Viral Beras Impor China Beracun dan Mengandung Plastik, Dirut Bulog Geram

Dalam beberapa hari terakhir tersebar kabar bahwa beras Bulog jelek dan tidak layak makan. Bahkan ada juga informasi yang menyebutkan bahwa beras Bulog yang diimpor dari China beracun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 18:00 WIB
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso dalam proses pembongkaran kapal beras impor yang baru sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada kamis (12/10/2023). (Ayu/Merdeka.com)
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso dalam proses pembongkaran kapal beras impor yang baru sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada kamis (12/10/2023). (Ayu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir tersebar kabar bahwa beras Bulog jelek dan tidak layak makan. Bahkan ada juga informasi yang menyebutkan bahwa beras Bulog yang diimpor dari China beracun.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) pun meluruskan kabar tersebut. Sejauh ini bulog belum melakukan impor beras dari China. 

"Saya baru ngomong beras dari China saja sudah ada yang mem-blow up beras dari China beracun. Ini kenapa ada yang berpikir negatif tentang pangan padahal ini berbahaya. Beras dari china itu belum saya datangkan, mana mungkin ada berita yang mengatakan beras china beracun," kata dia, Kamis (12/10/2023).

 

"Kasian saudara-saudara kita yang tidak mampu yang membutuhkan beras hari ini gara-gara berita itu jadi semua gelisah yang di yang disudutkan Bulog seolah-olah Bulog ini menyalurkannya semaunya beras kualitas rendah tidak ada keamanan yang dijamin untuk masyarakat," sambungnya.

Tak hanya itu, beredar juga informasi bahwa ada beras plastik dari China. Ia membandingkan beras sama plastik lebih mahal plastik, dan itu merupakan hal yang tidak masuk akal.

"Ini upaya upaya kelompok-kelompok tertentu yg mau diskreditkan pemrintah melalui pangan. Ini ingin menciprakan keresahan pada masyarakat kita. Khususnya masyarkat yang sekarang sedang mendapatkan program bantuan pangan beras dari pemerintah atau presiden," tegasnya.

Ia menegaskan bahwa ini merupakan pelanggatan hukum dan kejahatan. Ia meminta kepada Satuan Tugas (satgas) dan kepolisian, jangan hanya minta maaf lalu selesai. Ini harus ditindaklanjuti secara hukum, kata dia.

"Harus ada tindak lanjut secara hukum. Jangan dibiarkan," Imbuhnya.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

 

Viral Emak-Emak di Binjai Temukan Beras Diduga Mengandung Plastik

BERAS PLASTIK
BERAS PLASTIK

Sebelumnya, seorang emak-emak di Binjai, Sumatera Utara mengeluh adanya dugaan beras mengandung plastik usai membeli dari Bulog di Kelurahan Berngam, Binjai pada 4 Oktober 2023. Video yang direkam emak-emak tersebut pun viral di media sosial.

Dalam video tersebut, seorang ibu membandingkan nasi hasil olahan beras yang berasal dari Bulog dengan merek SPHP dengan beras yang berasal dari kilang padi.

Hasilnya nasi dari beras Bulog setelah dibentuk seperti bola memantul ketika dilempar ke lantai. Sementara nasi dari beras kilang padi menempel di lantai.

Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai langsung menindaklanjuti dugaan temuan beras mengandung plastik tersebut. Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai, Nurherlina mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel beras bermerek SPHP dan telah dilakukan uji laboratorium di Bogor, Jawa Barat.

"Kita tunggu hasilnya," kata Nurherlina dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Kamis (12/10/2023).

 

Tidak Benar

Sementara, Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menegaskan bahwa kabar yang menyebut bahwa beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mengandung plastik adalah tidak benar.

"Sudah 27 tahun saya bekerja di Bulog, belum pernah melihat beras plastik itu seperti apa. Di Bulog tidak pernah ada beras plastik atau beras sintetis," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu dilansir dari Antara, Kamis (12/10/2023).

Arif menambahkan, beras Bulog yang ditujukan untuk Program SPHP sudah melalui serangkaian pemeriksaan sebelum disalurkan ke masyarakat. Menurut Arif, beras-beras tersebut telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan PT Sucofindo setelah didatangkan dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja.

Selain itu, beras-beras tersebut juga diperiksa di laboratorium, salah satunya milik Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Medan.

"Hasilnya semua clear, tanpa masalah," tutur Arif.

Infografis Penimbun & Bahaya Diabetes di Balik Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi
Infografis Penimbun & Bahaya Diabetes di Balik Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya