Kurs USD Hari Ini Jumat 9 Juni 2023, Naik atau Turun?

Pada Jumat (9/6/2023) kurs jual USD berada di Rp 14.977,51 juga kurs belinya sebesar Rp 14.828,49.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 09 Jun 2023, 11:46 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 11:46 WIB
Jangan dulu senang, Rupiah Masih Harus Tetap Waspada
Pada Jumat (9/6/2023) kurs jual USD berada di Rp 14.977,51 juga kurs belinya sebesar Rp 14.828,49.

Liputan6.com, Jakarta Kurs Dolar AS ke Rupiah menjelang akhir pekan masih mengalami naik dan turun, meski tidak signifikan. Menurut informasi dari laman resmi Bank Indonesia, pada Jumat (9/6/2023) kurs USD berada di Rp 14.977,51 juga kurs belinya sebesar Rp 14.828,49.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.660,48 dan kurs beli Rp 18.473,33. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.049,90 dengan kurs beli Rp 15.884,28.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.007,97 dan kurs beli Rp 9.905,43.

Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.718,89 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.609,97 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.100,69 diikuti kurs beli Rp 2.079,59.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,49 dengan kurs beli Rp 11,37 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.910,96 serta kurs beli sebesar Rp 1.891,90.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.115,86 dan kurs beli Rp 11.004,45 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.243,29 dan kurs beli Rp 3.207,55.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 266,88 dan kurs beli Rp 264,09 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 429,65 dan kurs belinya Rp 425,25 per Baht.

Sri Mulyani Patok Nilai Tukar Rupiah 14.700-15.300 per Dolar AS di APBN 2024

Menkeu Sri Mulyani
Selain itu, Pemerintah akan memperluas basis perpajakan, mengoptimalkan potensi pajak dari program hilirisasi perekonomian, serta mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 14.700-15.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menyusul posisi rupiah sendiri yang tengah menguat hingga Mei 2023.

Hal ini disampaikan Menkeu usai mengikuti Rapat Paripurna di DPR RI membahas tentang Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024.

"Untuk APBN 2024 kisaran nilai tukar tadi adalah 14.700 hingga Rp 15.300 dalam kondisi 2022 dan hingga bulan Mei ini rupiah kita relatif tadi yang saya Sebutkan High performance," ujarnya usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jumat (19/5/2023).

Menkeu Sri Mulyani bilang, penguatan nilai tukar rupiah ini juga sejalan dengan kondisi ekspor-inpor yang cukup baik. Terbukti dari catatan surplus yang masih dibukukan.

Selain itu, mulai kembali masuknya arus pendanaan (capital inflow) ke Indonesia juga dinilai jadi satu pertanda baik di mata Sri Mulyani.

"Karena secara eksternal kita cukup baik di mana tadi saya Sebutkan neraca perdagangan ekspor impor kita membaik dan sudah terjadi Capital inflow lagi, Ini menimbulkan dukungan fondasi bagi rupiah kita untuk tetap terjaga stabil," terang Sri Mulyani.

Informasi, pemerintah sendiri mematok ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,7 persen di 2024 mendatang. Pada saat yang sama, inflasi juga diprediksi bisa stabil di tahun depan.

Upaya Stabilitas

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Bendahara Negara ini mengungkap Bank Indonesia turut berperan dalam menghadirkan kebijakan untuk menjaga stabilitas. Baik itu dari sisi stabilitas inflasi maupun nilai tukar.

"Kita semuanya tahu bahwa bank Indonesia terus melakukan kebijakan di dalam menjaga stabilitas baik itu stabilitas dari sisi inflasi, harga maupun nilai tukar," kata dia.

"Jadi dari sisi asumsi untuk tahun depan sesuai dengan pembahasan bersama kita tetap menggunakan range namun dengan kinerja eksternal kita yang cukup baik dan capital inflow yang juga meningkat ini juga memberikan fondasi yang baik bagi pembahasan menyangkut asumsi nilai tukar," sambung Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya