Liputan6.com, Jakarta PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) penggarap sistem bayar tol tanpa kartu atau Multi Lane Free Flow (MLFF) akan merumahkan 20 orang pekerjanya. Aksi PHK bagian restrukturisasi yang dilakukan manajemen baru PT RITS untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan fase operasional proyek MLFF di Indonesia.
"Kami saat ini sedang melakukan penataan kembali manajemen sekaligus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat sejumlah posisi dengan sumber daya manusia profesional andal dengan kemampuan dan kompetensi tinggi agar mampu mendukung dan menyukseskan fase operasional proyek MLFF ini," ungkap Direktur Utama PT RITS, Attila Keszeg di Kedutaan Besar Hungaria, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/7)
Attila mengungkapkan, aksi PHK ini telah dikoordinasikan dengan stakeholders terkait. Dalam hal ini Kementerian PUPR dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Advertisement
"Tentu saja langkah ini kami lakukan dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini kementerian PUPR dan BPJT," tuturnya.
Meski begitu, PT RITS akan mengundang talenta-talenta lokal dengan dengan berbagai keahlian untuk bergabung dan mengisi sejumlah posisi strategis. Pihaknya akan merekrut sebanyak 70 hingga 80 orang pekerja dalam 6 bulan ke depan seiring rencana pelaksanaan uji coba sistem pembayaran tol tanpa setop.
"Kami, Roatex Indonesia mengundang Anda, calon karyawan terbaik bangsa, untuk menjadi bagian dari sejarah jalan tol dan transportasi Indonesia," ujarnya.
Attila Keszeg mencatat, saat ini komposisi pekerja PT RITS mencapai karyawan 51 orang. Rinciannya 2 orang asal Hungaria dan 49 orang asal Indonesia.
Penggunaan Dana
Terkait progres proyek MLFF, PT RITS telah menggunakan sekitar 30 persen dari dana yang dialokasikan untuk kesiapan uji coba sistem pembayaran tol tanpa setop. Nilai ini asetara Rp1,3 triliun, untuk mempersiapkan MLFF dari berbagai aspek.
"Kami telah menggunakan 30 persen atau lebih dari dana tersebut untuk mengembangkan perangkat lunak, sistem untuk gerbang tol, pusat data, ruang kontrol, kendaraan, dan lainnya," bebernya
Progres proyek MLFF juga dapat dilihat dari kesiapan pusat kontrol di mana keakuratan sistem MLFF telah mencapai 95 persen dan akan terus ditingkatkan sesuai batasan yang ditetapkan oleh BPJT. Hingga saat ini dua gerbang tol telah dipasang, yaitu Gerbang Tol 128 di Cimanggis dan Gerbang Tol 208 di Pondok Melati, dengan target pemasangan 400 gerbang tol di seluruh Indonesia.
Sistem Bayar Tol Tanpa Setop Dilakukan Tahun Ini
PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) bersiap melakukan uji sistem pembayaran tol nir sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di tahun ini. Sebelumnya, uji coba sistem pembayaran tol tanpa kartu tersebut urung dilakukan pada 1 Juni 2023 lalu.
Direktur Utama PT RITS, Attila Keszeg menjamin bahwa penerapan sistem bayar tol tanpa kartu tersebut tidak menyebabkan kenaikan tarif tol per kilometernya. Sehingga, pengguna tol akan tetap dikenakan tarif tol yang berlaku saat ini.
"Dalam benak saya penerapan MLFF ini tidak akan berdampak pada kenaikan tarif tol," ujarnya kepada awak media di Kedutaan Besar Hungaria, Kuningan, Jakarta, Senin (10/7).
Meski begitu, Attila menyerahkan soal tarif ini ke pemerintah. Dia menilai, keputusan penetapan tarif sepenuhnya berada di ranah Pemerintah Indonesia.
"Untuk penentuan tarif bukan wewenang kami. Kami hanya penyedia sistem, kami hanya menyediakan teknologinya," tegasnya.
Advertisement
Hungaria Habiskan Rp 1 Triliun di Proyek Bayar Tol Tanpa Kartu MLFF Indonesia
Sebelumnya, Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg menyatakan komitmennya terhadap proyek bayar tol tanpa kartu atau multilane free flow (MLFF) di Indonesia.
