Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan ke Pasar Johar, Karawang, Jawa Barat, Kamis, (14/9/2023). Kunjungan ini dalam rangka untuk memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok aman.
Dalam kunjungan ini, Zulkifli Hasan mendampingi Jokowi mengecek langsung harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, cabai, hingga bawang merah. Berdasarkan hasil pantauan, harga bahan pokok di Karawang tergolong stabil. Bahkan, harga beberapa bahan pangan juga mengalami penurunan.
Baca Juga
“Harga-harga alhamdulillah turun, telur di bawah Rp 30 ribu (per kg), cabai Rp 20 ribu (per kg), bawang di bawah Rp 30 ribu (per kg). Semua harga turun, bagus di Karawang,” ujar Mendag dalam kunjungan di Pasar Johar, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Terkait persedian bahan pokok, Zulkifli Hasan mengatakan ketersediaan barang melimpah. Menurutnya, rantai pasok yang lancar akan berdampak terhadap stabilitas harga bahan pokok.
“Supply melimpah. Stok lebih, makanya harga turun,” ucapnya.
Di samping mengecek harga bahan pokok, Zulhas juga turut mendampingi Jokowi membagikan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kepada masyarakat di sekitar Pasar Johar.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, penyaluran bantuan beras ini akan dilakukan pada September-November 2023.
Pemerintah Sebar Bansos, Harga Beras Target Turun ke Rp 11.000 per Kg
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Total alokasi yang digelontorkan sekitar 640 ribu ton beras, yang akan diterima secara bertahap selama tiga bulan sejak September-November 2023.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi berharap program bansos beras tersebut bisa turut menurunkan harga beras yang terus mencetak rekor kenaikan.
"Ini kan baru dimulai (program bansos beras), nanti kita monitor aja. (Optimis harga beras turun bulan ini?) Insya Allah, harapannya gitu ya tergantung produksi," ujar Arief di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Selain dari uluran bansos beras dan stok cadangan beras pemerintah yang dimiliki, Arief menilai harga beras juga bergantung terhadap produksi gabah kering petani (GKP).
"Kita tergantung produksi. Kalau produksi GKP-nya ada dan banyak, harga otomatis turun. Karena sekarang semester kedua cuma 30 persen, ini waktunya kita gelontorkan stok," kata Arief.
Advertisement
Jangan sampai Petani dan Pedagangan Rugi
Senada, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menggantungkan harapan terhadap produksi beras petani agar harga beras bisa ikut turun. Pasalnya, penurunan harga beras tidak bisa serta merta dilakukan dengan membuat petani dan pedagang merugi.
"Ya kita lihat prosesnya dong, tidak bisa hari ini terus turun kan. Karena pedagang sekarang yang belinya mahal tidak mungkin dia jual murah. Kan rugi dia," ucap Buwas, sapaan akrabnya.
Namun, ia berharap adanya peluncuran program bansos beras ini bisa membuat harga beras di pasaran tidak terus meroket. Setidaknya mengikuti harga beras operasi pasar atau Stabilisasi Harga Pasokan (SPHP) di kisaran Rp 10.900 per kg.
"Kalau saya itu harganya di Bulog Rp 10.900 (per kg). Berarti kita berharap paling mahal Rp 11.000 (per kg) untuk beras medium," pungkas Buwas.