Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng organisasi avalis penyandang disabilitas, Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), menginisiasi DISART Festival. Acar ini merupakan pameran dan penjualan hasil karya para teman disabilitas dalam rangkaian acara G20 dalam upaya membangun ekosistem ekonomi yang lebih kuat bagi teman disabilitas.
KemenKopUKM memiliki perhatian besar terhadap ekosistem digital ekonomi dan penguatan teman disabilitas melalui kelembagaan koperasi dan mendukung aktivitas PTI sebagai mitra avalis untuk menjahit teman disabilitas.
Baca Juga
“Saya berharap PTI bisa menjadi inkubator bisnis bagi disabilitas, dengan membangun sebuah ekosistem, terkait dari pembiayaan dan pelatihan secara berkelanjutan serta membantu menempatkan SDM disabilitas kepada perusahan-perusahaan yang ada di Indonesia”, ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, Senin (8/6/2022).
Advertisement
Oleh karena itu diinisiasi DISART Festival yang akan memamerkan karya dari anak-anak difabel mulai dari makanan, lukisan, scarf, dan tas. Dalam pameran yang digelar di Bali Senin, 8 Agustus 2022 mendatang itu, PTI juga akan menampilkan sejumlah di antaranya fasilitas touch up station dari make up artist difabel untuk para delegasi G20.
Ada pula pertunjukan tari Bali dari para difabel dan nantinya PTI juga membuat video mapping khusus yang menceritakan perjalanan PTI dari hulu ke hilir berjuang untuk teman-teman difabel.
MenKopUKM Teten mengatakan sesuai UUD 1945 pasal 34 ayat 1, dan 2 yakni “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara serta negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Amanah itu kemudian ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 8/2016 dan PP No 52 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagi Disabilitas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 8,56 persen dari total populasi Indonesia merupakan penyandang disabilitas atau sekitar 21 juta. Sementara menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada 2018, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 30.385.772 juta atau sekitar 11,5 persen dari jumlah penduduk.
Selain itu pemberdayaan kaum marjinal dan disabilitas sekaligus melestarikan seni budaya bangsa. Kemudian juga membuka peluang usaha seluas-luasnya but disabilitas di event G20 agar karya mereka dapat dikenal dengan menembus rang waktu dan tempat secara digital.
31 Juta Disabilitas
Data menyebutkan ada sekitar 31 juta disabilitas yang tercatat saat ini, dan ini merupakan pangsa pasar yang bisa berpotensi untuk dikembangkan sebagai ekonomi kerakyatan.
Tercatat PTI sudah berhasil menyalurkan banyak tenaga kerja dan produk lulusan pelatihan ke industri besar sebagai bagian dari membangun ekosistem penguatan disabilitas dari hulu ke hilir.
Pelatihan yang telah diberikan kepada para disabilitas saat ini meliputi pelatihan sebagai MUA atau Makeup Artist, Chef, dan Bidang Seni (Art), semua pelatihan ini disusun dengan platform digital agar peserta pelatihan dapat memasarkan dan menemukan pasar di berbagai platform digital.
Selain itu, dari sisi penyerapan tenaga kerja disabilitas dan menghubungkan off-taker, PTI menggaet perusahaan-perusahaan ternama dalam pengembangan SDM disabilitas dan off-taker produk dan jasa, seperti; PT Modena, PT Panasonic Gobel, PT Paragon (Wardah), Danar Hadi.
“Mereka adalah sumber daya manusia yang sangat berpotensi untuk terus dibina dan dikembangkan agar menjadi sosok mandiri secara financial,” ujar Myra.
Selain penguatan di hulu seperti pelatihan keterampilan, menghubungkan ke platform digital, hingga hilir yaitu penghubungan ke market, PTI juga mendukung ekosistem pembiayaan bekerja sama dengan Bank Sahabat Sampurna dan akan segera menyusul dalam waktu dekat Bank BCA dan Bank Mega.
Melihat ceruk pasar UMKM disabilitas masih sangat luas, PTI akan terus memaksimalkan kesempatan untuk mengembangkan diri sebagai unicorn kaum disabilitas. strategi pembangunan ekosistem yang lebih kuat juga telah dipersiapkan untuk menjaga semua produksi yang dihasilkan, salah satunya dengan menggunakan jasa profesional kurator.
PTI melihat digitalisasi mampu mendorong partisipasi ekonomi teman disabilitas karena digital ekonomi memberikan level playing field. Optimisme bahwa ada egaliter dalam dunia digital mendorong PTI untuk memberikan teman-teman disabilitas untuk mengaktualisasi diri sama seperti yang lain.
Oleh karena itu, Myra mengatakan, PTI berencana akan mengeluarkan platform digital sendiri dan mendirikan Koperasi Usaha bagi teman Disabilitas seperti arahan dari Kementerian Koperasi dan UKM sesuai dengan PP Nomor 70 Tahun 2019 tentang Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi terhadap Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.
Advertisement