Urai Macet, Bayar Tol Tanpa Berhenti Usul Diterapkan Sebelum Mudik Lebaran

impelentasi sistem transaksi non-tunai dan nirsentuh atau bayar tol tanpa berhenti melalui skema Multi Lane Free Flow (MLFF) bisa mengurai kepadatan saat mudik

oleh Tira Santia diperbarui 07 Feb 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2023, 13:30 WIB
Sistem Bayar Tol Nirsentuh Dimulai Desember 2022
Sejumlah pengguna jasa tol saat melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol Semanggi, Jakarta, Sabtu (5/11/2022). Pemerintah berencana untuk mengimplementasikan bayar tol nontunai 'jarak jauh' atau nirsentuh mulai Desember 2022. Sistem MLFF ini diharapkan bisa berjalan dengan baik dan dapat digunakan di seluruh ruas tol pada akhir 2023. Dengan demikian, maka pada 2024 semua ruas tol menggunakan sistem MLFF. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, menilai impelentasi sistem transaksi non-tunai dan nirsentuh atau bayar tol tanpa berhenti melalui skema Multi Lane Free Flow (MLFF) bisa mengurai kepadatan saat mudik.

"MLFF berlaku pada mudik, wartawan tidak bisa memantau lagi, kemacetan tidak ada. Karena sudah seperti ini, justru orang bingung gak ada kemacetan lagi. Sebab indikator kemacetan arus mudik itu di pintu tol," kata Yayat dalam Diskusi Publik Peluang dan Tantangan Implementasi Sistem Bayar Tol Tanpa Henti, Selasa (7/2/2023).

Dia menyebut ada 4 faktor yang menyebabkan macet, misalnya di Jakarta, pertama, arus lalu lintas yang tidak tertata dengan baik. Kedua, halte transjakarta yang membuat macet, khusunya di halte Semanggi dan Pancoran.

Faktor ketiga, yakni adanya pembatasan jalan transjakarta yang menyebabkan ruas jalan berkurang. Keempat, antrian di pintu jalan tol yang menyebabkan kemacetan pada jalan arteri disekitarnya.

Sayabilang menurut perkiraan saya dari Bogor ke Jakarta. kita rubah, MLFF itu tidak ada lagi merayap dan terjepit dipintu tol.

"Menurut pengamatan saya ada 4 faktor kususnya di Jakarta itu nomor satu lalu lintas (traffic). Kedua, transjakarta bagus tapi ada halte yang bikin macet di Semanggi dan Pancoran, itu menjadi persoalan, (ketiga) pembatan jalan transjakarta, (keempat) ditambha antrian di pintu tol," ujarnya.

 


Tantangan

Tol Tak Layani Pembayaran Tunai
Pengendara melakukan transaksi menggunakan kartu e-Toll di gerbang tol Semanggi 2, Jakarta, Selasa (31/10). Penerapan transaksi nontunai atau penggunaan uang elektronik di gerbang tol mulai dilaksanakan secara penuh hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, dibalik segudang manfaat penerapan bayar tol tanpa berhenti atau MLFF ini, masih terdapat beberapa tantangan. Diantaranya, MLFF merupakan struktur baru yang akan merubah kultur atau perilaku masyarakat dalam menggunakan jalan tol.

Selain itu, MLFF membutuhkan sosialisasi yang intensif dan memerlukan contoh model yang mudah dipahami dan dijalankan oleh masyarakat.

"Selanjutnya tantangan ke depan, realistis saja, saya berharap ini struktur baru yang akan membangun kultur baru, yang menjadi perosalan itu perlu sosialisasi," ujarnya.

Disisi lain menurutnya, model uji coba penting untuk segera dilaksanakan, mengingat batas waktu penerapannya tidak lama lagi. "Sekarang RPP-nya (regulasinya) lagi disusun, katanya ditargetkan Maret, ini kayak lagu Krisdayanti menghitung hari," ujarnya.

Terpenting dia berharap sistem bayar tol tanpa berhenti ini bukan sekedar business as usual, tapi bagaimana sistem ini mampu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan peningkatan nilai manfaat usaha bagi semua pihak yang terlibat dalam proses keputusannya.


Tak Ada Lagi Gardu Tol saat Sistem Bayar Tol Tanpa Sentuh Berjalan

Sistem Bayar Tol Nirsentuh Dimulai Desember 2022
Sejumlah pengguna jasa tol saat melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol Semanggi, Jakarta, Sabtu (5/11/2022). Pemerintah berencana untuk mengimplementasikan bayar tol nontunai 'jarak jauh' atau nirsentuh mulai Desember 2022. Sistem MLFF ini diharapkan bisa berjalan dengan baik dan dapat digunakan di seluruh ruas tol pada akhir 2023. Dengan demikian, maka pada 2024 semua ruas tol menggunakan sistem MLFF. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menjalankan sistem transaksi bayar tol tanpa sentuh dengan skema Multi Lane Free Flow (MLFF). Jika skema ini nanti dijalankan secara penuh maka tidak akan ada lagi gerbang tol ke depannya. 

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Ali Rachmadi menjelaskan, tahap awal BPJT Kementerian PUPR akan melakukan uji coba bayar tol tanpa sentuh di beberapa pintu tol. Ditargetkan belum semua gerbang tol pakai sistem ini atau baru sebanyak 50 persen atau paling sedikit 20 persen dari gardu di gerbang tol yang pakai skema MLFF.

Dengan begitu, di beberapa gerbang tol masih memungkinkan untuk melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu seperti yang saat ini dijalankan.

"Metode transisi MLFF sistem eksisting ini masih melakukan pembayaran dengan tapping melalui gardu tol. Nanti di transisi periode nya pembayaran melakukan kartu masih bisa dilakukan mungkin sekitar 50 persen, paling sedikit 20 persen dari gardu gerbang tol bisa mengakomodir pembayaran non tunai nirsentuh," ujarnya, Selasa (7/2/2023).

Ai melanjutkan, nantinya saat diterapkan sistem bayar tol tanpa sentuh menyeluruh di seluruh gerbang dan jalan tol di Indonesia, maka tidak akan ada gardu tol. Pembayaran dikumpulkan melalui Global Navigation Satellite System (GNSS) dan law enforcement melalui Automatic number-plate recognition (ANPR).


Dasar Aturan

Sistem Transaksi Jalan Tol Tanpa Henti
Pengendara melintas memasuki gerbang tol transaksi non tunai di pintu masuk tol ruas Tangerang, Banten, Rabu (17/7/2019). Pembayaran tarif tol nantinya akan menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) berupa aplikasi FLO yang tertempel pada kendaraan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun Ali menyampaikan latar belakang rencana penerapan ayar tol tanpa berhenti atau MLFF ini berdasarkan pesan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian PUPR pada rapat terbatas pada 26 April 2016.

Presiden Joko Widodo meminta agar antrian di gerbang tol dihilangkan, dan diganti dengan aplikasi-aplikasi sensorik yang nanti langsung dihubungkan dengan account di bank.

"Kemudian pak Menteri kami dengan dasar hukum PP nomor 15 tahun 2005 tentang jalan tol, dimana kegiatan pengumpulan tol merupakan salah satu kegiatan dalam pengoperasian jalan tol, dan mengeluarkan Permen nomor 16 tahun 2017 tentang transaksi non tunai di jalan tol," ujarnya,

Namun dalam Permen nomor 16 tahun 2017 tersebut hanya terfokus pada penggunaan uang elektronik saja. Oleh karena itu, diterbitkan kembali Permen PUPR nomor 18 tahun 2020 tentang transaksi tol non-tunai nirsentuh di jalan tol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya