Produksi Beras Melambat Akibat El Nino, Persediaan Pangan Disebut Masih Aman

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi meminta masyaraka tidak terlalu mengkhawatirkan produksi beras yang melambat akibat El Nino. Pihaknya menuturkan berupaya antisipasi El Nino.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Sep 2023, 15:27 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2023, 15:25 WIB
Produksi Beras Melambat Akibat El Nino, Persediaan Pangan Disebut Masih Aman
Produksi beras Indonesia dinilai masih tetap cukup meski ada perlambatan produksi beras 1,2 juta ton akibat El Nino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Produksi beras Indonesia dinilai masih tetap cukup meski ada perlambatan produksi  beras sebanyak 1,2 juta ton pada musim kemarau panjang akibat dampak dari El Nino.

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengatakan terjadi perlambatan produksi akibat El Nino tetapi dapat teratasi. Ia menuturkan, ada perlambatan produksi sebanyak 1,2 juta ton beras. Namun, produksi beras Indonesia dinilai masih tetap cukup dengan total 30 juta ton beras per tahun. Dengan demikian, hingga kini, ketahanan pangan di Indonesia masih aman.

"Ini mudah-mudahan bisa masyarakat ketahui untuk tidak terlalu mengkhawatirkan,” ujar dia saat kegiatan panen di lahan Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tanaman (BBPOPT), Jumat,1 September 2023, dikutip dari Antara, Sabtu (2/9/2023).

Harvick menuturkan, Kementerian Pertanian terus berupaya mengantisipasi El Nino. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain gerakan percepatan tanam, penguatan alat mesin pertanian berupa pompa air dan sumur.

“Alhamdulliah, persediaan pangan kita sampai saat ini masih aman dan tentu saja mudah-mudahan ini bisa kita atasi dengan baik,” ujar dia.

Selain itu, juga ada penyediaan benih-benih yang lebih tahan dengan situasi cuaca ekstrem. Harvick mengakui, kalau saat ini benih-benih tersebut sudah disalurkan ke berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat. Hal itu diharapkan bisa menjaga produktivitas melalui gerakan percepatan tanam.

Adapun dalam kunjungannya ke Karawang, Wamentan mengikuti panen raya padi dan meninjau tanaman kedelai di lahan milik BBPOPT di Kecamatan Jatisari, Karawang.

Kegiatan tersebut menjadi rangkaian kerja pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan di tengah cuaca ekstrem El Nino yang akan berlangsung lama.

Di sisi lain, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap sektor pertanian di daerahnya. Ia mengatakan, kondisi air di Karawang selalu tersedia mengingatkan salurkan dan irigasinya berjalan dengan baik.

“Jadi tidak ada potensi kurang air, paling hanya sedimentasi, kemudian pompa dan irigasi sedang kami maksimalkan. Selain itu percepatan tanam juga kami upayakan untuk antisipasi El Nino,” tutur dia.

Harga Beras Mengganas, BPS Ungkap Penyebabnya!

BPS Catat Kenaikan Harga Beras Sumbang Inflasi
Dengan kenaikan harga tersebut, beras memberi andil sekitar 0,02 persen terhadap inflasi IHK April 2023 yang sebesar 0,33 persen secara bulanan atau 4,33 persen secara tahunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pedagang pasar mengeluh harga beras melonjak. harga beras medium secara nasional di kisaran Rp 12.300 - 12 400 per kg, sedangkan harga beras premium dikisaran Rp 14.000 - Rp 14.200 per kg.  Ini merupakan kondisi terburuk dan menjadi rekor kenaikan harga beras.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengungkapkan, penyebab melonjaknya harga beras dikarenakan naikknya harga gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP).

"Kenaikan beras memang sudah terdeteksi di tingkat produsennya yaitu adanya kenaikan harga gabah baik GKP maupun GKG. Di antaranya fenomena yang diperoleh adalah adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani maupun penggilingan," kata Pudji kata Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Menurutnya, saat ini produksi beras memang cenderung turun lantaran sudah melewati masa panen pda Juli lalu. Berdasarkan data BPS, tercatat luas panen pada Agustus 2023 mengalami penurunan sebesar 1,55 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Produksi padi diprediksi juga turun 4,01 persen," katanya.

 

 

 

Harga Grosir Juga Naik

BPS Catat Kenaikan Harga Beras Sumbang Inflasi
Selain itu, bila dibandingkan dengan April 2022, harga beras eceran terpantau naik 11,34 persen secara tahunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun BPS mencatat pada Agusus 2023, harga beras eceran mengalami kenaikan 1,43 persen secara month to month (mtm) atau 13,76 persen secara year on year (yoy).

Harga Grosir Juga Naik

Di sisi lain, kata Pudji, ternyata kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di tingkat eceran, tetapi juga terjadi di level grosir maupun penggilingan.

 "Harga beras grosir pada Agustus 2023 meningkat sebesar 1,02 persen secara mtm dan 16,24 secara yoy," ujarnya.

Lebih lanjut, BPS mencatat kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan sebesar 2,59 persen secara bulanan dan meningkat sebesar 20,27 persen secara tahunan (yoy).

Selain itu, harga gabah di tingkat petani turut mengalami peningkatan pada Agustus 2023. Harga gabah kering panen (GKP) naik 3,62 persen secara bulanan dan naik 19,88 persen secara tahunan.

Kemudian, Harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebesar 5,82 persen secara bulanan dan naik 23,03 persen secara tahunan.

Sebagai informasi, berikut harga beras dilansir dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Jumat (1/9/2023):

  • Beras kualitas bawah I Rp 12.700 per kg
  • Beras kualitas bawah II Rp 12.350 per kg
  • Beras kualitas Medium I Rp 13.900 per kg
  • Beras kualitas Medium II Rp 13.650 per kg
  • Beras kualitas super I Rp 15.150 per kg
  • Beras kualitas super II Rp 14.600 per kg. 
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya