Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tak ingin BUMN menjadi dinosaurus yang besar tetapi akhirnya punah karena bisa beradabtasi dengan lingkungan. Erick Thohir mendorong BUMN terus melakukan inovasi teknologi guna memenangkan persaingan bisnis di tengah era serba canggih.
Erick Thohir menjelaskan, BUMN harus terus membangun ekosistem digital. Alasannya, ekosistem tersebut saat ini menjadi kunci agar bisa memenangkan persaingan bersaing.
Baca Juga
Tentang Kekosongan Direktur Teknik PSSI, Erick Thohir: Setelah Patrick Kluivert Menyelesaikan Tugasnya, Lihat pada Februari 2025
Erick Thohir Tanggapi Kabar Irfan Bachdim Jadi Asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Saya Belum Dengar, yang Berminat akan Diseleksi
Demi Membangun Timnas Indonesia, Erick Thohir Pertemukan Patrick Kluivert dengan petinggi BRI Liga 1 saat Makan Malam
"Jangan BUMN jadi dinosaurus yang mati dimakan zaman karena besar badan, tapi tidak mau bermetamorfosis," ujar dia dalam seminar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bertajuk "Menuju Masyarakat Cashless" di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Advertisement
Era digital mengubah begitu banyak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari perubahan cara kerja, cara berusaha, hingga hal-hal penting lain dalam kehidupan yang sangat memerlukan dukungan digital.
Terlebih lagi, Indonesia memiliki sumber daya besar dalam menjadikan ekonomi digital sebagai fondasi bangsa di masa yang akan datang. Antara lain berupa bonus demografi dalam kurun 2030 sampai 2040 mendatang.
"Allah SWT memberikan kita demografi yang mayoritas muda saat ini, 55 persen usia di bawah 35 tahun, mau tidak mau industri digital kita akan berkembang," lanjutnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Puji 2 BUMN
Erick Thohir memuji terobosan digitalisasi yang dilakukan sejumlah BUMN seperti ASDP Indonesia dengan Ferizy dan Bank Mandiri dengan layanan Livin. Dengan sistem daring, ucap Erick, Ferizy mampu mengurai persoalan antrean yang terjadi bertahun-tahun pada layanan penyeberangan.
"Contoh Ferizy ASDP, dulu penyeberangan antre truk bisa 10 jam, kita coba dua tahun lalu, sistem e-tiketing, ini mampu menghemat biaya logistik kita yang saat ini masih 23 persen atau lebih tinggi dari negara lain yang sudah 13 persen," ucap Erick.
Erick menilai keberhasilan sistem ini mendongkrak pergerakan penyeberangan dari Pulau Jawa ke Sumatera hingga 40 persen. Bahkan, saat masa mudik lalu tingkat pertumbuhan penyeberangan armada trikw tumbuh hingga 144 persen.
Kemudian, ucap Erick, Bank Mandiri sesuai dengan tren bank digital lewat Livin mampu menjadi penghubung yang stategis dalam sektor pembayaran nontunai untuk sektor pariwisata Indonesia.
"Saya tugaskan Mandiri membangun ekosistem pembayaran untuk sektor pariwisata. Kita sering terjebak pola pikir kalau bicara industri pariwisata selalu wisatawan asing, padahal sebelum pandemi, 76 persen itu winsun, hanya 24 persen yang asing. Di Bali, wisatawan asing baru kembali 30 persen, sedangkan wisatawan domestik sudah kembali di 70 persen. Kita sinergikan juga dengan holding pariwisata dan pendukung atau InJourney," tutupnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Erick Thohir Kenalkan Metanesia, Ekosistem Metaverse Karya Telkom Indonesia
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memuji langkah PT Telkom Indonesia (Persero), yang melakukan sebuah terobosan baru dengan resmi meluncurkan Metanesia. Itu merupakan sebuah ekosistem metaverse pertama di Indonesia.
Erick mengatakan, kehadiran Metanesia merupakan langkah konkret BUMN dalam mengakselerasi ekosistem digital yang terintegrasi. Erick menilai hal ini juga sebagai bentuk adaptasi Telkom terhadap perubahan zaman.
"Jangan sampai nanti negara-negara lain sudah membuat dunia baru dengan sistem pembayaran sendiri, marketnya tetap di Indonesia, lalu baru kita menyesal," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2022).
"Kita harus menyeimbangkan perubahan dari ekosistem ini, salah satunya Metanesia untuk melihat bagaimana demografi kita yang semakin muda dan cara kehidupan mereka berbeda, kita harus lakukan adaptasi ini," tegasnya.
Mantan Presiden Inter Milan tersebut menilai, Metanesia menjadi sinergi kekuatan yang ada di BUMN, UMKM dan swasta dalam membangun dunia baru yang tetap saling menguntungkan. Erick ingin kehadiran dunia baru ini menjadi peluang bagi UMKM naik kelas.
"Jangan sampai dengan dunia baru ini UMKM dihapuskan karena fondasi bangsa kita jelas ekonomi kerakyatan, dunia baru ini justru mempermudah akses pasar dan pendampingan UMKM agar bisa menjadi kekuatan di dunia baru," ucap Erick.
Bantu UMKM Bangkit
Dengan kerja sama dan kolaborasi banyak pihak, Erick menilai Indonesia mampu membantu UMKM. Ia mencontohkan Sarinah, dengan kurasi yang ketat, kini produk-produk UMKM bisa tampil dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk asing.
"Sekarang Sarinah luar biasa, pengunjungnya dalam empat bulan sudah mencapai lima juta orang, apalagi Metanesia, satu bulan bisa 20 juta pengunjung, asal produk-produknya unik," lanjut Erick.
Dalam Metanesia, ucap Erick, PT Bio Farma dapat memberikan kemudahan konsultasi kesehatan secara daring. Tak hanya itu, Erick berharap Telkom membuat sesuatu yang berbeda dalam Metanesia.
"Kita punya kekuatan sendiri, Telkom bikin dunia baru tapi hanya untuk BUMN, tidak boleh, kita tidak boleh jadi menara gading, kita harus rangkul UMKM dan swasta menjadi bagian kita bersama sebagai ekosistem Indonesia," tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement