Kurs USD Hari Ini Jumat 26 Mei Rp 15.026,76, Simak Mata Uang Lainnya di Sini!

Kurs Dolar AS ke Rupiah mengalami sedikit kenaikan dari angka terakhirnya. Menurut informasi dari laman resmi Bank Indonesia, pada Jumat (26/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 15.026,76 juga kurs belinya sebesar Rp 14.877,24.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 26 Mei 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 13:00 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Pada Jumat (26/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 15.026,76 juga kurs belinya sebesar Rp 14.877,24. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir pekan, kurs Dolar AS ke Rupiah mengalami sedikit kenaikan dari angka terakhirnya. Menurut informasi dari laman resmi Bank Indonesia, pada Jumat (26/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 15.026,76 juga kurs belinya sebesar Rp 14.877,24.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.570,07 dan kurs beli Rp 18.379,34. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.114,70 dengan kurs beli Rp 15.948,40.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.815,48 dan kurs beli Rp 9.714,84.

Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.780,37 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.670,81 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.126,00 diikuti kurs beli Rp 2.104,66.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,32 dengan kurs beli Rp 11,20 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.918,42 serta kurs beli sebesar Rp 1.899,25.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.107,07 dan kurs beli Rp 10.995,74 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.250,43 dan kurs beli Rp 3.214,62.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp  268,00 dan kurs beli Rp 265,24 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 433,80 dan kurs belinya Rp 429,23 per Baht.

Rupiah Masih Bakal Loyo Lawan USD, Intip Prediksinya

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS pada Jumat. Potensi pelemahan rupiah ke arah 15.000 dengan potensi support di kisaran 14.900 per USD.

“Index dolar AS terlihat menguat di area 104 (basis poin), di mana sebelumnya bergerak di kisaran 103 (basis poin),” ucap dia dikutip dari Antara, Jumat (26/5/2023).

Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tipis sebesar 0,02 persen atau 3,5 poin menjadi 14.956 per USD dari sebelumnya 14.953 per USD.

Penopang penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya adalah rilis data produk domestik bruto (AS) kuartal I/2023 yang direvisi naik ke 1,3 persen dari sebelumnya 1,1 persen.

Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga dirilis lebih bagus dari perkiraan yang memperlihatkan penurunan klaim pengangguran.

 

Sentimen Dalam Negeri

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller tengah menghitung mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Ariston, data ekonomi AS yang membaik bisa menjadi alasan bagi Bank Sentral (The Fed) AS untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, bahkan bisa meningkatkan suku bunga lagi.

“Selain itu, kesepakatan kenaikan batas utang AS yang belum juga tercapai, padahal sudah hampir mendekati deadline utang menjadi default meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga sebagian pelaku pasar memilih masuk ke aset aman dolar AS,” ujarnya.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan indikasi belum akan memangkas suku bunga acuan karena melihat suku bunga acuan The Fed belum akan turun. BI mewaspadai peningkatan ketidakpastian global yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya