Apple, Perusahaan Produsen iPhone Bakal PHK Karyawan

Perusahaan gadget ternama asal Amerika Serikat, Apple Inc dikabarkan akan memangkas sejumlah karyawan dalam tim ritel korporatnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Apr 2023, 10:45 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 10:45 WIB
PHK akan berdampak pada apa yang disebut Apple sebagai tim pengembangan dan pelestariannya.
PHK akan berdampak pada apa yang disebut Apple sebagai tim pengembangan dan pelestariannya. Kantor Apple di Beijing - ilustrasi (ist.)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan gadget ternama asal Amerika Serikat, Apple Inc dikabarkan akan memangkas sejumlah karyawan dalam tim ritel korporatnya.

Mengutip Channel News Asia, Selasa (4/4/2023) PHK akan berdampak pada apa yang disebut Apple sebagai tim pengembangan dan pelestariannya, menurut sumber yang mengetahui kabar tersebut.

Namun sumber itu menambahkan, jumlah posisi yang dipangkas tidak dapat dipastikan dan kemungkinan sangat kecil.

Sementara itu, pembuat smartphone iPhone itu belum mengomentari laporan PHK di lingkungan perusahaannya.

Seperti diketahui, kekhawatiran penurunan ekonomi karena kenaikan suku bunga yang agresif telah memicu serangkaian pemutusan hubungan kerja massal di berbagai perusahaan di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir.

Platform Meta, yang merupakan induk Facebook bulan lalu mengatakan akan memangkas 10.000 pekerjaan tahun ini, menjadikannya perusahaan Teknologi Besar pertama yang mengumumkan putaran kedua PHK massal.

Kemudian ada Amazon yang memangkas 9.000 pekerjanya dalam upaya menghemat biaya.

Amazon yang memangkas 9.000 pekerjanya dalam upaya menghemat biaya. Adapun Twitter yang beberapa waktu lalu juga memberhentikan puluhan karyawannya di tim teknik, termasuk yang mendukung teknologi periklanan, aplikasi utama Twitter, serta infrastruktur teknis untuk menjaga dan menjalankan sistem Twitter.

McDonalds Minta Karyawan WFH 3 Hari, Ada Rencana PHK

McDonald Indonesia Tutup Seluruh Layanan Makan di Tempat Per 1 April
Ilustrasi McDonald's. (dok. Foto Thabang Mokoena/Unsplash)

Franchise makanan cepat saji ternama, McDonald's mengungkapkan akan menutup kantornya di Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk sementara waktu. McDonald's juga bersiap untuk memberi tahu karyawan tentang PHK sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.

Melansir CNBC International, Senin (3/4/2023) dalam sebuah pesan email internal kepada karyawan dan beberapa staf internasional, McDonalds meminta mereka untuk bekerja dari rumah mulai Senin (3/4) hingga Rabu (5/4) sehingga dapat memberikan keputusan kepegawaian secara virtual.

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa jumlah karyawan McDonald's yang akan di-PHK.

"Selama minggu 3 April, kami akan mengomunikasikan keputusan penting terkait peran dan tingkat kepegawaian di seluruh organisasi,” kata perusahaan yang berbasis di Chicago itu dalam pesan yang dilihat oleh The Wall Street Journal.

McDonald's juga meminta karyawan untuk membatalkan semua pertemuan langsung dengan vendor dan pihak luar lainnya di kantor pusatnya, tambah laporan WSJ.

Sebelumnya, pada Januari 2023 McDonald's mengatakan bahwa mereka akan meninjau tingkat kepegawaian perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnis yang diperbarui, yang dapat menyebabkan PHK di beberapa area dan ekspansi di tempat lain.

McDonald's diperkirakan akan mulai mengumumkan keputusan penting terkait PHK pada hari Senin (3/4).

Virgin Orbit Milik Miliarder Richard Branson PHK 675 Karyawan

Peluncuran Roket Virgin Orbit, yang menggunakan pesawat bernama "Cosmic Girl" dilaporkan gagal. (Photo credit by: Virgin Orbit/AFP / Handout)
Peluncuran Roket Virgin Orbit, yang menggunakan pesawat bernama "Cosmic Girl" dilaporkan gagal. (Photo credit by: Virgin Orbit/AFP / Handout)

Perusahaan roket milik miliarder asal Inggris, Richard Branson yaitu Virgin Orbit melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK ) terhadap sebagian besar pekerjanya karena kepemimpinan perusahaan berjuang untuk mendapatkan dana tambahan.

Mengutip CNN Business, Jumat (31/3/2023) sekitar 675 karyawan akan diberhentikan pada 3 April, menurut sebuah dokumen publik yang diajukan pada Kamis (30/3) atau sekitar 85 persen dari tenaga kerja Virgin Orbit. 

Namun, juru bicara Virgin Orbit enggan memberikan komentar menyusul beredarkan dokumen pengajuan. Sebelumnya, pada 15 Maret 2023, CEO Virgin Orbit Dan Hart telah memberi tahu hampir semua staf perusahaan untuk menghentikan operasi, menempatkan mereka pada cuti selama seminggu karena perusahaan roket itu bekerja untuk mendapatkan dana tambahan.

Dokumen publik tersebut menyatakan bahwa perusahaan akan mengeluarkan biaya sekitar USD 15 juta terkait dengan keputusan untuk menghentikan operasi, termasuk USD 8,8 juta untuk pembayaran pesangon dan biaya tunjangan karyawan, serta USD 6,5 juta untuk biaya lain yang terkait dengan layanan outplacement dan WARN.

Sebagai informasi, WARN Act merupakan undang-undang di Amerika Serikat yang mewajibkan perusahaan untuk memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada karyawan 60 hari sebelum di PHK.

Virgin Orbit juga menjual uang kertas konvertibel senilai USD 10,9 juta — sejenis utang jangka pendek — kepada Virgin Orbit Holdings, Inc., yang sepenuhnya dimiliki oleh The Virgin Group milik Branson.

Perusahaan roket itu didirikan pada tahun 2017 setelah memisahkan diri dari perusahaan saudaranya, Virgin Galactic, yang berfokus pada penggunaan pesawat supersonik.

Virgin Orbit, di sisi lain, telah mengembangkan roket yang diluncurkan dari udara, dijuluki LauncherOne, untuk mengangkut satelit kecil ke orbit.

Roket LauncherOne milik Virgin Orbit mencapai orbit untuk pertama kalinya pada Januari 2021, lebih awal dari sebagian besar pesaingnya dan hanya setelah satu upaya yang gagal. Roket itu kemudian menyelesaikan tiga misi yang sukses dari California.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya