Liputan6.com, Jakarta Pemilik perusahaan modal ventura AC Ventures, Pandu Sjahrir mengungkap ada pihak yang berminat untuk investasi di dalam negeri. Utamanya terkait dengan startup di sektor kesehatan.
Namun, dia mengaku ada beberapa hal yang jadi catatan para pemodal yang akan menyuntikkan dananya. Diantaranya adalah keberadaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), insentif yang disediakan pemerintah, hingga cara pemerintah menjamin orang-orang terbaik mau berada di Indonesia.
Baca Juga
Hal ini ditanyakan Pandu Sjahrir kepada Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2023, di Jakarta.
Advertisement
"Ada beberapa yang berminat, tapi banyak juga yang bertanya soal peran IDI," kata Pandu, Kamis (12/1/2023).
Wamenkes Dante lantas menjelaskan kalau IDI merupakan satu organisasi dokter profesional. Sehingga bukan jadi salah satu hal yang bisa menghambat investasi atau penanaman modal di sektor kesehatan.
"Baik, jadi IDI adalah organisasi dokter profesional ya," sambung Pandu.
Di sisi lain, dia menanyakan soal insentif yang disiapkan oleh pemerintah. Hal ini, sebagai dasar agar para pemilik modal mau menginvestasikan ke industri kesehatan di Indonesia.
"Paling penting bukan lagi soal insentif yang akan kita kasih, tapi aturan yang jelas," kata Wamenkes Dante.
Â
Masuk E-catalog Kesehatan
Di sisi lain, Dante menerangkan kalau kemudahan lainnya adalah prioritas masuk ke e-katalog sektor kesehatan bagi pemilik modal yang mau menanamkan modalnya di startup di Indonesia. Menurutnya, ini jadi salah satu insentif yang bisa diberikan.
"Jika anda berkomitmen di Indonesia, dimana tingkat komponen dalam negeri (TKDN) adalah satu hal yang utama, anda akan mendapat prioritas masuk (e-katalog)," sambung Dante.
Informasi, ada 2 kategori dalam katalog elektronik di Kementerian Kesehatan. Pertama, e-katalog komoditas alat kesehatan dan alat penunjang pelayanan kesehatan. Kedua, etalase komoditas obat.
Â
Advertisement
2 Sektor Menarik
Lebih lanjut, Dante menerangkan kalau ada 2 sektor yang menarik untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Ini termasuk juga membutuhkan pembiayaan untuk bisa berkembang.
Pertama, adalah startup kesehatan di Indonesia. Utamanya adalah soal kaitannya dengan data kesehatan. Kemenkes sendiri tengah mengembangkan aplikasi Satu Sehat, sebagai aplikasi multiguna penyimpan data kesehatan.
Kedua, adalah aspek biomedikal. Ini adalah pengaplikasian teknik dan pronsip teknik dalam bidang medis.
"Kalau boleh menyarankan, yang potensial asalah startup kesehatan, karena kita semua tahu saat ini banyak pengguna telemedicine, itu bisa jadi peluang," pungkasnya.