Pengusaha berusia 71 tahun itu merupakan salah satu orang terkaya kedua di benua Afrika dan warga Negara terkaya di Afrika Selatan. Menurut Forbes, Rupert saat ini memiliki saldo bank hampir USD 8 miliar.
Melansir South China Morning Post, Selasa (17/5/2022), miliarder itu berhasil mendirikan Compagnie Financière Richemont atau lebih dikenal sebagai Richemont pada tahun 1988.
Advertisement
Bisnis tersebut mengelola beberapa merek mewah terkenal termasuk Cartier, Dunhill, Piaget, Montblanc dan Van Cleef & Arpels.
Jadi, perusahaan Rupert merupakan salah satu perusahaan barang mewah terbesar ketiga di planet ini, di belakang raksasa LVMH dan Estée Lauder, menurut laporan Deloitte 2019 tentang Kekuatan Global Barang Mewah.
Untuk mengenal lebih jauh, berikut ini beberapa hal tentang orang terkaya Afrika Johann Rupert.
Tempat Tinggal
Meskipun ia menikmati ketenaran dan kekayaan, Rupert dikenal sebagai sosok yang tertutup. Dia menjalani hidupnya sebisa mungkin jauh dari mata publik.
Padahal keluarganya tinggal di sebuah rumah besar di Cape Town, Afrika Selatan. Menurut informasi, rumah itu bernilai lebih dari USD 2,1 juta (dua juta euro).
Selain itu, Ruperts memiliki petak lahan pertanian di Afrika Selatan. Salah satunya L'Ormarins Wine Estate yang meliputi Drakenstein Stud Farm. Perkebunan anggur yang luas itu terletak di salah satu daerah penghasil anggur terkenal di Afrika Selatan, Franschhoek.
Â
Â
Â
Harta Lainnya
Kendaraan Pribadi
Seperti banyak rekan-rekannya yang kaya raya, sejumlah besar kekayaan CEO Richemont telah dihabiskan untuk kendaraan bermotor.
Mobil jelas merupakan salah satu hasrat nyata Rupert. Bahkan dia sampai mendirikan Franschhoek Motor Museum untuk menyimpan koleksi mobilnya yang lebih dari satu.
Menariknya, museum ini terbuka untuk umum dan menampung lebih dari 220 mobil pribadi Rupert, termasuk banyak kendaraan antik dan bahkan beberapa mobil balap.
Anggur
Pada tahun 2001, saudara laki-laki Rupert, Anthonij, meninggal dalam kecelakaan mobil. Setelah tragedi itu, Rupert mengambil alih L'Ormarins Wine Estate di Franschhoek.
Demi menghormati mendiang saudara laki-lakinya, Rupert mulai memperluas operasi pemeliharaan anggur keluarga.
Portofolio anggur Rupert termasuk merek andalannya Anthonij Rupert Wyne, serta sejumlah label lokal populer lainnya seperti Protea, Cape of Good Hope Wines, dan L'Ormarins.
Terbentang di atas lahan seluas 3.200 hektar, L'Ormarins juga memiliki dua ruang mencicipi, Ruang Pencicipan Anthonij Rupert dan Ruang Pencicipan Terra del Capo, rangkaian anggur yang dimulai oleh mendiang Anthonij Rupert sendiri.
Â
Â
Advertisement
Olahraga
Selain anggur, mobil, dan properti, Rupert telah mengarahkan sebagian besar kekayaannya untuk olahraga dan pengembangan olahraga. Rupert sendiri ternyata merupakan mantan pemain kriket dan pecinta golf.
Karena itu, dia juga mengembangkan Klub Golf Leopard Creek di Mpumalanga Afrika Selatan. Ini adalah salah satu lapangan dengan peringkat teratas di negara ini, dan pernah diberi peringkat oleh Golf Digest sebagai lapangan terbaik ke-25 di luar AS.
Rupert juga membeli saham di tim rugby profesional Inggris Saracens, sampai ia menjual 50 persen sahamnya kepada Nigel Wray pada 2018.
Selain itu, miliarder Afrika Selatan ini pun mendirikan Laureus Sport for Good Foundation, sebuah organisasi amal yang bertujuan menggunakan olahraga untuk mengangkat komunitas. Organisasi ini mendukung ratusan program dan inisiatif olahraga di sekitar 40 negara di seluruh dunia.
Harta untuk Amal
Rupert menyumbangkan sebagian besar dananya untuk kegiatan amal dan filantropi, sebagian besar di tanah air keluarga di Afrika Selatan.
Melalui donasi, keluarga Rupert mendukung lusinan organisasi, institusi, dan badan amal. Dari pendidikan dan konservasi hingga seni dan budaya, Rupert telah memengaruhi kehidupan banyak orang Afrika Selatan.
Rupert mendanai beberapa program beasiswa dan telah memberikan lebih dari 130 akta kepemilikan penuh untuk rumah-rumah di beberapa kotapraja Afrika Selatan, dengan demikian menyediakan tempat perlindungan yang sangat dibutuhkan bagi beberapa orang paling miskin di negara itu.
Akhirnya, ketika ekonomi Afrika Selatan menghadapi dampak keras dari tindakan pembatasan untuk memerangi pandemi Covid-19, Rupert menyiapkan dana bantuan dengan menyumbangkan USD 62 juta.
Dengan melakukan itu, Rupert memberikan bantuan keuangan kepada mereka yang paling rentan dan terkena dampak kejatuhan ekonomi yang parah akibat pandemi.
Â
Reporter: Aprilia Wahyu Melati