Harga Minyak Naik Jelang Musim Mengemudi di AS dan Keputusan Embargo Rusia

Musim mengemudi di AS akan membantu harga minyak mentah. Dengan pertumbuhan pasokan yang tertinggal dari pertumbuhan permintaan, pasar minyak kemungkinan akan tetap kekurangan pasokan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mei 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah naik pada perdagangan hari Jumat dan menutup minggu dengan peguatan. Kenaikan harga minyak ini menjelang libur akhir pekan Memorial Day AS, awal dari musim mengemudi di AS.

Selain itu, kenaikan harga minyak mentah juga terjadi saat negara di Eropa tengah bernegosiasi apakah akan memberlakukan larangan atau embargo langsung terhadap minyak mentah Rusia.

Mengutip CNBC, Sabtu (28/5/2022), harga minyak mentah Brent naik USD 2,03 atau 1,7 persen dan menetap di USD 119,43. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 98 sen atau 0,9 persen menjadi USD 115,07 per barel. Untuk minggu ini, harga Brent naik 6 persen sementara WTI naik 1,5 persen.

Harga minyak mentah mendapat dukungan dari permintaan bahan bakar yang kuat di seluruh dunia, dengan kenaikan harga bensin dan minyak pemanas berjangka melampaui minyak mentah tahun ini.

“Permintaan kuat terutama bensin yang menyeret minyak mentah naik,” kata analis Again Capital LLC John Kilduff.

Musim mengemudi di AS akan membantu harga minyak mentah. Dengan pertumbuhan pasokan yang tertinggal dari pertumbuhan permintaan, pasar minyak kemungkinan akan tetap kekurangan pasokan.

"Oleh karena itu, kami tetap positif dalam pandangan kami untuk harga minyak mentah,” kata analis UBS Giovanni Staunovo. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pasokan Berkurang

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Negara-negara Uni Eropa tengah merundingkan kesepakatan mengenai sanksi minyak produksi Rusia yang akan diembargo melalui pengiriman kapal tetapi menunda sanksi atas minyak yang dikirim melalui pipa untuk membantu Hungaria dan negara-negara anggota Uni Eropa lain yang terkurung daratan.

Penolakan Hungaria terhadap sanksi minyak dan keengganan negara lain telah menghambat penerapan paket keenam sanksi oleh 27 anggota Uni Eropa terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina.

Pasukan Iran menangkap dua kapal tanker minyak Yunani pada hari Jumat di Teluk Persia, yang juga telah membuat investor waspada akan kekurangan pasokan di akhir pekan, kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

"Kami melihat asumsi bahwa permintaan minyak dan gas mungkin lebih kuat karena pasar saham menunjukkan bahwa kekhawatiran resesi mungkin berlebihan," kata Flynn.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Kanselir Austria Karl Nehammer bahwa Moskow akan memenuhi komitmen pengiriman gas alamnya.

Perdagangan Sebelumnya

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Harga minyak naik sekitar 3 persen ke level tertinggi dua bulan pada hari Kamis di tengah tanda-tanda pasokan yang ketat menjelang musim mengemudi musim panas AS, karena Uni Eropa (UE) berselisih dengan Hongaria atas rencana untuk melarang impor minyak mentah dari Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Dikutiip dari CNBC, Jumat (27/5/2022), harga minyak brent berjangka USD 3,37 lebih tinggi pada USD 117,40 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS 3,4 persen lebih tinggi pada USD 114,09 per barel.

Brent berada di jalur untuk kenaikan harian keenam berturut-turut dan penutupan tertinggi sejak 25 Maret. WTI menuju penutupan tertinggi sejak 23 Maret.

"Harga minyak mentah naik karena pasar minyak yang ketat akan tetap ada mengingat awal musim mengemudi musim panas akan terus menurunkan stok AS," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Minyak mentah mendapat dukungan dari penarikan mingguan besar dalam persediaan minyak mentah AS, dilaporkan pada hari Rabu.

"Latar belakang fundamental semakin mendukung harga dan akan menjadi lebih bullish setelah sanksi UE atas penjualan minyak Rusia didukung oleh semua pihak yang terlibat," kata Tamas Varga dari PVM Oil.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan dia yakin kesepakatan dapat dicapai sebelum pertemuan dewan berikutnya pada 30 Mei.

Tambahan Pasokan Hongaria

Hongaria tetap menjadi batu sandungan, karena sanksi UE membutuhkan dukungan bulat. Hongaria mendesak sekitar 750 juta euro (USD 800 juta) untuk meningkatkan kilangnya dan memperluas jaringan pipa dari Kroasia.

Bahkan tanpa larangan resmi, lebih sedikit minyak Rusia yang tersedia karena pembeli dan perusahaan dagang telah menghindari pemasok dari negara tersebut.

Produksi minyak Rusia akan turun menjadi 480-500 juta ton tahun ini dari 524 juta ton pada 2021, kantor berita pemerintah RIA melaporkan, mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.

OPEC+ bertemu pada 2 Juni dan diperkirakan akan tetap pada kesepakatan tahun lalu untuk menaikkan target produksi Juli sebesar 432.000 barel per hari, enam sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, menolak seruan Barat untuk peningkatan yang lebih cepat guna mengendalikan harga.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya