Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil temukan cadangan migas dari pengeboran sumur eksplorasi GQX-1 di Perairan Utara Jawa.
Sumur eksplorasi GQX-1 terletak kurang lebih 17 km dari eksisting fasilitas produksi lapangan MM. Sumur GQX-1 yang ditajak pada akhir April 2022 mencapai kedalaman akhir 2958 feet Measured Depth (ftMD) pada tengah Mei 2022.
Sumur ini berhasil menemukan minyak dan gas melalui Uji Kandungan Lapisan (Drill Stem Test/DST) #1 yang dilakukan pada reservoir shallow marine sandstone Formasi Main.
Advertisement
“Dari hasil Uji Kandungan Lapisan Pertama diperoleh laju aliran gas sebesar 3,6 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan minyak 108 barel perhari (BOPD). Selanjutnya akan dilakukan Uji Kandungan Lapisan Kedua/DST#2 pada interval 2494-2519 ftMD di lapisan MR-26,” ujar Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) – Subholding Upstream, Medy Kurniawan, Kamis (2/6/2022).
Medy menjelaskan bahwa temuan cadangan dari sumur GQX-1 melengkapi keberhasilan temuan cadangan sebelumnya pada tahun 2022, yaitu sumur Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) di Jambi, Manpatu-1X di Mahakam, dan Wilela-001 di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2021, Subholding Upstream berhasil melakukan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 12 sumur.
Tahun 2022, Subholding Upstream berupaya meningkatkan kinerja melalui rencana kerja pengeboran sumur eksplorasi yang agresif sebanyak 29 sumur, atau 242 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021.
Dalam strategi eksplorasi, Subholding Upstream memiliki tiga inisiatif utama. Tiga strategi utama tersebut antara lain berupa aset Wilayah Kerja (WK) eksisting dimana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas eksisting.
Selanjutnya strategi New Ventures dimana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru.
Terakhir, strategi partnership untuk sharing risk & cost serta technology & knowledge transfer melalui akselerasi proses kerjasama dan joint bidding domestic serta luar negeri.
Subholding Upstream Pertamina akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadi Subholding Upstream, Pertamina Hulu Energi Punya 68 Anak Perusahaan
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus meningkatkan kinerja ekselen guna menjadi perusahaan minyak kelas dunia. Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina (Persero) sebagai holding migas, tahun 2021 Pertamina Hulu Energi ditetapkan menjadi Subholding Upstream dengan melakukan pengambilalihan seluruh saham milik PT Pertamina (Persero) atas 11 anak perusahaan yang terkait dengan pengelolaan hulu migas Pertamina.
Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang dihadiri dewan komisaris, dewan direksi dan perwakilan pemegang saham di Jakarta pada Selasa 24 Mei 2022.
PHE sebagai Subholding Upstream mengkoordinir 5 Regional yang masing-masing dinahkodai oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk Regional Sumatera, PT Pertamina EP (PEP) untuk Regional Jawa.
Kemudian PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) untuk Regional Kalimantan, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk Regional Indonesia Timur, PT Pertamina Internasional EP (PIEP) untuk Regional Internasional; 2 Anak Perusahaan Services yaitu PT PDSI dan PT Elnusa, Tbk.; serta 1 Anak Perusahaan yang bergerak dalam pemrosesan gas alam yaitu PT Badak NGL.
‘Setelah ditetapkan menjadi Subholding Upstream, Pertamina Hulu Energi saat ini secara total memiliki 68 anak perusahaan yg terdapat di dalam dan luar negeri dengan perusahaan patungan berjumlah 6 dan perusahaan afiliasi ada 2 perusahaan.
"Adapun wilayah Kerja PT PHE sebagai Subholding Upstream sampai akhir 2021 adalah sebanyak 40 Wilayah Kerja Domestik dan 27 Wilayah Kerja Internasional,’’ jelas Corporate Secretary Subholding Upstream Arya Dwi Paramita, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (26/5/2022).
Dengan adanya sinergi dari seluruh Anak Perusahaan ini, Subholding Upstream Pertamina memiliki strategi sebagai upaya peningkatan kinerja hulu migas dengan berbagai kebijakan sebagai rangkaian dari upaya transformasi menuju ketahanan energi nasional.
Sinergi dan strategi menjadi kunci dalam keberhasilan Subholding Upstream Pertamina sehingga mencatatkan kinerja unggul sepanjang tahun 2021.
Advertisement
Pengeboran Pengembangan
Lebih lanjut, Arya menjelaskan Subholding Upstream Pertamina telah menyelesaikan pemboran pengembangan sejumlah 350 sumur dan 472 sumur workover. Realisasi cadangan 1P untuk migas dan gas sebesar 623 MMBOE pada tahun 2021 atau 117 persen dari target.
Dalam kinerja Ekplorasi Tahun Buku 2021, Subholding Upstream Pertamina mencatatkan realisasi 12 sumur pengeboran dengan status selesai, penambahan sumberdaya 2C dengan realisasi sebesar 487 MMBOE atau melebihi 110 persen dari target, realisasi survey seismic 2D sepanjang 1.647 km atau 9 persen diatas target dan survey seismic 3D sepanjang 396 km2 atau 12 persen di atas target.
Realisasi kinerja produksi migas tahun 2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini antara lain dipengaruhi alih kelola Blok Rokan pada bulan Agustus 2021. Sepanjang tahun 2021, Subholding Upstream mencatatkan total volume produksi minyak mencapai 445 MBOPD dan total volume produksi gas bumi mencapai 2.615 MMSCFD.
Subholding Upstream Pertamina juga mendapatkan persetujuan investasi (FID) untuk 39 proyek pengembangan lapangan dan 16 Rencana Pengembangan Lapangan (POD dan OPL) yang telah disetujui oleh SKK Migas.