PLN Cetak Pendapatan Rp 455 triliun Selama 2022

PT PLN (Persero) berhasil mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 455 triliun di tahun 2022, didukung dengan penambahan 3,1 juta pelanggan baru PLN

oleh Tira Santia diperbarui 15 Feb 2023, 14:29 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 14:29 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Jakarta, Selasa (15/2/2023).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Jakarta, Selasa (15/2/2023).

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) berhasil mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 455 triliun di tahun 2022, didukung dengan penambahan 3,1 juta pelanggan baru PLN. Adapun pendapatan tersebut berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit (unaudited).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengungkapkan, pada tahun 2020 banyak pengamat yang meramal PLN akan menghadapi kesulitan keuangan. Mereka melihat karena permintaan listrik PLN turun, sementara PLN sudah terlanjur berkontrak dengan pihak ketiga dan membangun pembangkit yang tidak bisa dimatikan.

"Untuk itu di tengah volatilitas kurs dan juga ICP yang jauh di atas asumsi makro, PLN mampu meningkatkan kinerja keuangannya di 2022 ini," kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Jakarta, Selasa (15/2/2023).

Lebih lanjut, Darmawan menyebut PLN berhasil meningkatkan penjualan pasca pandemi melalui berbagai usaha yang luar biasa (extraordinary effort), terutama di tahun 2022 lalu.

Pada 2022, penjualan listrik PLN tumbuh 6,3 persen yaitu 274 TWh, lebih tinggi 16,1 TWh atau setara Rp 22,2 triliun dibanding penjualan listrik pada tahun 2021.

"Ini bahkan lebih tinggi 10,7 TWh atau setara Rp 15,4 triliun dibanding target RKAP 2022, targetnya yaitu 263 TWh. Sedangkan delivery kita adalah 274 TWh," jelasnya.

 

Inovasi Marketing

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (8/2/2023). Darmawan memastikan pemadaman listrik massal seperti yang terjadi di Pakistan tidak terjadi di Indonesia. (Dok PLN)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (8/2/2023). Darmawan memastikan pemadaman listrik massal seperti yang terjadi di Pakistan tidak terjadi di Indonesia. (Dok PLN)

Dia pun mengapresiasi seluruh jajaran direksi PLN yang melakukan inovatif marketing, diantaranya captive acquisition yaitu PLN mendorong industri yang masih mengoperasian pembangkitnya sendiri, dan PLN melakukan kolaborasi. Kemudian, PLN juga melakukan program diskon tambah daya.

"Artinya kami memfasilitasi agar tambah daya ini bisa jauh lebih murah dan jauh lebih mudah," imbuhnya.

Tidak hanya itu saja, PLN juga membangun electrifying lifestyle, electrifying agriculture, electrifying marine dimana kapal-kapal yang bersandar menggunakan diesel kini memakai listrik PLN, dan melakukan pengembangan KEK, kawasan industri, dan smelter.

PLN Punya 3 Juta Pelanggan Baru Selama 2022

Lewat program promo “Nyalakan Kemerdekaan”, pelanggan PLN akan mendapatkan diskon biaya untuk penambahan daya. (Dok PLN)
Lewat program promo “Nyalakan Kemerdekaan”, pelanggan PLN akan mendapatkan diskon biaya untuk penambahan daya. (Dok PLN)

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyampaikan pelanggan baru PLN sepanjang tahun 2022 mencapai 3 juta pelanggan. Bertambahnya pelanggan baru, secara otomatis juga penjualan listrik oleh PLN tumbuh positif.

"Bisa kami laporkan penyambungan pelanggan PLN baru sekitar 3 juta tambahan pelanggan baru," ucap Darmawan, Rabu (8/2).

Dalam pemaparannya, dia juga menginformasikan kepada Komisi VI DPR bahwa penjualan listrik oleh PLN sepanjang tahun 2022 mencapai 6,17 persen. Angka ini melebihi ekspektasi yang diperkirakan yaitu sekitar 4,5 persen.

Kinerja positif juga mencakupi keuangan PLN. Hanya saja, Darmawan mengatakan, belum memiliki kapasitas untuk menyampaikan laporan keuangan PT PLN karena belum teraudit.

Dapat dikatakan, ucap Darmawan, kondisi kelistrikan di tahun 2022 sudah pulih kembali seperti pra pandemi Covid-19. Di satu sisi, tren positif, Darmawan menegaskan PT PLN teus berupaya untuk menekan biaya sejumlah variabel yang masih tinggi.

"Pengeluaran variabel cost yang di bawah kendalinya PLN itu berhasil dikendalikan walaupun pertumbuhan demand listrik sudah sangat tinggi dan cukup sehat tetapi cost itu masih jauh di bawah untuk dikeluarkan sebelum Covid-19," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya