Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra mengungkap keunggulan konsep rancang bangun atau design and build dalam konstruksi. Konsep ini disebut mampu menghadirkan efisiensi hingga penghematan biaya.
Arief membandingkan konsep konstruksi konvensional dan moderen lewat rancang bangun ini. Ada tiga poin inti yang disorotnya menjadi pembeda konsep konvensional dan moderen ini.
"Pertama, desain dan inovasi. Pada metode design, build and build, penyedia jasa pengerjaan konstruksi atau kontraktor bekerja berdasarkan detail engineering design (DED). Jadi DED nya ada dulu yang disediakan oenyedia jasa. Sehingga ruang untuk berinovasi terbatas," ujarnya dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Advertisement
Sementara itu, pada metode design and build, desain masih berbentuk basic design atau rancangan awal sebagaimana tertuang dalam dokumen ketentuan pengguna jasa. Dokumen ketentuan pengguna jasa ini perlu disiapkan secara matang dengan lingkup dan kriteria yang jelas.
Menurutnya, penyedia diberi kesempatan untuk berinovasi dalam desain dan konstruksi sesuai dokumen ketentuan pengguna jasa untuk mencapai output yang tertuang didalam kontrak.
"Selain itu dengan dilakukan oleh satu penyedia potensi clash antara desain dan konstruksi di lapangan dapat diminimalisir," jelasnya.
Penjaminan Mutu
Kedua, penjaminan mutu. Pada design build and build, quality control dilakukan melalui konsultan supervisi. Sedangkan dalam metode design and build penjaminan mutu atau quality assurance dilakukan oleh konsultan manajemen konstruksi atau MK.
Â
Pengadaan
Ketiga, pada masa pengadaan. Penyelenggaraan jasa konstruksi dengan delivery system design build and build dapat membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan delivery system design and build.
Hal ini disebabkan pada metode desain build and build pengadaan dilakukan pada 2 tahap; pertama, pengadaan untuk penyedia desain. Setelahnya, dilakukan pengadaan untuk penyedia jasa konstruksi.
"Walaupun pada pada metode desain buiild tender dilakukan untuk satu penyedia, yang bertanggung jawab pada desain dan konstruksi, perlu dipertimbangkan adanya alokasi yang cukup bagi oenyedia jasa tender untuk menyiapkan dokumen penawaran," bebernya.
"Jadi tidak semuanya design build ini grasa-grusu gitu, tetap harus disediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan dokumen penawarannya sehingga lebih akurat," pungkas Arief.
Â
Advertisement
Kurangi Konflik Desainer dan Kontraktor
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra mengungkap keunggulan konsep rancang bangun atau design and build dalam pengerjaan konstruksi. Utamanya adalah menghindari konflik.
Konflik yang dimaksud oleh Arief merujuk pada perbedaan kuasa tanggung jawab baik untuk desain bangunan dan pelaksanaan konstruksi. Pasalnya, desainer dan kontraktor merupakan dua entitas yang berbeda.
"Ini tujuannya menghindari konflik antara tim desain dan konstruksi, jangan sampai design and build ini dilaksanakan nanti menemukan ternyata banyak konflik gitu ya antara desainer dan konstruksi," terangnya dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
"Jadi maknanya ini kita pegang bersama ya, mengurangi konflik," tegas dia.
Dia menjelaskan, pendekatan konsep design and build memiliki keuntungan untuk menghadirkan efisiensi pelaksanaan proyek. Pada saat yang sama juga diharapkan mampu menekan biaya.
"Pendekatan ini memungkinkan pemilik proyek untuk bekerja dengan satu entitas tunggal yang bertanggung jawab untuk desain dan konstruksi dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya, serta mengurangi konflik antar tim desain dan konstruksi," bebernya.
Proyek yang Gunakan Konsep Design and Build
Selanjutnya, Arief memaparkan contoh proyek garapan Kementerian PUPR yang menggunakan konsep ini. Menurutnya hingga saat ini sudah semakin banyak pihak, termasuk swasta, yang menggunakan konsep moderen ini.
"Di Kementerian PUPR antara lain digunakan dalam pembangunan infrastruktur pendukung Asian Games 2018, proyek infrastruktur pendukung G20 dna pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara," paparnya.
"Seperti yang kita ketahui bersama, dalam design and build tanggung jawab perancangan dan pelaksanaan konstruksi berada pada satu oenyedia. Hal ini lah yang kemudian membedakannya dengan metode design, build and build atau kita sebut metode konvensional," sambung Arief.