Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah memberi perhatian pada penggunaan bahan bakar yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan. Salah satunya dengan penerapan biodiesel atau solar yang dicapur minyak sawit 35 persen alias B35 yang berlaku hari ini, 1 Februari 2023.
Ini jadi salah satu peningkatan yang dilakukan. Sebelumnya penerapan biodiesel baru di posisi B20, atau 20 persen campuran minyak sawit. B35 ini merupakan langkah pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja baru, penurunan emisi gas rumah kaca, dan melakukan pengelolaan devisa negara.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan, pelaksanaan mandatori biodiesel B35 ini telah dimulai dengan kerjasama yang sangat baik dari seluruh pemangku kepentingan, yang tercermin dari suksesnya uji jalan pada tahun 2022 yang lalu.
Advertisement
"Penyaluran biodiesel yang akan kita selenggarakan B35 ini diperkirakan sebesar 13,15 juta liter," kata Musdalifah dalam Energy Corner Special B35, dikutip Rabu (1/2/2023).
Dengan implementasi ini, artinya ada penyerapan yang lebih banyak dari produksi kelapa sawit ke B35. Maka, diharapkan mampu menambah kesejahteraan dari masyarakat yang bergantung ke ekosistem kelapa sawit.
"Ada 16,3 juta hektare yang ditanami oleh kelapa sawit dan sekitar 16 juta rakyat kita tergantung dari adanya ekonomi kelapa sawit," katanya.
Informasi, program B35 ini disebut-sebut akan menyerap minyak sawit sekitar 13 juta ton. Ini ada keilnaikan penggunaan CPO sekitar 4 juta ton dari B20.
Muadalifah menerangkan, pengelolaan dana yang dilakukan BPDPKS sesuai arahan komite pengarah, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Oleh karena itu, berkat kerjasama yang solid bisa mewujudkan B35 sebagaimana kebijakan Pemerintah.
Â
Manfaat
Menurutnya, implementasi B35 ini bukan hanya energi miks saja, melainkan mendukung penciptaan tenaga kerja baru, menciptakan penurunan emisi gas rumah kaca, melakukan penghematan terhadap devisa negara mengenai pembelian energi fosil dari luar.
"Kita menjalankan energi biru untuk rakyat kita, Kementerian perhubungan dapat menghirup udara yang lebih baik dibandingkan kita menghirup udara dari energi fosil," sambung dia.
Maka dari itu, Kemenko Perekonomian mengapresiasi kepada seluruh pelaku industri dan Kementerian Perindustrian yang turut mendukung terwujudnya B35 ini. Kemudian untuk badan usaha bahan bakar minyak sebagai pihak yang melakukan pencampuran maupun kepada seluruh badan usaha BBM sebagai produsen-produsen biodiesel.
Â
Advertisement
Hemat Rp 161 Miliar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan mengimplementasikan B35 yang akan dilakukan mulai besok 1 Februari 2023 diyakini bisa menghemat devisa negara sebesar USD 10,75 miliar atau setara Rp 161 triliun dan menghemat nilai tambah industri sawit hingga Rp 16,76 triliun.
"Pemerintah per 1 Februari ini meluncurkan tingkat pencampuran biodiesel dinaikkan menjadi 35 persen dan ini akan menghemat devisa sebesar USD 10,75 miliar dan nilai tambah industri sawit sebesar Rp 16,76 triliun," kata Airlangga dalam energy corner special B35 implementation, di Kantor Kementerian Perekonomian, Selasa (31/1/2023).
Selain itu, kebijakan B35 diperkirakan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 34,9 juta ton CO2. B35 merupakan program yang mendorong bauran energi mix di Indonesia dan mengurangi impor BBM.
Â
Permintaan Dalam Negeri
Lebih lanjut, kata Airlangga, Pemerintah berharap dengan menurunnya permintaan ekspor di beberapa negara terutama di Eropa yang melakukan kampanye negatif terhadap kelapa sawit, bisa meningkatkan permintaan B35 di dalam negeri.
"Kita berharap dengan peningkatan B35 demand di dalam negeri dapat meningkat. Karena dari kebutuhan 9 juta naik menjadi 13 juta, tentunya dari segi teknis tidak ada masalah," ujarnya.
Pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,5 juta kiloliter atau 226 ribu barel per hari untuk implementasi Program B35 pada tahun 2023. Adapun dengan program B35 ini, para produsen CPO juga meyakinkan bahwa supply daripada minyak di dalam negeri tidak terganggu.
"Per bulan, (misal) Januari dipersiapkan pada Januari ini sekitar 450 ribu ton meningkat dari kebutuhan 300 ribu ton dan diharapkan bisa mendorong seluruh petani sawit dan stakeholder yang bekerja di kebun sawit yang jumlahnya sekitar 16 juta," pungkasnya.
Advertisement