Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) telah sepakat menjadi operator Bandara Kediri selama 30 tahun. Perusahaan membidik adanya potensi angkutan kargo dari Jawa Timur yang cukup tinggi.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkap, kargo dari Jawa Timur cukup besar tercatat dari capaian di Bandara Juanda Surabaya. Harapannya, dengan adanya Bandara Kediri, bisa mengurai kepadatan angkutan kargo dan membuka ruang lebih bagi kargo dari wilayah tersebut.
Baca Juga
"Ini juga pertumbuhan untuk mengakomkdir market-nya kargo yang cukup besar dari Jawa Timur juga. Jadi saya kira ini hal yang positif untuk memperkuat Juanda Surabaya," ujarnya di Jakarta, ditulis Jumat (14/4/2022).
Advertisement
Meski ada peluang di kargo, Faik juga melihat ada upaya untuk mengurai padatnya pengguna pesawat di Jawa Timur. Mengingat Bandara Juanda yang memiliki kapasitas sebanya 20 juta orang per tahun.
"Ini kan untuk memperkuat kapasitas untuk di wilayah Jawa Timur. Kalau kita lihat Juanda ini kan kapasitas 20 juta ya, sekarang sebelum pandemi aja 20 juta," urainya.
"Dan katanya tren ke depan kan kebutuhan bandara di wilayah Jawa Timur kan perlu ditingkatkan, opsinya adalah di Kediri," sambung Faik.
Informasi, Bandara Kediri sepenuhnya dibangun menggunakan biaya dari PT Gudang Garam melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (PT SDHI). Peran AP I hanya sebagai operator bandara Kediri dengan lama kerja sama 30 tahun.
Keuntungan
Melalui kerja sama ini, Faik mengungkap keuntungan yang didapat dari pengelolaan bandara Kediri. Ada beberapa hal yang dinilai bisa menjadi keuntungan untuk perusahaan.
Mengingat, seluruh pembangunan mulai dari pembebasan lahan dibebankan kepada Gudang Garam.
"Ya, (sumber keuntungan) ada manajemen fee, ada revenue sharing, ya kayak gitu-gitu lah," ungkapnya.
Kelola Bandara Kediri
PT Angkasa Pura I mendapatkan restu pemerintah melalui Kementerian BUMN serta induk usaha, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, untuk mengoperasikan Bandara Kediri, Jawa Timur. Bandara ini merupakan kerja sama perusahaan dengan PT Gudang Garam Tbk yang kemudian membentuk perusahaan sebagai badan usaha pelaksana (BUP) yakni PT Surya Dhoho Investama (PT SDHI).
“Kementerian BUMN pada prinsipnya mendukung upaya Angkasa Pura I untuk melakukan pengembangan usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang,” ujar Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo seperti yang dikutip dalam surat persetujuan dari Kementerian BUMN.
Begitu pula yang disampaikan Direktur Utama InJourney Dony Oskaria melalui surat persetujuannya. Dony menyampaikan agar Angkasa Pura I sebagai operator bandara baru di Jawa Timur tersebut dapat menjaga kualitas layanan dan memerhatikan mitigasi dampak terhadap bandara-bandara lainnya milik perusahaan.
“Direksi Angkasa Pura I agar memastikan dapat memberikan kualitas layanan atau _level of service_ sesuai dengan yang telah diperjanjikan selama masa perjanjian. Mitigasi dampak pengoperasian Bandara Kediri terhadap bandara-bandara lain yang dikelola Angkasa Pura I juga perlu dilakukan, baik dari aspek layanan operasional, keselamatan penerbangan, mobilisasi pesawat/orang/barang, aspek bisnis/komersial, kelayakan investasi dan pemeliharaan, maupun pencapalan target kinerja perusahaan,” jelas Dony melalui surat tersebut.
Advertisement
Kualitas Layanan
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan perusahaan akan memastikan dapat memberikan kualitas layanan terbaik serta dalam mengoperasikan Bandara Kediri nantinya.
“Kami sangat bangga sekaligus bahagia telah mendapatkan kepercayaan dari PT SDHI untuk mengoperasikan bandara yang telah dibangun, yakni Bandara Kediri. Dengan kepercayaan yang telah diberikan, Angkasa Pura I berkomitmen untuk mengoperasikan bandara sesuai dengan kemampuan dan keahlian kami dalam mengelola bandara secara profesional,” ujar Faik Fahmi.
Bandara Kediri merupakan kolaborasi Angkasa Pura I dengan PT SDHI sebagai tindak lanjut pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang diteken PT SDHI dan Kementerian Perhubungan pada 7 September 2022 yang kemudian disahkan melalui penandatanganan Kerja Sama Operasi (KSO) Bandara Kediri oleh Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dan Direktur Utama PT SDHI Istata Taswin Siddharta. Dengan KSO, kedua perusahaan resmi mengelola dan mengoperasikan bandara tersebut.
Masing-masing perusahaan memiliki peran dan tanggung jawab yang telah disepakati bersama. Angkasa Pura I memiliki peran untuk mengoperasikan bandara, sedangkan PT SDHI selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) sekaligus pemilik aset berperan untuk mengelola Bandara Kediri.
“Harapan kami, Bandara Kediri dapat mencapai seluruh target yang telah direncanakan sebelumnya, baik dari sisi penyelesaian pembangunan dan rencana pengoperasian bandara,” tutup Faik Fahmi.