Industri Paylater Tumbuh Pesat, Ekonomi Digital Indonesia Perlahan Pulih

Pesatnya pertumbuhan industri Paylater di Indonesia masih menjadi satu pendorong pemulihan ekonomi digital di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2023, 15:50 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2023, 15:50 WIB
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

 

Liputan6.com, Jakarta Pesatnya pertumbuhan industri Paylater di Indonesia masih menjadi satu pendorong pemulihan ekonomi digital di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan data dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang menunjukkan angka pembiayaan paylater di industri multifinance mencapai Rp 4.2 triliun hingga September 2022. Angka ini hampir menyentuh pencapaian pembiayaan paylater di tahun 2020 sebesar Rp 4.47 triliun.

Peningkatan ini diperkuat oleh sejumlah perusahaan pembiayaan yang menghadirkan layanan paylater sebagai opsi pembayaran. Salah satunya adalah melalui layanan Atome di Indonesia.

Sepanjang 2022, Atome telah berhasil mencetak pertumbuhan transaksi hingga hingga 360 kali, dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) yang tercatat sebanyak 420 kali lebih banyak dibandingkan akhir tahun 2020 .

“Angka ini kami dapatkan dari total pembiayaan yang telah diberikan kepada pengguna Atome dimana 70 persen dari mereka mayoritas berasal dari daerah Jawa dan Bali. Angka ini menjadi pendorong bagi kami untuk dapat memperluas layanan paylater agar bisa dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas lagi,” ungkap Winardi Wijaya, General Manager Atome Indonesia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Atome juga telah berhasil mencatat pertumbuhan pengguna Atome sebesar 9,600 persen, dengan lebih dari 5 juta pengunduh aplikasi di Indonesia. Winardi juga menambahkan bahwa 54 persen dari mereka masih berasal dari Gen Z dan milenial dengan persentase pengguna wanita sebanyak 70 persen.

 

Kemajuan Era Digital

Ilustrasi bank digital. Clay Banks/Unsplash
Ilustrasi bank digital. Clay Banks/Unsplash

Besarnya minat Gen Z dan milenial dalam hal ini dengan kemajuan era digital, dimana mereka bisa mendapatkan semua kebutuhan melalui ponsel yang mereka miliki.

Atome menjadi opsi terbaik dengan ekosistem yang menjangkau seluruh aspek kebutuhan mereka, mulai kebutuhan kebutuhan fashion, kecantikan, gaya hidup, kebugaran, edukasi, elektronik, travel hingga peralatan rumah tangga.

“Hingga saat ini, kami telah bermitra dengan setidaknya 700 merchant dan lebih dari 10,000 toko offline di Indonesia. Beberapa brand besar yang sudah bergabung dengan ekosistem Atome seperti MAP Group, H&M, Matahari Department Store, Giordano Group, Sociolla, Gold Gym, Kanmo Group dan masih banyak lagi. Ekosistem ini masih terus kami perluas sehingga kedepannya, pengguna dapat dengan mudah mengakses seluruh kebutuhan mereka dengan opsi pembayaran paylater Atome,” kata Winardi.

Dari besarnya ekosistem tersebut, Winardi mengatakan bahwa lebih dari 95 persen pengguna mengambil opsi tenor cicilan pembayaran untuk 3 bulan dan 6 bulan.

“Kinerja pembiayaan Atome sepanjang 2022 kemarin juga mendukung angka non performing loan (NPL) yang kami miliki dalam batas yang rendah dan terjaga dengan sangat baik," ungkapnya.

Selain pencapaian yang signifikan, Atome juga turut mendukung pertumbuhan literasi keuangan dengan edukasi yang secara konsisten diberikan melalui ragam program yang disajikan baik secara daring maupun luring dengan menghadirkan para pembicara yang ahli di bidangnya sesuai dengan topik yang diangkat.

 

Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Atome
Atome

Winardi mengatakan bahwa layanan paylater dapat menjadi salah satu opsi terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil memaksimalkan manajemen keuangan yang mereka miliki.

Hal ini disampaikan dengan merujuk pada penelitian dari Institute for Development of Economic Studies (INDEF) yang mengatakan bahwa seiring berkembangnya layanan paylater, banyak masyarakat yang belum bisa mengelola keuangan dan kredit sehingga fitur paylater dianggap sebagai jebakan.

“Terkait hal ini, kami selalu memastikan bahwa pengguna yang mengakses layanan kami memiliki tujuan yang jelas saat menggunakan Atome. Kami masih melakukan penerapan credit Scoring dan BI Checking serta batasan minimal usia 17 tahun dan telah memiliki KTP. Kami juga terus memberikan edukasi terkait sistem cicilan yang diharapkan dapat membantu mereka untuk bijak mengatur keuangannya,” tutup Winardi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya