Pemerintah Bakal Impor Beras 2 Juta Ton Sepanjang 2023, Untuk Apa?

Perum Bulog kembali mendapat penugasan untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton. Arahan ini diberikan untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Mar 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 11:30 WIB
Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog kembali mendapat penugasan untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton. Arahan ini diberikan untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun ini.

Tugas impor beras tersebut diberikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog lewat Surat Penugasan Pengadaan CBP (Cadangan Beras Pemerintah) dari Luar Negeri.

Adapun perintah tersebut jadi tindaklanjut hasil rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Maret 2023, dengan topik ketersediaan bahan pokok dan persiapan arus mudik Idul Fitri 1444 H.

"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023," tulis Arief dikutip dari Surat Bapanas kepada Perum Bulog, Senin (27/3/2023).

"Pengadaan 500 ribu ton pertama agar dilaksanakan secepatnya," tegas Bapanas.

Tambahan Pasokan Beras

Menurut Arief, tambahan pasokan beras tersebut dapat digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras.

Juga untuk kebutuhan bantuan pangan dalam bentuk beras kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan kebutuhan lainnya seperti disebutkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

Pengadaan beras dari luar negeri itu pun diminta agar tetap menjaga kepentingan produsen dalam negeri, serta memperhatikan aspek akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance).

"Sejalan dengan hal tersebut, kami menugaskan Perum Bulog untuk tetap mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023," pungkas Bapanas.


Badan Pangan Nasional Pastikan Impor Beras Usai Panen Raya

Ketersediaan Beras Melimpah Pemprov Jabar dan Jateng Minta Tutup Keran Impor
(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak dilakukan dalam waktu dekat. Mengingat, sejumlah wilayah sentra produksi beras akan memasuki panen raya pada Maret sampai Mei 2023 mendatang.

"Sekali lagi, jangan lagi panen raya kita impor beras. Berarti gak ada panen raya," ujarnya di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3).

Dia menjelaskan, rencana impor beras masih dalam tahap pembahasan sembari menunggu hasil produksi panen raya. Perhitungan produksi beras nasional sendiri akan melibatkan kementerian/lembaga terkait.

"Kita tunggu hasil hitungan beras mulai panen Maret ini (3 bulan)  apakah cukup. Kalau cukup, sudah nggak ada diskusi (impor) lagi. Kalau tidak cukup harus antisipasi ini," ungkapnya.

Arief menyampaikan rencana untuk mendatangkan kembali beras impor tersebut dilatar belakangi oleh sejumlah faktor. Antara lain serapan beras oleh Perum Bulog yang masih rendah.

BansosSelanjutnya, pemerintah juga harus menyalurkan bantuan sosial berupa beras kepada masyarakat kurang mampu. Arief mencatat, terdapat lebih dari 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdaftar sebagai penerima bansos beras sebanyak 10 kilogram per bulan pada Maret - Mei 2023.

"Jika ditotal, artinya tiap KPM akan mendapat 30 kilogram beras untuk tiga bulan. Sehingga, kalau tidak cukup harus kita antisipasi ini," pungkasnya.


Pemerintah Mau Impor Beras Lagi Tahun Ini, Mendag: Kalau Dibutuhkan

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkap kalau pemerintah kembali membuka opsi untuk melakukan impor beras tahun ini. Impor, ini akan dilakukan jika dibutuhkan untuk pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Mendag Zulkifli menyebut, pemerintah bisa saja mendatangkan lagi atau impor beras sekitar 500 ribu ton. Menurutnya opsi ini keluar setelah adanya rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk melihat stok CBP yang dikuasai Bulog yang disebut semakin menipis.

"Jadi kemarin, dipimpin pak presiden kita sudah memutuskan, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (beras) sebanyak 500 ribu (ton)," kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, ditulis Kamis (16/3/2023).

Dia menuturkan, soal stok Bulog ditargetkan sebanyak 1,2 juta ton untuk tahun ini. Namun, kondisinya saat ini tengah menipis ke 300 ribu ton.

"Karena stok Bulog itu biasanya 1,2 juta (ton) sekarang kalau saya gak salah tinggal mungkin 300-an (ribu ton)," sambungnya.


Siap Jalankan Perintah

Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kanan) melihat beras impor saat meninjau aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mendag mengaku siap menjalankan perintah itu jika telah diketok palu. Meski, dia mengakui berat untuk melakukan impor beras tersebut. Dia juga menjelaskan kalau impor tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, mengingat saat ini sedang masuk panen raya di berbagai wilayah di Indonesia.

"Oleh karena itu, walaupun berat, karena sebetulnya saya ini gak setuju impor-impor itu, tapi tidak ada pilihan, kemarin diputuskan kembali 500 ribu (ton). Tapi (pelaksanaan impor) kapan (waktunya) diperlukan, karena sekarang lagi panen raya gitu," jelas zulkifli Hasan.

Perlu diketahui, mekanisme pelaksanaan impor beras sendiri perlu menunggu keputusan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian, dan Perum Bulog.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

  

Infografis Harga Beras Naik
Infografis Harga Beras Naik
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya