Pebisnis G20 Bahas EBT Hingga Krisis Iklim, Pengamat: Positif Bagi Investasi

Bahasan forum bisnis G20 atau B20 telah sesuai dengan arah dunia ke depan. Harapannya, ini bisa memberikan hal positif mengenai investasi ke dalam negeri.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 14 Nov 2022, 18:40 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2022, 18:40 WIB
Chairwoman B20 Shinta Kamdani menyebut dunia saat ini dihadapi oleh situasi silit dan kritis (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Chairwoman B20 Shinta Kamdani menyebut dunia saat ini dihadapi oleh situasi silit dan kritis (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkap kalau bahasan di forum bisnis G20 atau B20 telah sesuai dengan arah dunia ke depan. Harapannya, ini bisa memberikan hal positif mengenai investasi ke dalam negeri.

Untuk diketahui, forum B20 dalam Presidensi G20 Indonesia telah mencapai puncaknya. Topik pembahasannya meliputi peluang investasi yang ramah lingkungan, industri kesehatan, hingga energi baru terbarukan (EBT).

Eko memandang topik-topik itu jadi hal penting kedepannya. Apalagi, dibarengi dengan kebijakan yang sesuai dalam mendukung dunia usaha.

"Kalau menurut saya isu yang diangkat B20 sudah tepat, sejalan dengan tren bisnis ke depan yang lebih mengarah ke keberlanjutan lingkungan, kesehatan dan energi terbarukan," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (14/11/2022).

Hal ini akan semakin berdampak positif jika bisa didukung oleh sektor keuangan. Sehingga pertumbuhan sektor bisnis akan semakin pesat.

"Maka mau tidak mau sektor bisnis akan mengikuti karena sumber dananya dari sektor keuangan. Jadi, harusnya positif bagi investasi," ungkapnya.

Sementara itu, Eko menekankan hal yang kurang menjadi perhatian dalam B20. Yakni aspek keterlibatan UMKM dan kerja sama antar perusahaan besar dan UMKM.

Menurut dia, topik ini perlu jadi perhatian penting. Sebab, Indonesia dan negara berkembang lainnya banyak ditopang oleh tumbuhnya UMKM.

"Kalau untuk Indonesia dan negara berkembang, sebenarnya isu kemitraan antara usaha UMKM dan usaha besar perlu juga dibahas di forum bisnis G20, sehingga ekonomi kedepan tidak makin timpang," ujarnya.

 


Indonesia Berhasil Mengadvokasi Ekonomi Negara Berkembang

Presiden Direktur Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Group Alvin Sariaatmadja menjadi salah satu pembicara dalam B20 Summit di Bali. (Vidio)
Presiden Direktur Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Group Alvin Sariaatmadja menjadi salah satu pembicara dalam B20 Summit di Bali. (Vidio)

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasyid menekankan kalau Indonesia berhasil menjadi salah satu akselerator pertumbuhan ekonomi di kancah dunia. Alasannya, Indonesia jadi satu-satunya negara ASEAN yang jadi anggota The Group of 20 atau G20.

Dia menekankan, dengan salah satu capaian ini, Indonesia mampu membantu pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Sehingga mampu bersanding dengan negara-negara maju di kancah global.

"Sebagai satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G 20. Indonesia mampu mengadvokasi ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global. Pada saat yang sama, Indonesia memiliki tradisi panjang dalam mengadvokasi berbagai suara di meja perundingan," ujarnya dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

Dia menerangkan kalau Indonesia memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, Indonesia sebagai produsen komoditas utama di dunia, kemudian menampung 95 persen lapangan pekerjaan yang berdasar pada UMKM. Di sisi lain, Indonesia juga sebagai negara yang memiliki 17.000 pulau.

"Dan meskipun Indonesia adalah ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, Indonesia juga menjadi rumah bagi 100 juta orang yang tidak memiliki akses perbankan," paparnya.

"Jadi bagaimana kita menjembatani perbedaan kita dan mendorong konsensus? Saya akan jujur, itu tidak selalu mudah, tetapi untuk nilai-nilai fundamental Indonesia yang memungkinkan kita untuk menjembatani perbedaan ini dan terus maju," tambah Arsjad Rasyid.

 


Gotong Royong

Pertemuan bisnis dalam G20 atau disebut B20 telah mencapai puncak pembahasan
Chair B20 Indonesia Shinta Wijaya Kamdani dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasyid. Pertemuan bisnis dalam G20 atau disebut B20 telah mencapai puncak pembahasan. Nantinya, berbagai hasil yang didapat akan disetor ke tingkat kepala negara di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Seluruh keberhasilan ini bukan tanpa sebab. Arsjad menyebut ini bisa dicapai dengan dua konsep utama. Yakni, Gotong Royong dan Bhineka Tunggal Ika. Menurutnya ini bisa menjaga stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan selama 20 tahun terakhir.

"Kami telah berusaha keras untuk membawa rasa persatuan dan aksi kolaboratif ke tahun-tahun ini antara tahun-tahun sebelumnya dan tahun ini. Dengan dukungan semua orang yang terlibat. Saya yakin kami telah berhasil," bebernya.

 

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia
Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya