Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang terjadi Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat malam, 3 Maret 2023 masih menyita perhatian.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta hingga pukul 06.00 WIB, korban meninggal dunia ada 18 jiwa. Sedangkan 37 jiwa lainnya terdata masih dalam penanganan tim medis di rumah sakit (RS) yakni di RSCM 1 jiwa, RSPP 24 jiwa, RS Pelabuhan 3 jiwa, RSUD Tugu 1 jiwa, RSUD Koja 1 jiwa, RS Yarsi 2 jiwa, RS Firdaus 1 jiwa, RS Pertamina Jaya 2 jiwa, dan RS Pekerja 2 jiwa.
Selain itu, 214 orang terdampak kebakaran mengungsi di dua tempat pengungsian di Kantor PMI Jakarta Utara 186 orang dan di RPTRA Rasella 28 orang, demikian mengutip dari Kanal News Liputan6.com.
Advertisement
Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pun angkat bicara mengenai kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2009, kebakaran hebat juga pernah melanda Depo Pertamina Plumpang.
Prasetyo menuturkan, insiden 2009 tersebut seharusnya menjadi pembelajaran dan evaluasi perihal pentingnya pembangunan area penyangga atau buffer zone Pertamina Plumpang.
"Kebakaran hebat juga dulu pernah melanda Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, jadi seharusnya kita dapat belajar dari kejadian itu, evaluasi dan tolong untuk lebih diperhatikan lagi buffer zone-nya,” ujar dia melalui akun Instagram @prasetyoedimarsudi.
Ia menilai, Depo Pertamina seharusnya tidak terletak di kawasan padat penduduk lantaran membutuhkan keamanan yang tinggi.
“Depo harus di kawasan yang aman, jauh dari pemukiman penduduk dan tingkatkan safety systemnya. Saya yakin semua pihak terkait telah memikirkannya dan akan memberikan solusi-solusi terbaik, perbaiki semua untuk mencegah musibah,” ujar dia.
Apa Itu Depo Pertamina Plumpang?
Berdasarkan kbbi.kemendikbud.go.id, depo berarti bengkel perbaikan dan perawatan lokomotif dan gerbong. Sedangkan dalam sebutan untuk depo pertamina ini adalah tempat penyimpanan atau penampungan bahan bakar minyak.
Depo Pertamina adalah terminal bahan bakar minyak (TBBM).Adapun TBBM Plumpang ini salah satu terminal BBM terpenting di Indonesia. Mengutip data Kementerian ESDM pada 2019, TBBM Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina.
Mengenal Terminal BBM Pertamina
Mengutip dari Merdeka.com, TBBM Plumpang beroperasi mulai 1974 dan memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter.
Saat ini Terminal BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap antara lain Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite, dan Pertamax Turbo melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.
Adapun Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga memiliki beberapa terminal atau penyimpanan bahan bakar minyak di wilayah Indonesia, berikut rinciannya:
- Sumatra: Krueang Raya Aceh, Lhokseumaweh, Meulaboh, Belawan Medan, Sibolga, Dumai, Siak, Teluk Kabung -Padang, Pulau Baai Bengkulu, Jambi, Kertapati -Palembang, Panjang Bandar Lampung.
- Batam: Kabil.
- Bangka Belitung: Pangkal Balam, Tj. Pandan.
- Jawa: Tj. Priok, Plumpang, Tj. Gerem, Ujung Berung, Balongan, Tasikmalaya, Padalarang, Cikampek, Cilacap, Maos, Pengapon, Rewulu, Teras, Cepu, Madiun, Malang, Tuban, Gresik, Tj. Wangi -Banyuwangi, Tj. Perak - Surabaya.
- Bali dan Madura: Benoa, Manggis, Camplong.
- Nusa Tenggara: Labuhan Bajo.
- Kalimantan: Pontianak, Sampit, Banjarmasin, Kotabaru, Balikpapan, Samarinda, Tarakan.
- Sulawesi dan Timur: Makassar, Manado, Ambon, Sorong
Repoter:Sulaeman
Sumber:Merdeka
Advertisement
DPR Akan Panggil Pertamina Terkait Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Sebelumnya, Komisi VII DPR akan memanggil Pertamina terkait kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat, (3/3/2023).
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan DPR ingin penjelasan secara langsung oleh Pertamina atas insiden di Plumpang.
"Tentu kita akan memanggil Pertamina di masa sidang yang akan datang dan meminta penjelasan menyeluruh dari Pertamina tentang kebakaran ini," kata Eddy, kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
DPR juga meminta agar Pertamina melakukan evaluasi agar kebakaran kilang minyak tak terjadi lagi.
"Kenapa sering sekali terjadi kebakaran di berbagai kilang maupun depo Pertamina beberapa tahun belakangan," ujar Eddy.
Eddy mengatakan Pertamina sudah seharusnya memiliki prosedur mitigasi bencana. Apalagi, kata dia, lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang sangat dekat dengan pemukiman padat penduduk.
"Seharusnya Pertamina memiliki pola mitigasi bencana untuk depo dan pipa di daerah padat penduduk seperti ini. Sekarang korban berjatuhan dan pemadaman juga terkendala pemukiman penduduk yang padat," ujar Eddy.
Minta Pertamina Lakukan Audit
Pihaknya juga meminta Pertamina melakukan audit keselamatan terhadap depo, pipa serta kiang. Terutama depo maupun kilang yang letaknya berdekatan dengan pemukiman.
"Segera lakukan audit agar kejadian seperti di Plumpang ini tidak terjadi lagi di olang, depo atau pipa Pertamina. Lakukan mitigasi bencana yang tepat dan terukur agar kebakaran bisa dicegah tidak meluas ke penduduk. Kejadian di Plumpang ini harus jadi yang terakhir," imbuh Eddy.
Komisi VII pun meminta Pertamina memastikan akan bertanggung jawab kepada para korban, baik korban meninggal atau luka, dan mereka yang kehilangan tempat tinggal.
"Tentu Pertamina juga harus bertanggungjawab atas korban tewas, luka maupun yang rumahnya terdampak kebakaran ini," tegasnya.
Advertisement