BPS Catat Data Sektor Pertanian Terus Meningkat, Mampu Serap 40,69 Juta Tenaga Kerja

Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan selama ini data sektor pertanian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Mei 2023, 16:38 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 16:38 WIB
Sektor Pertanian Indonesia Terus Meningkat, Bulan Februari Serap 40,69 Juta Tenaga Kerja
Badan Pusat Statistik akan melaksanakan Sensus Pertanian pada 1 Juni - 31 Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta Data sektor pertanian Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari produksi, kontribusi pada perekonomian hingga serapan tenaga kerja. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat memberi sambutan di hadapan Presiden Jokowi dalam pelaksanaan sensus pertanian 2023 di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Mei 2023.

Sesuai tema tahun ini, sensus pertanian Indonesia terus berfokus pada kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Jadwal sensus akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni hingga 31 Juli 2023 dan mencakup 7 sub sektor utama seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan jasa pertanian.

"Hasil sensus pertanian 2023 diharapkan dapat dijadikan landasan yang valid dalam perumusan kebijakan di bidang pertanian," ungkap Margo.

Diketahui, sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, pembangunan dan perekonomian indonesia, di mana saat Covid 19 dan ekonomi indonesia terkontraksi -2,07 persen, pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,77 persen dan tahun 2021 tumbuh 1,87 persen.

Kemudian pada tahun 2022 tumbuh 2,25 persen dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen. Di sisi lain, sektor pertanian juga mampu menyerap 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023.

"Keberhasilan sektor pertanian 2023 ini tentu memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada kementerian pertanian atas dukungan dan kolaborasi yang sangat baik hingga saat ini," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tujuan Sensus Pertanian

Tujuan Sensus Pertanian
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Margo menambahkan, tujuan utama sensus ini adalah menyediakan data terkait kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif sampai wilayah terkecil dengan metode by name by addres. Selanjutnya, data tersebut dapat digunakan sebagai acuan targeting program pemerintah di bidang pertanian.

"Termasuk juga program urban farming, struktur demografi petani milenial, luas lahan pertanian menurut penggunaan jenis kepemilikan dan irigasi, penyediaan basis data umkm di sektor pertanian dan lain sebagainya," katanya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya pendataan sensus pertanian sebagai pijakan data bersama dalam mewujudkan program pemerintah. Kepala negara berharap agar pelaksanaan sensus ini digelar selama 5 tahun sekali.

"Kita tahu untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang tepat butuh data yang akurat. Apalagi sektor pertanian ini melibatkan hajat hidup orang banyak sehingga kita butuh akurasi data. Sekali lagi saya mendukung sensus pertanian ini dan saya minta seluruh pelaku kepentingan di sektor pertanian mensukseskan sensus ini," katanya.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), pelaksanaan sensus pertanian memiliki tujuan penting agar bisa membuat sebuah kebijakan yang tepat sasaran. Salah satunya mengenai pupuk subsidi yang harus tersedia sebanyak 24 juta ton.

"Tapi kemampuan uang negara Hanya 8 juta ton dan memang kita ini memiliki keterbatasan. Karena itu kita perlu mendorong masyarakat untuk by name by adress. Sekarang itu insya allah kita sudah menggunakan geometrik. Oleh karena itu dari pusat menyalurkan ke provinsi, provinsi ke kabupaten dan kabupaten ke petani. Semua bisa kita awasi dengan baik," kata Mentan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pupuk itu tidak hanya bersoal di indonesia saja, tapi juga seluruh dunia. Karena itu ia mengajak untuk tidak bergantung pada pupuk kimia, tetapi dengan pupuk organik.

"Nah selama ini kita terlalu manja dengan Pupuk kimia. Kenapa kita tidak buat pupuk organik," jelasnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya