IMF Ikut Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 jadi 5,3 Persen

IMF kembali memangkas ramalan pertumbuhan ekonomi RI menjadi 5,3 persen tahun ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Jul 2022, 16:42 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2022, 16:41 WIB
Menikmati Udara Sejuk Hutan Kota Jakarta
Suasana Hutan Kota di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (6/1). Hutan Kota yang dimiliki Jakarta tersebut bebas polusi dan sejuk. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 ini menjadi 5,3 persen.

Penurunan itu terjadi di tengah perekomonian global yang memasuki periode perlambatan, di tengah kekhawatiran resesi di sejumlah negara besar.

Pertumbuhan PDB global pun diprediksi melambat menjadi 3,2 persen pada 2022 dari perkiraan semula 3,6 persen pada April 2022.

Dilansir dari laman imf.org, Rabu (27/7/2022) IMF memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh lebih rendah 0,1 poin persentase dibandingkan perkiraan sebelumnya pada bulan April.

Ini menandai pemangkasan kedua sejak awal tahun 2022 setelah perkiraan pada bulan April juga sudah direvisi ke bawah 0,2 poin presentase. 

"Output global berkontraksi pada kuartal kedua tahun ini, karena penurunan di China dan Rusia, sementara belanja konsumen di AS di bawah ekspektasi. Beberapa guncangan telah menghantam ekonomi dunia yang sudah melemah akibat pandemi: inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di seluruh dunia– terutama di AS dan negara ekonomi utama Eropa yang memicu kondisi keuangan yang lebih ketat," demikian keterangan IMF terkait laporan Work Economic Outlook terbarunya.

Untuk tahun 2023 mendatang, IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,8 poin persentase menjadi 5,2 persen, dimana tahun depan masih akan terjadi perlambatan.

Adapun negara Asia Tenggara lainnya atau negara tetangga, salah satunya Malaysia dan Thailand yang proyeksi pertumbuhan ekonominya juga dipangkas masing-masing 0,5 poin persentase tahun ini.

Ekonomi Malaysia diperkirakan tumbuh 5,1 persen tahun ini dan menurun 4,7 persen di tahun selanjutnya.

Sementara Thailand, diperkirakan hanya tumbuh 2,8 persen tahun 2022, tetapi akan menguat pada 2023 mendatang ke 4 persen. 

Kemudian berlanjut di Filipina, dimana ekonominya diramal naik 0,2 poin menjadi 6,7 persen tetapi bakal melambat 5 persen pada 2023.

 

IMF Pangkas Lagi Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Global

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pelanggan menelusuri kios makanan di dalam Grand Central Market di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi globa di tengah inflasi yang tinggi di sejumlah negara dan dampak dari perang Rusia-Ukraina.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (27/7/2022) dalam pembaruan laporan World Economic Outlook, IMF mengatakan bahwa pertumbuhan PDB riil global akan melambat menjadi 3,2 persen pada 2022 dari perkiraan semula 3,6 persen pada April 2022.

IMF menyebut, PDB dunia sebenarnya berkontraksi pada kuartal kedua karena penurunan ekonomi di China dan Rusia.

Badan tersebut juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2023 mendatang menjadi 2,9 persen dari perkiraan semula 3,6 persen pada bulan April, mengutip dampak kebijakan moneter yang lebih ketat.

Padahal, pada 2021 lalu pertumbuhan ekonomi dunia telah pulih menjadi 6,1 persen setelah pandemi Covid-19 membuat output global anjlok pada tahun 2020 dengan kontraksi 3,1 persen.

"Prospek telah menjadi gelap secara signifikan sejak bulan April. Dunia mungkin segera tertatih-tatih di tepi resesi global, hanya dua tahun setelah yang terakhir," kata Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, untuk Amerika Serikat, IMF mengkonfirmasi perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada 2022 dan 1,0 persen untuk 2023 mendatang, yang sebelumnya telah terpangkas dua kali sejak bulan April karena permintaan yang melambat di negara itu.

Tak hanya AS, IMF juga memangkas ramalan pertumbuhan PDB China 2022 menjadi 3,3 persen dari 4,4 persen pada April 2022, karena wabah terbaru dan pembatasan ketat Covid-19 di negara itu membatasi produksi dan memperburuk gangguan rantai pasokan global.

IMF Sebut Inggris Bakal jadi Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Terlambat

Inflasi Inggris Sentuh Level Tertinggi dalam 40 Tahun
Seorang pria berjalan membawa tas belanja di distrik Piccadilly di pusat kota London, Rabu (18/5/2022). Kantor Stastitik Nasional (ONS) Inggris mengatakan pada Rabu (18/5), inflasi indeks harga konsumen meningkat menjadi 9% dalam 12 bulan hingga April, dari 7% pada bulan Maret. (AP Photo/Matt Dunham)

 Inggris diprediksi akan melihat pertumbuhan ekonomi paling lambat dari negara anggota G7 tahun depan.

Hal itu diungkapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Dilansir dari BBC, Rabu (27/7/2022) IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris akan turun menjadi hanya 0,5 persen pada tahun 2023, jauh lebih rendah dari perkiraan awal pada bulan April sebesar 1,2 persen. 

IMF juga menyebut, ekonomi global menyusut untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, dihantam perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Badan itu melanjutkan bahwa, dengan terhentinya pertumbuhan ekonomi di Inggris, AS, China, dan Eropa, dunia mungkin akan segera tertatih-tatih di tepi resesi global.

"Kami melihat bahwa masyarakat merasakan dampak kenaikan harga, yang disebabkan oleh faktor ekonomi global, yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina," kata juru bicara Kementerian Ekonomi dan Keuangan Inggris dalam sebuah pernyataan.

IMF pun juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi hanya 3,2 persen dan memperingatkan risiko perlambatan menjadi lebih parah.

Dikatakan harga yang naik cepat harus diperhatikan sebagian penyebab perlambatan ekonomi, dengan rumah tangga dan bisnis dibebani oleh biaya pinjaman yang tinggi karena pembuat kebijakan menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi.

"Ekonomi global, yang masih belum pulih dari pandemi dan invasi Rusia di Ukraina, menghadapi prospek yang semakin suram dan tidak pasti," ungkap Ekonom Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah blog yang menguraikan perkiraan ekonomi terbaru badan pemberi pinjaman internasional itu.

"Prospek telah menjadi gelap secara signifikan sejak April, di mana IMF terakhir kali mengeluarkan perkiraan," tambahnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya