Waspada, Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jakarta-Tangerang Rawan Banjir

Curah hujan tinggi di wilayah Jakarta mengakibatkan sejumlah ruas terkena banjir, seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR S) hingga ruas Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 05 Okt 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 19:30 WIB
FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Sebuah truk melintasi banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Curah hujan tinggi di wilayah Jakarta pada Selasa (4/10/2022) kemarin mengakibatkan sejumlah ruas terkena banjir, seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR S) hingga ruas Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, mengklaim masih ada sejumlah ruas tol di kawasan Jabodetabek lain yang rawan terkena banjir di beberapa titik.

"Ada yang Jakarta-Cikampek, kemudian yang di daerah Jakarta-Tangerang, itu ada beberapa ruas yang tinggi muka air sungainya cukup tinggi," ujar Danang di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Namun, Danang tak menyebut secara rinci titik-titik mana saja di jalan tol tersebut yang punya potensi terkena genangan air. Ia mengajak pengguna tol untuk selalu mengikuti update informasi yang disediakan.

"Sebenarnya di aplikasi kita, di BPJT info, apps-nya kita, sudah kerjasama dengan BMKG untuk memberitahu para pengguna mengenai ruas-ruas jalan yang mengalami risiko curah hujan tinggi," ungkapnya.

"Kita harapkan masyarakat yang melakukan perjalanan dari awal sudah terinfo mengenai ruas-ruas mana yang rawan mengalami curah hujan tinggi," kata Danang.

Mengenai luapan air di Tol JORR S dan Tol Pondok Aren-Serpong pada Selasa (4/10/2022) kemarin, ia menilai itu sebagai masalah klasik, dimana debit air permukaan sungai yang melintasi ruas jalan bebas hambatan tersebut tidak terserap dengan baik.

"Seperti di JORR-S itu case-nya sama, itu kejadian berulang seperti tahun lalu, itu juga terjadi hal yang sama. Sehingga limpasan sungai yang berada di sana pintu airnya terbuka, itu melimpas ke jalan tol," bebernya.

"Jadi case-nya hampir semua kalau kita lihat yang ada di Jabodetabek ini kejadiannya limpasan air hujan dari luapan sungai," pungkas Danang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tol Pondok Aren-Serpong Km 8 Baru Bebas Banjir Mei 2023

FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Suasana banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Progres penanganan banjir di Jalan Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500 berupa penggantian box culvert dengan jembatan selebar 20 meter hingga peninggian jalan, kini baru mencapai 30 persen.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, menargetkan penyelesaian proyek penanganan banjir Tol Pondok Aren-Serpong Km 8 bisa tuntas Mei 2023.

"Sejauh mana rencana dilaksanakan, sekarang sudah berjalan, dan kita rencanakan Mei tahun depan (selesai). Paling tidak jalan Tol Pondok Aren-Serpong aman dilalui lalu lintas setelah Mei tahun depan," ujarnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Sembari menunggu itu selesai, Hedy mengatakan, pihak badan usaha jalan tol (BUJT) sudah menyiapkan upaya mitigasi dengan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya darurat.

"Jadi kita lakukan traffic management, kita juga kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWSK untuk penyuapan pompa, mempercepat surutnya air," sebut dia.

Hedy mengutarakan, upaya penanganan banjir di Tol BSD tersebut sudah diupayakan sejak 3 tahun silam melalui penyusunan desain. Mulanya, debit air Sungai Cibenda yang melintasi ruas tol tersebut sudah ditampung oleh box culvert.

"Masalah luapan sungai ini regional (berlaku juga untuk wilayah di sekitar tol). Tentu kita perlu lakukan koordinasi dengan dinas-dinas yang bertanggung jawab terhadap sumber daya air, karena ini sifatnya regional," ungkapnya.

Langkah pertama, dengan memastikan agar lalu lintas di jalan tol tidak sampai terputus, dengan cara meninggikan jalannya.

"Jadi nanti box culvert akan kita ganti dengan jembatan selebar 20 meter, sehingga berikan keleluasaan untuk crossing aliran Sungai Cibenda. Yang penting juga, jalannya kita tinggikan 2 meter," terang Hedy.

Kementerian PUPR juga ikut membantu dengan membuat kolam retensi sebagai tempat penangkap air dengan kapasitas sekitar 7.700 m2.

"Secara simpel, katakan lah (ketinggian) banjir 50 cm. Ini kira-kira bisa mengeringkan sekitar 1,5 ha genangan. Sifatnya sangat lokal, membantu kembalikan fungsi water retention," tutur Hedy.


Tol Pondok Aren-Serpong Jadi Langganan Banjir, Apa Sebabnya?

FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Mobil menerjang banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, menyoroti bencana banjir yang terjadi di sejumlah ruas tol Jabodetabek saat musim hujan ini. Salah satunya di ruas Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500 yang kembali tergenang air pada Selasa (4/10/2022) kemarin.

Hedy mengabarkan, tingkat genangan tertinggi di jalan tol berada pada ketinggian 53 cm untuk arah Serpong, dan 37 cm arah Jakarta. Itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

"Kejadian ini (banjir di Tol Pondok Aren-Serpong Km 9) sebenarnya sudah yang keempat kali. Cuman kemarin itu cukup tinggi, sehingga lalu lintas terhambat banyak meski kita bisa mengaktifkan satu lajur," terang Hedy di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Dia lantas menceritakan sejarah pembangunan Tol Pondok Aren-Serpong pada 1999, dimana kala itu wilayah sekitar masih berupa area rawa dan belum banyak dipadati pemukiman.

"Kita perlu menginformasikan pada publik, yang pertama bahwa mengingatkan kembali Tol Pondok Aren-Serpong dibuka tahun 1999, dalam kondisi aslinya di sekitar Km 8+500 daerah tangkapan air, rawa-rawa, cukup besar," ungkapnya.

Seiring penggunaan lahan yang yang semakin luar biasa, pada 2007 terpantau mulai adanya peningkatan muka air di titik Km 8+500 Tol Pondok Aren-Serpong. Hedy menjelaskan, ini dipicu semakin berkurangnya daerah storage air, dan adanya penyempitan Kali Cibenda.

"Penyebab banjir di tol, kalau tidak meluapnya sungai atau drainase yang jelek. Untuk di Tol Serpong itu kapasitas sungai (Kali Cibenda) dulu 9 meter, sekarang tinggal 4,5 meter saja," jelasnya.

Kementerian PUPR bekerjasama dengan pemda setempat sudah melakukan upaya konstruksi untuk memitigasi banjir. Namun, proyek itu justru semakin mempersempit lebar kapasitas sungai.

"Dinas pekerjaan kabupaten sedang melakukan pembuatan tanggul. Karena metode konstruksinya jadi (lebar sungai) makin menyempit, walaupun sifatnya hanya sementara," ujar Hedy. 


Tarif Tol Naik, tapi Kok Banjir?

Jalan Tol Ngawi Kertosono KM 604+000 Madiun Jawa Timur Banjir
Jalan Tol Ngawi Kertosono KM 604+000 Madiun Jawa Timur Banjir (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyoroti kenaikan tarif tol yang tidak dibarengi oleh Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi konsumen.

Khususnya dalam penanganan banjir pada musim hujan saat ini, dimana sejumlah ruas seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR-S) hingga Tol Pondok Aren-Serpong (BSD) kerap tergenang air.

"Hujan deras, beberapa ruas tol di Jabodetabek banjir, seperti ruas Tol Serpong dan Tol JORR," tulis Tulus, Rabu (5/10/2022).

Menurut dia, pemerintah sepatutnya tidak mengakomodasi permintaan kenaikan tarif tol setiap 2 tahun sekali oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), bilamana pelayanan dasar seperti penanganan banjir saja belum terselesaikan.

Bahkan, ia pun meminta tarif tol yang berlaku sekarang dievaluasi juga jika belum bisa memenuhi SPM sesuai persyaratan.

"Seharusnya hal ini menjadi prasyarat untuk tidak dinaikan tarifnya, atau bahkan tarif eksisting dievaluasi, karena artinya ruas tol tersebut tidak mampu memenuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal) jalan tol," ungkapnya.

"Seharusnya hal ini menjadi perhatian Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)," seru Ketua YLKI itu.   

4 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Siap Beroperasi Pertengahan 2019
Infografis 4 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Siap Beroperasi Pertengahan 2019.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya