Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) akan memulai pembangunan Bendungan Karangnongko Paket 1 dalam waktu dekat. Proyek yang akan membendung aliran sungai Bengawan Solo ini memakan investasi senilai Rp 730 miliar.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan, pasca penandatanganan kontrak pada September 2023, perusahaan akan mulai pembangunan Bendungan Karangnongko dalam waktu dekat.
Baca Juga
“Kami segera memulai proses pengerjaan dan diharapkan dapat selesai tepat waktu sesuai rencana,” ujar Tjahjo dalam keterangannya, Selasa (31/10/2023).
Advertisement
Tjahjo mengatakan, bendungan di perbatasan antara Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini ditsrget rampung pada 2026 mendatang.
Jelang konstruksi perdana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno melakukan kunjungan kerja serta doa bersama di titik nol lokasi pada Kamis 19 Oktober 2023.
Tjahjo bilang, proyek senilai Rp 730 miliar ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai penampungan air di saat kondisi kemarau dengan mengandalkan panjang sungai Bengawan Solo (long storage). Dimana fungsunya untuk menyuplai air daerah irigasi seluas 6.900 Ha, sebagai penyedia air baku untuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, Blora, Tuban dan Ngawi sekitar 1.15 meter kubik per detik serta berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) 1 megawatt.
Dalam proyek ini, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan galian tanah, struktur beton pelimpah, hidromekanikal serta pembuatan jembatan bailey di atas Struktur Pelimpah (jembatan sementara yang digunakan untuk akses jalan pekerjaan timbunan Main Dam).
“Dalam proses percepatannya, proyek ini akan mengimplementasikan BIM (Building Information Modeling) dengan pendekatan kolaboratif berbasis model 3D untuk merencanakan, merancang, membangun dan mengelola konstruksi dengan cara yang lebih efisien serta memberdayakan penyerapan tenaga lokal dari warga sekitar,” bebernya.
Kapasitas Tampung
Proyek yang digarap melalui kerja sama operasi (KSO) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk (KSO Wika-HK-PP), secara teknis memiliki luas genangan 1.026,55 Ha serta kapasitas tampung efektif sebesar 59,1 Juta m3.
Lebih lanjut, dia menguraikan bendungan ini akan memberikan manfaat lainnya berupa suplai air irigasi yang akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 Ha dengan debit 2,85 meter kubik per detik dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 Ha dengan debit 7,90 meter kubik per detik.
Serta diproyeksikan dapat menyuplai air di kawasan Solo Valley Werken (jaringan irigasi dan pengendali banjir sejak zaman pemerintah Hindia Belanda yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya) seluas 62.000 Ha.
Tjahjo menyampaikan dalam pembangunan ini Hutama Karya mengedepankan mutu yang baik serta prinsip keamanan dan keselamatan selama proses pengerjaan bendungan hingga selesai.
“Kami berharap proses pembangunan bendungan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai target dan kelak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutup Tjahjo Purnomo.
Advertisement
Waskita Ikut Terlibat
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengantongi kontak baru untuk mengerjakan proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko Paket 2 senilai Rp 488 miliar. Pembangunan bendungan akan dilakukan di dua lokasi, yakni Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita berharap, bendungan ini dapat memenuhi pasokan air baku masyarakat sekitar yang berada di wilayah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Bendungan ini nantinya bermanfaat untuk air baku sebesar 1.156 liter per detik, yang diperuntukkan ke empat wilayah. Diantaranya Kabupaten Bojonegoro, Ngawi, Tuban, Jawa Timur, dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Semoga dengan adanya bendungan ini, kebutuhan air baku masyarakat sekitar dapat terpenuhi," ujarnya, Senin (9/10/2023).
Maksimal
Ermy mengungkapkan, Waskita berupaya mengerahkan segala kemampuan agar pekerjaan proyek ini berjalan lancar. Untuk itu, dalam menunjang pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar, maka pengembangan digitalisasi menjadi prioritas.
Salah satunya dengan implementasi BIM (Building Information Modeling) dalam setiap pekerjaan proyek yang Waskita kerjakan. Sebab, implementasinya dinilai bakal membuat pekerjaan menjadi sangat efisien. Sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat, hemat, dan dengan hasil kualitas yang baik.
"Selain itu, Waskita Karya juga memberdayakan pekerja lokal pada setiap proyek yang dikerjakan. Ini juga menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara tim proyek dengan masyarakat sekitar. Dengan pengalaman yang Waskita miliki, perseroan berkomitmen memberikan kontribusi maksimal dari sisi kualitas dan implementasi HSE (Health, Safety, Environment) yang tinggi," terangnya.
Advertisement