Attila menyebut, proyek senilai USD 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun itu telah menghabiskan sekitar Rp 1 triliun lebih yang berasal dari alokasi anggaran Pemerintah Hungaria.
"Kita telah mengeluarkan sekitar Rp 1 triliun lebih, sekitar USD 100 juta," ujar Attila dalam sesi bincang di Kedubes Hungaria di Jakarta, Senin (10/7/2023). Oleh karenanya, ia mengaku kerap ditanyakan oleh Pemerintah Hungaria terkait alokasi dana tersebut.
"Tapi kita punya rencana panjang yang harus dikeluarkan. Jangan lupa, kita turut mengeluarkan anggaran Pemerintah Hungaria. Bukan cuman orang Indonesia yang bertanya soal itu, Pemerintah Hungaria juga," ungkapnya.
Namun begitu, Attila mengatakan, penerapan uji coba pembayaran tol nirsentuh ini masih menunggu keputusan dari pemangku kepentingan, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Padahal, ia menegaskan, seluruh sistem yang dimiliki RITS sudah siap untuk meluncur uji coba.
"Saya ingin menekankan bahwa uji coba ini berarti sistemnya sudah siap sepenuhnya, bisa dioperasikan sepenuhnya. Oleh karenanya kita mengklaim bahwa kita sudah sangat dekat dengan uji coba, kita siap. Tapi ini hanya untuk bagian kecil di Indonesia (salah satu ruas tol untuk uji coba), bukan semuanya," tuturnya.
RITS Bongkar Alasan Sebenarnya Uji Coba Tol Tanpa Kartu Tertunda
Uji coba sistem gebang tol tanpa sentuh atau multilane free flow (MLFF) batal digelar di Tol Bali Mandara pada 1 Juni 2023 lalu. Hingga kini, belum ada kepastian kapan penerapan bayar tol tanpa kartu itu akan dilakukan.
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Tol System (RITS) Attila Keszeg mengakui, penerapan MLFF ini merupakan sebuah program yang rumit. Bukan hanya dari kesiapan sistem dan perangkat saja, RITS selaku bagian dari Roatex Ltd Zrt asal Hungaria ini harus berkolaborasi lintas instansi.
"Ini adalah program yang kompleks dan melibatkan banyak elemen. Kita punya banyak pekerjaan, kita butuh untuk mengembangkan software IT, seluruh gantries, dan lain-lain," jelasnya di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
"Kita juga harus mengembangkan kolaborasi dengan Korlantas selaku polisi lalu lintas, dengan operator jalan tol, hingga pemerintah khususnya BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) dan Kementerian PUPR," papar Attila.
Oleh karenanya, ia belum bisa memastikan kapan penerapan uji coba pembayaran tol tanpa henti ini bakal diterapkan. RITS juga masih menunggu arahan langsung dari Kementerian PUPR.
"Jadi banyak komponen yang saling tergantung satu sama lain. Sehingga tidak satu pun yang bisa menetapkan deadline. Kita tidak bisa menetapkan itu tanpa PUPR, juga PUPR tidak bisa menetapkan tanpa kita," paparnya.
"Sehingga, kita punya kolaborasi yang sangat dekat dan baik dengan mereka. Kita bekerjasama, dan tetap menganalisis kapan deadline terbaik untuk mengumumkannya ke publik. Kapanpun kita memiliki batas waktu terbaru, akan kita umumkan," tegas Attila.
Senada, Chief Operating Officer (COO) RITS Agung Pramono menjelaskan, kerjasama lintas instansi ini juga dibutuhkan saat sistem MLFF sudah berjalan. Khususnya untuk memastikan apakah kendaraan yang masuk jalan tol sudah membayar atau belum.
"Jadinya kita ada manual inspection. Kita bekerjasama dengan pihak khusus karena stakeholder yang menyangkut ini banyak, termasuk PUPR dan Kepolisian. Dengan Kepolisian kita mencoba memberikan data-data yang lebih akurat, ada alamat, nomor telepon. Jadi lebih lengkap data-datanya," jelasnya.
Advertisement