Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT Pertamina International Shipping (PIS), sukses mencetak kinerja positif untuk tahun buku 2022 dengan mengelola terminal-terminal energi strategis.
Baca Juga
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PET untuk kinerja Tahun 2022 yang digelar pekan lalu, Direktur Pertamina Energy Terminal Hari Purnomo memaparkan bahwa perseroan mencatatkan sejumlah perkembangan bisnis yang membuahkan pencatatan laba bersih berjalan sebesar Rp 13,17 miliar.
Advertisement
“Laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari peningkatan penjualan pada seluruh segmen bisnis secara umum,” ujar Hari dikutip Jumat (16/6/2023).
Peningkatan pendapatan diperoleh dari transaksi non captive market pada segmen terminal, peningkatan rata-rata volume throughput, hingga peningkatan penyaluran air ke kapal karena adanya penambahan pasokan kapal milik dan charter PIS di beberapa lokasi cabang fresh water supply.
RUPS PET turut dihadiri oleh Direktur Niaga PIS Arief Sukmara selaku perwakilan pemegang saham mayoritas, komisaris PET Hufron Asrofi, Direktur Operasi PTK Slamet Harianto perwakilan dari PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) yang juga pemegang saham, serta perwakilan pemegang saham Direktur PT Pertamina Port dan Logistics Albertus Anto Budi Santosa.
PIS selaku pemegang saham mayoritas mengapresiasi atas kinerja PET selama tahun 2022, yang tak hanya mencetak laba bersih namun juga berhasil menjaga performa dengan zero fatality.
Tidak hanya itu, PET juga telah menyalurkan sejumlah CSR yang antara lain terdiri dari; penghijauan dengan program kampung iklim, program bersama Kehati di Taman Nasional Ujung Kulon dengan salah satu tujuannya membantu melakukan konservasi badak, program transplantasi terumbu karang di fuel terminal Baubau, dan lainnya.
"Perusahaan sudah mampu memperlihatkan kinerja positif di sektor keuangan, kita berharap ke depannya PET mampu beradaptasi dan mulai ke tahap digitalisasi untuk bisa menjawab tantangan bisnis,” ujar Direktur Niaga PIS Arief Sukmara.
Akuisisi 35 Persen Saham Blok Masela, Pertamina Bayar 50 Persen dulu Akhir Juni 2023
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengabarkan, PT Pertamina (Persero) akan segera mengambil alih hak partisipasi atau participating interest saham Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela sebesar 35 persen.
Sebagai langkah awal, Arifin mengatakan, Pertamina bakal terlebih dulu membayar 50 persen hak partisipasi sebagai sales agreement. Itu akan dilakukan pada akhir Juni 2023.
"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Itu separuhnya dulu sebagai tanda jadi, tanda serius," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Arifin menyatakan, Pertamina dan Shell sudah sepakat terkait harga saham yang akan diambil alih. Sayangnya, ia belum mau merinci berapa angkanya.
"Kalau mau tau nilainya ya tunggu akhir bulan. Tapi masuk dalam angka yang memang diharapkan oleh pihak yang mengambil alih, Pertamina," ujar dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui tinggal selangkah lagi masuk untuk menggarap Blok Masela. Menyusul negosiasi yang alot terkait syarat yang diminta pengelola sebelumnya, Shell.
Nicke menyebut, proses masuknya Pertamina menggarap salah satu harta karun migas itu masuk tahap finalisasi. Ini jadi langkah untuk meningkatkan produksi dari minyak dan gas bumi (migas) yang digarap Pertamina.
"Beberapa akuisisi yang harus kita lakukan karena kita tidak secara konvensional saja mengembangkanya. Jadi harus ada angka rasional yang kita lakukan, salah satunya di dalam negeri yang telah kita finalkan itu adalah (pengelolaan) Blok Masela," urainya beberapa waktu lalu.
Advertisement
Keuntungan bagi Pertamina
Melalui finalisasi ini, Nicke berharap dalam waktu dekat Pertamina bakal menggarap Blok Masela. Salah satu keuntungan yang didapatnya, kata dia, diharapkan bisa berkontribusi pada pendapatan perseroan dan negara.
"Komitmen kami adalah mendevelop sesegera mungkin gas yang ada dalam perut bumi Masela ini menjadi sari dan bisa dimonetitasi dan juga menghasilkan pendapatan negara sekaligus meng-create ekonomi di daerah tersebut," ungkapnya.
Menurut dia, motor terbesar Pertamina berada di Pertamina Hulu Energi (PHE). Kendati begitu, Nicke enggan mengungkap besaran investasi yang disiapkan Pertamina untuk menggarap Blok Masela.
"Masela, kita itu kan menandatangi NDA, gak boleh, kekutan itu gak boleh dibocorin," pungkas Nicke.