Lewat ICON+, PLN Pasok Internet dalam Rangkaian Forum Energi G20

Kehadiran internet andal jadi kebutuhan penting dalam penyelenggaraan rangkaian acara G20. Khususnya untuk acara presidensi yang akan berlangsung bulan November mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Sep 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Situs Web, Internet, Website. Kredit: FirmBee via Pixabay
Ilustrasi Situs Web, Internet, Website. Kredit: FirmBee via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya ICON+ berhasil memasok jaringan internet bagi penyelenggaraan Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM) dan Energy Transition Working Group (ETWG) #3 sebagai rangkaian kegiatan G20.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, kehadiran internet andal jadi kebutuhan penting dalam penyelenggaraan rangkaian acara G20. Khususnya untuk acara presidensi yang akan berlangsung bulan November mendatang.

"Berbagai sarana dan prasarana sudah kita bangun, namun kalau tidak ada internet yang baik tentu G20 ini tidak bisa berjalan dengan baik. Kita menyiapkan jaringan tulang punggung broadband. Redundancy-nya kita siapkan jaringan tulang punggung fiber optic serta satelit dan radio link infrastruktur TIK seluruh operator telekomunikasi dan fiber optic disiagakan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, layanan internet broadband PLN merupakan bentuk diversifikasi bisnis untuk menghadapi tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Bisnis layanan internet ini dilakukan dengan memaksimalkan aset yang PLN punya saat ini.

"Kami ingin menunjukkan bahwa bisnis jaringan IT, khususnya internet broadband PLN ini siap untuk memberikan layanan terbaik. Keandalan layanan IT diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada seluruh tamu delegasi," ucap Darmawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jaringan Kabel Bawah Laut

Internet
Internet (sumber: Pixabay)

Direktur Utama ICON+ Yuddy Setyo Wicaksono, menyatakan, dari 3 rangkaian kegiatan ETWG yaitu di Yogyakarta pada 24-25 Maret 2022, di Labuan Bajo 23-24 Juni 2022, dan Bali 31 Agustus-1 September 2022, serta gelaran ETMM pada 2 September 2022, pihaknya menyiapkan kebutuhan internet di lokasi acara.

"Kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM yang telah memercayakan pemenuhan kebutuhan layanan internetnya kepada kami. Dan kami bersyukur, seluruh kebutuhan tersebut dapat kita penuhi dengan baik," ungkap Yuddy.

ICON+ memiliki jaringan optic kabel bawah laut yang menghubungkan Jawa Bali secara redundant. Ini memberikan jaminan keandalan layanan jaringan yang disiapkan dalam orde gigabyte dengan konfigurasi lebih dari 70 akses poin di seluruh ruangan berlangsungnya acara.

"PLN melalui ICON+ siap mendukung kebutuhan internet demi menyukseskan pelaksanaan Presidensi G20," pungkasnya.


Peran Penting G20 untuk Pastikan Transisi dan Keberlanjutan Energi Jangka Panjang

Plenary Session 1 dalam KTT T20 di Nusa Dua, Bali pada 5 September 2022 membahas tentang G20 yang diharapkan menjadi jembatan untuk berbagai konflik dunia. (Liputan6/Benedikta Miranti)
Plenary Session 1 dalam KTT T20 di Nusa Dua, Bali pada 5 September 2022 membahas tentang G20 yang diharapkan menjadi jembatan untuk berbagai konflik dunia. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Dunia telah mengandalkan energi konvensional selama ribuan tahun, sementara pasokannya sangat terbatas. Dengan pertimbangan ini, transisi energi sangat dibutuhkan, karena sangat penting untuk memastikan keberlanjutan energi jangka panjang; agar bumi tetap hidup dan berjalan.

Dengan sedikitnya sumber energi konvensional yang dimiliki, waktu terbaik untuk memulai upaya dalam transisi energi adalah tepat pada saat ini juga. Namun, transisi energi tidak dapat dilakukan satu negara saja, perlu ada kerjasama global untuk memastikan prosesnya berjalan lancar.

Selain kerjasama global, dana yang besar juga diperlukan untuk kelancaran transisi, serta dukungan pemerintah dan kelembagaan. Di sinilah G20 memainkan peran penting untuk memastikan kemudahan transisi hijau dan energi.

Dalam plenary session KTT T20 di Bali, Senin (5/9/2022), bertajuk: "Smoothing Green and Just Energy Transition", para ahli diharapkan dapat memberikan berbagai wawasan tentang upaya yang dapat dilakukan publik atau swasta untuk memastikan transisi hijau dan energi dapat berjalan dengan lancar dan bagaimana G20 dapat berkontribusi dalam proses tersebut.

Para panelis dalam sesi ini, antara lain Director of the German Development Institute (DIE) Anna-Katharina Hornidge, Director of the Centre for Climate Economics and Policy at Australian National University (ANU) Frank Jotzo, Vice-President Asia Regional Office, The Rockefeller Foundation Deepali Khanna, Deputy Director/Global Sector Lead for Renewable Energy, Global Green Growth Institute (GGGI) Nishant Bhardwaj.

 


Pentingnya Transisi Energi

Plenary Session 1 dalam KTT T20 di Nusa Dua, Bali pada 5 September 2022 membahas tentang G20 yang diharapkan menjadi jembatan untuk berbagai konflik dunia. (Liputan6/Benedikta Miranti)
Plenary Session 1 dalam KTT T20 di Nusa Dua, Bali pada 5 September 2022 membahas tentang G20 yang diharapkan menjadi jembatan untuk berbagai konflik dunia. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Transisi energi dianggap penting lantaran dinilai dapat meningkatkan kualitas hidup manusia di seluruh dunia. Hal ini disampaikan Nathan Hultman, Director of the Center for Global Sustainability at the University of Maryland.

"Transisi ini bila dilakukan dengan baik, akan meningkatkan kualitas hidup kita, dan vitalitas ekonomi bagi orang di seluruh dunia," paparnya dalam pembukaan sesi tersebut di KTT T20, Senin (5/9/2022). 

"Di sinilah T20 dan G20 memainkan peran penting untuk memastikan transisi energi hijau yang juga berjalan secara adil, lancar, cepat dan tepat," tambahnya lagi.

Salah satu panelis, Vice-President Asia Regional Office, The Rockefeller Foundation Deepali Khanna menyampaikan bahwa ada peran penting yang bermain dalam negosiasi stabilitas politik dan ekonomi. 

Menurutnya, dalam membangun transisi energi, sangat penting untuk mejauhkan perspektif politik seperti perang Rusia-Ukraina saat ini. Selain itu, penting juga untuk mendalami soal fiskal ekonomi yang belum terpenuhi.  


Kaitan dengan Dekarbonisasi

Panelis lainnya, Director of the Centre for Climate Economics and Policy at Australian National University (ANU) Frank Jotzo menyebutkan bahwa tantangan bagi negara berkembang adalah dekarbonisasi. 

"Kekhawatirannya terjadi saat ini, ketika masalah ini berdampak terhadap hilangnya pekerjaan. Ini adalah kekhawatiran yang sebenarnya," ujarnya. 

Menurut pandangannya, perhitungan soal pergantian dari bahan bakar fosil yang akan memakan banyak biaya juga perlu untuk diperhitungkan. 

"Dalam hal ini, negara-negara perlu membuat strategi tertentu untuk melihat langkah praktis dalam menyediakan layanan infrastruktur yang baik, namun juga terjangkau bagi konsumen dan industri," tambahnya.  

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya