Liputan6.com, Jakarta PT Surveyor Indonesia tengah melakukan transformasi proses bisnis, salah satunya digitalisasi. Langkah ini digadang mampu memperkuat pengejaran target pertumbuhan perusahaan hingga 20 persen tahun ini.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono menyampaikan dari sisi pendapatan pihaknya ditarget mencapai Rp 1,735 triliun di 2022. Angka ini dipatok lebih tinggi dari capaian tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun.
Baca Juga
"Namun ada tuntutan dari pemegang saham bahwa kita harus tumbuh 20 persen di 2022. Kita harus jauh lebih lari lagi, kalau pakai engine (mesin penggerak) ini bisa kedodoran, makanya kita perlu engine baru agar mampu mendorong capaian yang ditetapkan," katanya kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).
Advertisement
Mesin yang dimaksud Haris berupa transformasi perusahaan yang tengah jadi perhatiannya. Ini melingkupi adanya portofolio baru yang ditetapkan dan digitalisasi proses bisnis.
"Potofolio baru akan kita launching terkait lingkungan dan sustainability, ini meragkum SDGs (sustainable Development Goals) dan ESG," ujar dia.
Dengan begitu, harapannya, bisa meningkatkan efektivitas proses bisnis perusahan. Sehingga mampu mecapai efisiensi bisnis yang ditarget.
Haris mengungkap, langkah ini bisa jadi salah satu upaya penghematan keuangan perusahaan. Disamping itu, turut mendorong peningkatan pendapatan perusahaan.
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Digitalisasi
Lebih lanjut, ia menyampaikan digitalisasi yang dimaksud akan menjadi penopang kinerja perusahaan. Kedepannya, efektivitas sumber daya yang dimiliki Surveyor Indonesia akan tercapai.
"Kita dorong untuk lebih cepat, kita lihat situasi saat ini memaksa kita bisa lebih cepat, proses perubahan ini akan lebih cepat," ungkapnya.
"Kedepan digitalisasi proses ini masuk ke proses operasi. Sehingga masuk kita untuk bisa memastikan proses bisnis berjalan," tambahnya.
Disamping itu, ia juga menekankan kualitas yang ada di kantor pusat akan ditransfer ke cabang-cabang Surveyor Indonesia di daerah. Tujuannya meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki, harapannya, kinerja perusahaan semakin moncer kedepannya.
"Harapannya, services kita cepat bisa diakses pelanggan dan bisa lebih efektif dan efisien. Artinya biaya yang dikeluarkan menjadi lebih murah tapi dari sisi kualitas bisa mengerjakannya," papar dia.
Â
Advertisement
Efisiensi Bisnis
Dengan adanya transformasi bisnis, ia berharap bisnis yang efisien akan tercapai. Jadi bisa menopang upaya mengejar target pendapatan yang dilakukan.
"Dua proses ini yang kita lakukan bersama, bangun portofolio baru dengan launching services baru, sehingga target (pendapatan) Rp 1,735 triliun bisa kita capai tahun ini," ujar dia.
Sebelumnya, Suveyor Indonesia mencatat pendapatan 2021 mengalami peningkatan dari Rp 1,4 triliun di 2020 menjadi Rp 1,6 triliun. Sedangkan laba bersih naik dari Rp 102 miliar di 2020 menjadi Rp 155 miliar di 2021.
Haris menyampaikan pencapaian positif BUMN ini juga terjadi pada jumlah aset Surveyor Indonesia yang mencapai Rp 1,9 triliun pada 2021 atau tumbuh delapan persen dibanding 2020 atau setara Rp 159 miliar.
Â