Liputan6.com, Jakarta PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) telah memberikan penjaminan kepada 42 proyek infrastruktur dengan nilai investasi mencapai Rp476 triliun. Proyek ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Proyek yang mendapatkan penjaminan dari PII terutama proyek infrastruktur, jadi kelihatan fisiknya. Secara total itu ada 42 proyek dengan total nilai Rp476 triliun," kata Direktur Utama PT PII Muhammad Wahid Sutopo dalam Media Luncheon di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (13/7).
Baca Juga
Dia merinci, dari total 42 proyek yang dijamin PII tersebut 31 proyek diantaranya menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi mencapai Rp463 triliun dan 11 proyek sisanya dengan skema non-KPBU.
Advertisement
"42 proyek tersebut mencakup enam sektor yaitu pariwisata, ketenagalistrikan, telekomunikasi, air minum, transportasi dan jalan yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia," ujarnya.
Dalam bahan paparannya, 42 proyek ini meliputi Jalan Lintas Timur (Jalintim) Riau dengan nilai investasi sebesar Rp0,53 triliun, SPAM Pekanbaru Rp0,5 triliun, Jalintim Sumatera Selatan Rp1 triliun, dan SPAM Bandar LampungRp0,8 triliun.
Kemudian, Tol Gedebage-Tasik-Cilacap Rp56,2 triliun, Tol Serang Panimbang senilai Rp8,6 triliun, Tol Japek II elevated Rp16,2 triliun, SPAM regional Jatiluhur Rp1,68 triliun, Tol Japek II Selatan Rp14,7 triliun, SPAM Karian Serpong Rp2,43 triliun, dan Tol Cisumdawu Rp8,4 triliun.
"Untuk penjaminan Tol Terbesar itu Tol Gedebage-Cilacap Rp56,2 triliun," ucapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tol Krian Bunder
Lalu, Tol Krian Bunder Rp12,9 triliun, Tol Semarang Demak Rp5,4 triliun, PLTP Dieng II dan Patuha II Rp6,9 triliun, Jembatan Callender Hamilton Rp2,19 triliun, SPAM Umbulan Rp2,1 triliun, Tol Probowangi Rp23,4 triliun, dan Tol Batang Semarang Rp14 triliun.
PLTU Batang Rp61,5 triliun, SPAM Semarang Barat Rp0,4 triliun, Sreap Western and Central Java Rp41,4 triliun, Pengembangan Jaringan Distribusi Jawa-Bali Rp16,9 triliun, Tol Pandaan Malang Rp 6,4 triliun, Tol Solo Yogyakarta NYIA Kulon Progo Rp28,6 triliun, dan Tol Yogyakarta Bawen Rp14,3 triliun.
Selanjutnya, Bandara Labuan Bajo sebesar Rp1,2 triliun, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Rp4,6 triliun, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Rp24,6 triliun, pengembangan jaringan distribusi Sulawesi dan Nusa Tenggara Rp20,7 triliun, dan Palapa Ring Paket Barat Rp1,2 triliun.
Tol Balikpapan Samarinda Rp11,9 triliun, Hydropower programme Rp6,6 triliun, Kereta Api Makassar Parepare Rp1 triliun, Tol Manado Bitung Rp4,9 triliun, Palapa Ring Paket Tengah Rp1,1 triliun, Satelit Multifungsi Pemerintah Rp6,4 triliun, Palapa Ring Paket Timur Rp5,1 triliun dan Pengembangan Jaringan Distribusi Kalimantan Maluku Papua Rp29,9 triliun.
"Proyek ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” tegas Wahid.
Advertisement
Tol Semarang-Demak Dibangun di Atas Laut, Menteri PUPR: Perhatikan Tantangan Konstruksi
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran Jalan Tol Semarang -Demak diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Adanya Tol Semarang-Demak ini juga diharapkan jadi penghubung kawasan strategis pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata.
Menteri PUPR berpesan agar pembangunan Tol Semarang - Demak tetap memperhatikan aspek konstruksi, aspek waktu, dan aspek keuangan. "Ini technical challenge, jadi harus benar-benar diperhatikan," kata Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Minggu (10/7/2022).
Tol Semarang - Demak memiliki panjang 26,95 km yang dibangun dalam 2 seksi melalui skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). Dua seksi tersebut adalah Seksi 1 untuk ruas Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km menjadi porsi pemerintah (APBN) dengan kebutuhan biaya Rp 10 triliun.
Sementara Seksi 2 untuk ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 km porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.
Untuk seksi 1 telah dilaksanakan kontrak dengan paket pekerjaan peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A; pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B; pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 Ha) dan Sriwulan (± 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C.
Pada seksi 1 tengah dilakukan trial embankment sepanjang 0,4 km dengan progres 7,63 persen dan diharapkan selesai pada bulan Januari 2023 hingga 2 lapis timbunan dan dapat dijadikan acuan untuk pekerjaan tanggul laut pada paket kontraktual 1B yang pada bulan januari 2023 bertepatan mulai pekerjaan timbunan.
Tanggul Laut
Tol Semarang-Demak terintegrasi tanggul laut dengan struktur timbunan di atas laut diperkuat dengan matras bambu setebal 13 lapis.
Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah juga dilakukan dengan cara pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.
Diharapkan dengan Pembangunan Jalan Tol yang terintegrasi tanggul laut ini permasalahan banjir rob di Semarang Timur khususnya Kaligawe - Sayung yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan dapat teratasi pada akhir tahun 2023 dengan terbangunnya tanggul hingga 4 lapis timbunan dan beroperasinya Rumah Pompa pada Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan.
Selanjutnya untuk Seksi 2 saat ini sudah tahap konstruksi dengan progres mencapai 87,4% dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Pembangunan Seksi 2 dilaksanakan oleh PT PP-PT WIKA Konsorsium Maratama-Studi Teknik (KSO) dan Konsultan Supervisi PT. Virama Karya (Persero) dengan biaya konstruksi sebesar Rp 4,7 triliun.
Advertisement